aku cuma tanya

652 61 9
                                    

...............
Setelah kejadian di parkiran besmen, kini Erika sudah sibuk meluhat berkas di ruangannya.

Ayyara yang sedang sibuk memikirkan bagaimana caranya agar Erika bisa pulang, karna Kayla harus pergi dan Calista tidak ada yang menemani.

Mau tak mau Ayyara harus masuk ke dalam ruangan Erika.
Ia bergegas dengan keringat dingin takut bagaimana dengan reaksi Erika setelah kejadian tadi.

Tok,tok.
"Masuk!" Erika menyahuti
"Sore bbu" Ayyara membuka pintu
Erika hanya melihat sekilas siapa yang masuk dan kembali beralih ke berkasnya.
"Ada apa?" Ucap Erika, tanpa melihat Ayyara.

Ayyara kebinggungan bagaimana caranya mengatakannya.

"Bu, tadi bu Kayla menelpon saya" gagap Ayyara.
Erika melihat Ayyara, "kenapa si Kayla telpon kamu" sembari membuka ponsel dan menelpon Kayla.
"Kalian berdua boleh kembali ke tempat masing-masing".

Tak lama Erika keluar dari ruangannya.
"Vanya, saya langsung pulang yah. Untuk schedulle yang tadi kamu buat share ke saya. Biar saya rechek nanti".

Saat Erika melangkah ia sempatkan melihat ke arah Ayyara beberapa detik, rupanya Ayyara juga melihat Erika.
Mereka saling menatap.

"Si bu'Er kenapa ngeliatin lo terus? Punya kerjaan belum selesai Ra?" Tanya Tini dengan pelan
Ayyara hanya mengelengkan kepalanya.

Saat Erika membuka pintu keluar ia berpapasan dengan Adam yang memasuki ruang Divisi. Erika melihat Adam dengan sinis lalu beralih ke belakang di mana Adam mendekati meja Ayyara.

"Hi! Ara, kamu abis pulang kerja sibuk gak?" Adam.
"Mau yah temenin aku pas pulang kerja nanti, aku mau minta rekomendasi kamu, buat kado ibu aku" lanjutnya.
"Bisa bangett! Yakan Raa?" Jawab Tini.
Ayyara belum sempat menjawab tapi malah di iyakan oleh Tini

Alhasil Ayyara mau tak mau mengiyakan ajakan Adam, padahal ia sebetulnya tidak ingin.

Ternyata Erika mendengar ajakan Adam terhadap Ayyara. Erika berpura-pura menelpon di dekat pintu saat berpapasan dengan Adam.

..

Setelah sampai di apartemen, Erika menemani Calista yang sedang asik makan, yup. Calista sudah bisa makan sendiri walau tidak rapih setidaknya Erika bisa tetap menghandle kerjaannya.

"Duh, tuh anak udah selesai lagi makannya. Ayyara lama banget sampaunya, jangan-jangan dia beneran pergi sama si Adam-Adam itu lagi!"
Kesalnya Erika

Tittt.. tittt.. ceklek

"Yaampuuunn Calistaaaa.." Ayyara yang baru saja sampe terkejut dengan Calista yang sudah berlumur makanannya, dari wajah, badan hingga rambutnya terkena makanan.

Sedang Calista hanya bisa nyingir dan berlarian menuju Ayyara.
Tak lama, Erika keluar dari pintu kamarnya ia terkejut dengan Calista yang berantakkan dan tatapan sinis dari Ayyara.

"Kenapa kamu tatap aku gitu?!" Erika tak kalah sinis nya.
Ayyara langsung memalingkan wajahnya, percuma saja marah dengan Erika. Yang ada malah dia akan marah balik ke Ayyara.

"Kenapa diem aja? Lagi sariawan?!" Ketus Erika menduduki meja makan dengan laptopnya.
"Dari mana aja? Jam segini baru pulang?"
"Enak banget yah, bisa main-main dulu. Sedangkan aku di suruh cepet-cepet pulang" Erika masih dengan nada menyindirnya.

Entah kenapa Erika sangat banyak bicara saat ini, Ayyara sedikit heran dengan sikap Erika.

"Apa sekarang sudah punya pacar, jadi pulang se-enaknya?" Sarkas Erika

"Kak Eca kenapa?" Jawab datar Ayyara.
Dia sambil membersihkan Calista.

"Yaaa aku cuma tanya, tinggal jawab kan bisa" tak kalah ketusnya Erika.

"Aku tadi ada kerjaan yang harus di selesaikan, karna nangung jadi aku kerjaiin di kantor" Ayyara

"Oooohh.. kiraiin beli baju buat ibunya si Adam-Adam ituuu" entah kenapa keluar begitu saja kalimat Erika.

"Lohh, kok jadi bawa-bawa ibunya Adam sih kak?" Ayyara tak terima dirinya di tuduh.
"Aku mau mandiin Calista dulu deh"
Bergegas pergi ke kamar mandi.

Erika ternyata masih jengkel dengan jawaban ketus Ayyara tadi.
Setiap kali berjalan Erika selalu memasang wajah sinis, dan segala sesuatu dengan kasar, menutup pintu kulkas,lemari menaruh gelas, piring dan lainnya.

Ayyara yang sadar akan hal itu merasa tersindir akibat kelakuan Erika.

"Kak, ada yang mau di omongin sama aku?" Tanya Ayyara sebab Erika hanya mondar-mandir di depan Ayyara yang sedang melipat baju.

Tak ada jawaban dari Erika. Namun suara dering ponsel Ayyara terdengar.
"Papa kak Eca video call" panik Ayyara, tanpa sengaja langsung menggankat panggilan video call nya

"Halo, pah?!" Ayyara dengan wajah panik.
Papa : "Haloooo mantu papa yang paling cantik. Gimana kabarmu nak?"
Ayyara : "baik dong pah, gimana keadaan di sana pah?"
Papa : "seperti biasa, but ok lah. Si Eca mana? Belum pulang dia? Papa telponin enggak di angkat-angkat"

Erika dengan cepat duduk disamping Ayyara sangat dekat dan bersentuhan.
Erika : "aku di sini, tadi abis dari toilet. ada apa pah?"
Papa : " papa ada rencana mau pulang sebentar, kamu kosongkan jadwal yah. Lusa ada rekan kerja papa anaknya menika. Jadi papa mau tidak mau harus datang"
Erika : "oke, kabarin aku kalau papa sudah sampai. And, aku engga mau yah ikut-ikut ke acara itu" ketus Erika
Papa : "please lah Ca, dia teman baik papa dan rekan bisnis yang harus kamu kenal, oh okee bye papa ada pasien dulu"

Tuutt..
Panggilan terputus.
Kedua manusia yang sedang duduk dengan tanpa jarak terlihat sangat canggung.

"Aku mau tidur duluan ya kaak.." tanpa basa-basi Erika menarik Ayyara yang hendak berdiri.
"Kamu pacaran sama si Adam-Adam itu?"
Tanpa melihat Ayyara.
"Kenapa tiba-tiba tanya itu kak?" Ayyara duduk.
"Tinggal jawab aja susah banget sih" Erika melipat tanggannya.
"Kalau iya kenapa?" Ayyara memicingkan matanya.
"Yaaaa gapapa, aku cuma tanya"
hendak bangkit dari sofa, dengan cepat Ayyara menarik Erika hingga terduduk kembali.

Erika terkejut dengan tindakkan Ayyara, kali Ayyara semakin dekatt sangat dekat
"Kak Eca cemburu?"
"Engga! Buat apa!" Melengoskan pandangan dari wajah Ayyara.

Ayyara memegang dagu Erika agar melihat dirinya.
Ayyara dengan cepat menyambar bibir Erika dengan sangat cepat dan langsung melumatnya

Erika terkejut, ia ingin mendorong tubuh Ayyara namun, Ayyara lebih dulu mendorong tubuh Erika hingga tertidur di sofa.

Ayyara menyerang Erika dengan sangat cepat, dan Erika menikmati hingga ia terbawa suasana.
Erikapun menyeimbangi kecupan Ayyara yang terlalu mendominasi kali ini.
.
.
.
.
.
.
.

Lanjut??

gadis kecil milikkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang