Thom Jan Marinus Haye (Marinos)
Rafael William struick (Liam)
Nathan Noel Romeo tjoe Aon (Nial)
Shayne elian Jay pattynama (Shayne)
Jay Idzes (Joe)
Marselino Ferdinan (Leon)Beberapa nama ada yang aku buat berbeda ya. Atau alias. Kalian bisa ingat-ingat diatas. Terimakasih
.
.
.
.
.Aruna menatap pantulan dirinya yang berada di cermin besar kamar mandi. Menatap wajahnya yang basah karena ia baru saja membasuhnya dengan air kran.
Matanya memang menatap kaca. Tapi pikirannya melayang entah kemana. Kerja dadakan dengan sang boss baru usai sejak lima belas menit yang lalu. Aruna juga sudah pamit untuk pulang. Namun, alih-alih keluar hotel, Aruna mampir terlebih dulu di toilet pengunjung untuk sekedar membasuh wajahnya.
Sesaat kemudian, setelah merasa dirinya sudah beres dengan penampilannya, Aruna kembali melangkahkan kakinya keluar toilet. Ia dengan langkahnya yang sedikit dipercepat melintasi koridor hotel. Tapi, baru dapat beberapa langkah, Aruna harus dikejutkan dengan sosok tinggi yang tiba-tiba muncul didepannya. Bahkan mulutnya yang hendak melontarkan kalimat dibungkam dengan telapak tangan besar itu dan tahu-tahu dirinya sudah berada didalam suite room hotel ini.
"Gila kamu!!" Aruna menjerit marah ketika mulutnya terbebas dari telapak tangan itu. Namun intensitas suaranya masih bisa ia kontrol. Matanya menajam melihat sosok didepannya.
"Jangan teriak Run!"
"....."
"Apa-apaan sih kamu!"
"Sorry. Aku nggak tahu gimana caranya agar kamu mau bicara sama aku Run. Aku terpaksa"
"....."
"We need talk"
"Bicara apa?!"
"Run, please kita nggak bisa begini terus"
"Begini yang bagaimana?"
"Kamu tahu maksud ku. Kesalahpahaman kita tempo hari. Biar aku jelaskan "
"Jelaskan? Baru sekarang kamu kepikiran? Atau emang nggak ada pikiran, terus sekarang kebetulan aja ketemu makanya kamu mau jelaskan? Begitu kan?"
"Run, bukan begitu. Okey, aku minta maaf kalau setelah kejadian kemarin aku nggak menghubungi kamu sama sekali. You know kan aku disibukkan match penting dan latihan. Aku benar-benar nggak ada waktu buat hubungi kamu. Karena kamu tahu kan begitu aku hubungi kamu, aku pasti nggak akan bisa fokus ke kerjaan"
"Jadi sekarang aku adalah penghalang buat--"
"No!That's not the point and I don't mean that. Kamu paham itu kan Run"
"....."
"Please say something. Jangan diam aja"
"Katakan apa? Aku nggak ada yang mau dikatakan! Menurutku semuanya perlahan beri aku jawaban"
"Aruna ... I'm really sorry"
"Maaf mu itu terlambat! Dan ini semua bukan tentang maaf lagi Marinos! Kamu hilangkan kepercayaan ku begitu aja selama ini"
"let me explain everything Run. Beri aku kesempatan. Tapi kamu harus janji setelah aku jelasin kamu tetap dengan ku ya Run "
Aruna terkekeh sumbang. Ia memundurkan langkahnya, Memberi jarak beberapa meter dari sang kekasih yang kini terlihat putus asa didepannya, "Stay with you? Dua tahun Rinos. Dua tahun kamu bohongi aku, sampai detik ini apa aku ninggalin kamu? Dan sekarang tanpa memikirkan bagaimana perasaan ku, kamu masih bisa menyuruhku untuk tetap sama kamu? You really get crazy!"