Sembilan - 아홉

225 15 0
                                    

Jeno masuk ke lobi hotel Axis, dan Lim melihat kedatangan salah satu bosnya. "Selamat datang, tuan. Ada yang bisa saya bantu?"

"Apa kakekku masih menginap disini?" tanyanya dingin.

"Iya tuan. Tuan Mark sudah memberi tugas agar saya selalu mengawasi dan melayani mereka."

"Bagus, kerjakan tugasmu. Apa mereka ada di kamar?"

"Tidak tuan, sepertinya kakek dan tuan Taeyong tadi saya lihat keluar hotel. Barusan mereka pergi, kurang lebih 10 menit yang lalu."

"Tolong berikan card room. Aku ingin meletakkan hadiah buat mereka." Jeno memperlihatkan sebuah bingkisan kue.

"Baik tuan, tunggu sebentar akan saya ambilkan." Dengan segera Lim mengambil card room agar Jeno bisa masuk kedalam suite room no.1. "Ini tuan card roomnya."

"Terima kasih," jawab Jeno dengan tersenyum kecil dan berjalan kearah lift. Kemudian Jeno berada didepan pintu suite room no.1 dan membukanya.

Tercium aroma parfum yang sangat ia rindukan selama ini, aroma parfum yang biasa di pakai oleh bubunya, tidak pernah berubah.

Jeno berjalan pelan-pelan sambil melihat sekelilingnya. Dia bisa langsung menebak kamar tidur bubunya, karena sejak dulu kamar tidur ini yang biasa digunakan oleh daddy dan bubu jika menginap di hotel ini.

Terlihat ada 2 bingkai foto, foto mereka berempat saat masih kecil dan foto Beomgyu dan Sungchan saat kecil sampai dewasa.

Bagaimana bisa bubunya mendapatkan foto ini? bingung Jeno. Siapa yang mengirim foto-foto semua ini. Jadi bubu sudah mengetahui semua kabar anaknya selama hampir 18 tahun ini tapi tanpa menemuinya.

Tetiba Jeno teringat foto Beomgyu dan Sungchan kecil saat itu yang foto adalah bibi Yuna. Memang sejak bayi bibi Yuna yang merawat si kembar sampai dewasa. Apakah diam-diam bibi Yuna memberikan kabar mengenai kami ke bubu?

Jeno melentangkan tubuhnya diatas kasur bubu, aromanya yang sangat ia rindukan. "Bubu, Jeno kangen bubu," ucapnya pelan. "Apakah bubu tidak kangen pada Jeno?, kenapa bubu tidak pernah datang kerumah?"

🌸🌸🌸🌸🌸

Taeyong dan Jaejoong datang ke rumah Jung. Semua tidak berubah, tetap sama suasana dan penampilan ruangannya. Bibi Yuna membukakan pintu utama lalu terlihat gembira melihat kedatangan Taeyong.

Sebelumya Taeyong memang sudah menghubungi Yuna kalau dirinya akan datang ke rumah Jung. Selama rumah itu sepi, dia bisa bebas berkeliling.

"Selamat datang bubu Taeyong." Bibi Yuna langsung memeluk erat anak asuhnya. "Bagaimana kesehatanmu?"

"Untuk sementara ini sehat bi. Bibi keliatan juga sehat."

"Puji syukur masih dikasih kesehatan. Ayo masuk bubu Taeyong dan tuan Jaejoong."

"Jam berapa anak-anak akan pulang dari sekolah, bi?" tanya hati-hati.

Bibi Yuna terdiam sejenak dan ragu menjawabnya. Sedangkan Jaejoong teringat perkataan Mark bahwa Beomgyu dan Sungchan sedang sakit.

"Yuna, tolong katakan yang sebenarnya apa benar Beomgyu dan Sungchan sakit?, aku ingat Mark memberitahu kalau si kembar sakit.

Taeyong terkejut mendengarnya, dia tidak tahu kalo ayahnya mengetahui anaknya sakit. "Father, apa yang father katakan?"

Bibi Yuna mengangguk kepalanya. "Iya tuan, Beomgyu dan Sungchan memang sakit dan sedang di rawat di rumah sakit. Sudah beberapa hari mereka dirawat disana."

"Sakit apa, bi?" tanya Taeyong gemetar. "Kenapa bibi tidak segera memberitahuku?"

"Maafkan saya, saya tidak mau nanti jantung anda kembali kambuh, karena masih proses pemulihan. Tapi semuanya sudah di urus oleh tuan Mark dan tuan Jeno. Mereka benar-benar menjaga adiknya dengan penuh kasih sayang sesuai yang anda buat surat wasiat itu."

My Lovely Soulmate (Jung Family ft. Beomgyu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang