Pembagian Tim

1.2K 87 3
                                    

Pagi harinya Erika sudah tiba dikantornya, namun dia tidak segera memasuki ruangannya. Ia memilih duduk menunggu kopi pesanannya. Ia menarik nafas Panjang pasalnya semalaman Calista menangis. Entahlah kenapa alasanan anak kecil itu menangis dari malam hingga menjelang pagi.

Akibatnya Erika terjaga hingga menjelang pagi, ia butuh kopi. Pasalnya ia akan meeting internal mengenai new project hari ini.

Ayyara sudah memberikan informasi terkait ketidak hadirannya hari ini ke Tim personalia. Tadi pagi sekali ia menghubungi Agnes saat dirinya sedang bersiap-siap berangkat kerja.

.

“pagi bu’Er.”

“selamat pagi bu..”

Sapa satpam dan juga resepsionis kantor. Yang hanya di anggukkan kepala saja oleh Erika. Ia Erika sangat mengantuk hari ini.

“nanti jambrapa meetingnya van”Erika sudah berdiri di kerumunan Tim produksi. Mereka sedang bergosip

“eHH bu Erika, satu jam lagi bu di ruang meeting 2” jawab Vanya dengan kagetnya, dan beberapa orang tadi langsung kembali ke mejany amasing-masing.

“kalau gitu kita majuiin setengah jam yah meetingnya, tadi saya lihat sepertinya kalian pada antusias banget bincang-bincang nya.. sayang energinya kalau hanya untuk bergosip di pagi hari”sindirnya dan langsung menyesap kopi menuju ruang kerjanya.

Semua orang yang tadi berkumpul saling melirik satu sama lain.

“yakin bu’rik udah merrid? Gue sih belum yakin yah masih ketus soalnya engga ada senyum-senyumnya padahal abis dari hotel sama suaminya” Dela berbisik ke Tini.

“ehtapi, gue percaya deh kalo dia udah merrid. Inget pas gue liat cincin kawin kan? Dan kayanya buBoss kecapean deh, mukanya kaya Lelah banget.. jangan-jangan abis indehoy hahahah”Tini dengan tawanya yang cukup keras. “aaww.” teriak Tini karna sebuah botol minum plastic melayang di kepala nya. Siapa yang meleparnya tentu saja Ikki yang sangat mengidolakan Erika.

“Sakit ye ki, lu maen lempar-lempar aja!”protes Tini

“Berisikk lu, kerja yang bener 10 menit lagi meeting!”dengus kesal Ikki

“Bacott lu! Eh Del, Ara engga masuk?! Apa telat tuh bocah? Gue chat deh” cicit pelannya Tini.

Ruang meeting sudah terisi oleh Tim produksi dan beberapa tim dari editor dan Termasuk Siska juga sudah hadir. Mereka tinggal menunggu Erika saja saat ini.

“si trouble maker mana?” cicit siska mencari Ayyara, ia masih kesal dengan kelakuan Ayyara perkara lupa menginput revisi yang membuat siska dan timnya lembur beberapa hari. Tak lama dari sindiran Siska, Erika telah memasuki ruang meeting untuk membahas project-project yang akan datang.

“pagi semua, thank you sudah hadir di meeting ini. Dan sorry banget meeting saya awalkan, karna ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan terkait new project ini. Pertama, kita akhirnya memenagkan tender dari perusahaan besar, nesfast akhirnya memilih kita untuk membuat iklan ke 4 brand top mereka. Kedua, saya akan membuat tim dalam project ini, karna deadline dari pihak nesfast yang meminta dalam kurun waktu 2 bulan. Dan ketiga, project ini akan di awasi oleh tim NesFast yang akan hadir di kedua tim dari kita. Dan kita akan pecah 2 tim yah. Untuk memutuskan anggota tim, saya harap berkerja secara maksimal karna ini akan menjadi penggalaman yang luar biasa ke manca negara” Jelas Erika.

“kalau ada pertanyaan boleh silakan bertanya” lanjut Erika.

“bu? Untuk pemecahan Tim siapa yang akan menentukan bu?”ucap Dela.

“ada susul dari yang lainnya? Cara memecah Tim?” Erika sedikit menguap lalu meminum kembali kopi nya.

“system acak oke juga bu, jadi tidak ada saling circle-circle lan mungkin yah bu?”Adam melanjutkan.

“Bu’Er apa akan masuk ke Tim juga bu?” Ikki melanjutkan.

“hm? Oh sorry saya sedikit mengantuk. Kenapa tadi? Saya akan masuk Tim mana? Ini bukan perlombaan yah ki, kalau kalian butuh saya hadir atau butuh brainstroam kalian bisa calling saya.”Erika menyegarkan wajahnya.

“kayanya bos kita ini sangat kelelahan banget yuah, lembur di kantor atau kerja lembur di rumah bu bos?” ucap sindiran siska yang di tatapi oleh semua orang yang ada di ruangan.

“hah? Maksudnya?! Tolong profesionalnya yah. Ini ruang lingkup kerja” jawab Erika Ketus.

“hahaha.. professional.. baiklah bu Bos yang si paling professional” siska langsung keluar ruang meeting, karna memang sudah selasai meeting dengan Erika. Kini mereka akan meeting sesuai tim masing-masing untuk memecah 2 tim tersebut.

Setelahnya Erika kembali keruang kerja dengan menenteng 2 cups kopi.

.

.

Pertemuan di adakan kembali, namun tanpa kehadiran Erika. Karna untuk membahas pembagian tim.

Ayyara, Tini, Adam, Maudy dan siska mereka dalam tim 2.

Siska terlihat sangat tidak suka dengan tim nya. Pasalnya ada Ayyara di sana. Tapi ini tim didapatkan dengan sistem kocok arisan.

.

.

Diruangan Erika, terlihat ia sedang meyenderkan kepala  di kursi dengan menonpanglan lengannya. Ia sangat teramat lelah. Ia terpecam sebentar hingga dering ponselnya menggangu aktifitas ketiduran yang di sengaja itu

Drrt.. drttt

Erika : "ya, halo?"

Ayyara : "kak?.. aku dapet beberapa kandidiat baby siter untuk  Calista.." ragunya Ayyara.

Erika : "yaaa terus?.." binggung Erika

Ayyara :"pihak penyalur menuruh kesana kak, untuk melihat kandidat tersebut".

Erika : "ya datengin saja.. apa yang repotnya?. Nanti ku telpon lagi yah lagi banyak kerjaan ini"

Ttiitt
panggilan tersebut di matikan saat Ayyara akan menjawab pertanyaan Erika.

Erika kembali bertaut dengan rutinitasnya, ada banyak dokumen yang harus dia pastikan.

Di ruang lain, tim 2 sudah berkumpul untuk saling  mendekatkan diri agar lebih mudah penyesuaian tim baru mereka.

"Mmm, mba siska dan mba maudy. Saya minta nomor telponnya yah. Mau di buat grup chat" Tini memulai obrolannya.

Siska menyebutkan nomor teleponnya sedangkan Maudy menuliskan nomor telponnya di kertas.

Tim 2 Sedang mencari-cari referensi ide dan konsep iklan yang akan mereka pilih.

"Si Ayyara.. Ayyara itu kemana dia?" Tanya siska yang masih sebal dengan Ayyara akibat keteledorannya membuat Timnya lembur selama tiga hari.

"Mmmm.. izin sakit mba" jawab Tini.

"Anak baru kok udah sering banget izin. Aneh yah" curiga Siska. Yang lain hanya diam menyimak.

"Biasanya si Erika engga mentolerir hal-hal kaya gini nih  pasti langsung kena peringatan yakan dy?" Siska masih saja membahas Ayyara.

Maudy hanya diam saja tidak ingin terlibat perkara Siska dan Erika.

Yang memang sedari dulu selalu saja ada perselisihan antara mereka berdua, tapi anehnya mereka masih bekerja dalam satu perusahaan hingga saat ini.

"Gue jadi kepo sama Ayyara ini, siapa sih dia. Masih kuliah sudah bisa masuk kerja di sini. Jangan-jangan dia.." ucapan siska terhenti karna maudy

"Udahlah cukup siska, jangan buat gosip baru yang gak gelas gituu.." maudy mengebrak meja dan melayangkan tatapan tajam ke arah maudy.

.

.

.

gadis kecil milikkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang