kecupan

873 46 3
                                    

Setelah kepergian Kayla Erika nampak khawatir dengan Ayyara yang masih di dalam toilet. Mesti tida perpindah tempat dari sofa depan televisi Erika masih memandangi toilet dengan pintu tertutup.

Ceklek

Keluarnya Ayyara dari dalam toilet dengan wajah pucatnya keringgat sekujur tubuh membasahi bajunya.

"Ayyara, gimana kalau kita ke rumah sakit saja?" Erika

"Aku sudah di kasih obat sama Dr. Anna tadi di kantor kak, ini mau aku minum" mengambil obat di dalam tas.

"Tapi kenapa masih sakit?" Erika

"Kata Kak Tini aku telat makan, dan sepertinya sekarang aku masuk angin.." Ayyara

"Kenapa bisa telat makan? Bukannya aku sudah membelikan kamu makan tadi sebelum sampai kantor? Tidak kamu makan memangnya?" Nada bicara Erika berubah menjadi kesal.

"Bukannya kak Eca menyuruhku untuk memperbaiki video Pak Albert tadi pagi, aku mengerjakannya dengan bang topan kak. Aku lupa kalau aku belum makan. Aku takut kak Eca akan memecatku jadi aku ngebut kerjaiinnya" air mata Ayyara menetes namun segera ia usap agar tak terlihat.

"Pecat? Siapa yang bilang kalau kamu akan di pecat?!" Erika bersedikap tanggannya.

"Aku takut tadi lihat kak Eca yang marah tadi.. kupik.. uwek.." larinya Ayyara ke wastafel dekat pencuci piring memuntahkan segalanya namun yang keluar hanya cairan.

Erika mendekati Ayyara nemepuk pundaknya perlahan.

Tetesan keringat terjatuh, dengan sigap Erika mengelapnya dengan tisu yang berada di meja makan.

"Sudah jangan banyak bicara, tidak usah menangis seperti anak kecil saja.." masih menepuk pundak Ayyara.

"Huhu memang aku masih kecil kakk.. kak eca tadi serem banget.." menutup wajahnya menahan untuk tidak menangis.

"Masih kecil tapi sudah menikah" jawab sinis Erika lalu memegang lenggan Ayyara.

"Sudah jangan nangis, nanti makin sakit. Mau aku belikan Permen? Es krim? Atau balon?" Goda Erika ke Ayyara.

"Aku kangen ibu, biasanya ibu yang bisa sembuhin aku" Entah rindu terhadap pelukan ibunya atau Ayyara malu menampilkan wajahnya terhadap Erika. Entahlah mana yang benar..

Di lain sisi, Erika terkejut dengan pelukkan dati Ayyara yang mendadak. Erika hanya terdiam tanpa membalas pelukkannya. Karna Erika lebih tinggi daibanding Ayyara, wajah Ayyara menyentuh area dada Erika dengan isakkan tangis. Erika menarasakan aliran darahnya sangat cepat, terasa aneh sekali untuknya.

"Maafkan aku kak, seharusnya aku tidak memelukmu" melepaskan pelukkannya dan berjalan menuju kamarnya.

"Tunggu, biasanya apa yang ibumu lakukan kalau kamu seperti ini?" Menahan lengan Ayyara.

"Kalau aku sakit ibu akan membuatkanku air jahe dan.." ucapannya terhenti?

"Dann?? Apaa? Memelukmu? Seperti tadi?" Menggaruk kepala yang tidak gatal.

"Iya, tapi itu duluu sewaktu aku kecil. Dan kalau sekarang ibu akan meng'kerokkan aku kalau aku masuk angin". Bicaranya perlahan.

"Whatt? Zaman sekarang masih ada orang yang di kerokkin? Come on Ayyara... ow okeyy ajarin aku gimana caranya.. sambil aku pesan Air Jahe yah" Erika melemah menilat Ayyara yang akan memasuki kamarnya.

"Kalau kakak enggak mau jangan di paksa kak.. aku bisa bawa tidur aja besok bisa lebih segar". Benar saja Ayyara akan memasuki kamarnya.

"Aku enggak bisa enggak loh Ayyara" kesalnya membuka pintu kamar Ayyara.

gadis kecil milikkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang