Thom Jan Marinus Haye (Marinos)
Rafael William struick (Liam)
Nathan Noel Romeo tjoe Aon (Nial)
Shayne elian Jay pattynama (Shayne)
Jay Idzes (Joe)
Marselino Ferdinan (Leon)Beberapa nama ada yang aku buat berbeda ya. Atau alias. Kalian bisa ingat-ingat diatas. Terimakasih
.
.
.
.
."Miss! Wait!"
Aruna menghentikan pergerakannya dari membuka pintu mobil. Ia menoleh kesamping, dan mendapati tubuh tinggi itu menjulang menatapnya. Lengkap dengan nafasnya yang tersengal.
Laki-laki yang tadi pagi hampir membuatnya mati dan yang sialnya adalah dia salah satu anggota team nasional yang sudah dipastikan ia jelas berteman dengan kakaknya.
"Ya? Ada yang bisa dibantu?"
Oh ayolah, Aruna mencoba menjadi profesional kali ini. Siapa tahu si menyebalkan ini menghampirinya bukan karena kejadian tadi pagi kan? Siapa tahu membahas pekerjaan? Yaaa meskipun opsi terakhir adalah hal paling tidak mungkin.
"Miss masih ingat saya kan?"
"Saya belum lupa ingatan jika untuk kejadian beberapa jam yang lalu"
Laki-laki yang sudah Aruna ketahui namanya beberapa saat lalu itu terlihat sedikit canggung. Bahkan sudut bibirnya sedikit tertarik untuk membentuk sebuah senyuman namun urung ketika mendapat jawaban tegas Aruna.
"Aah ya. Sekali lagi Sorry. I'm sorry. Saya ngga tahu kalau Miss Runa bagian dari salah satu team manajemen kami"
"Runa. Just Runa"
"Iya Miss, maksud saya Runa"
"So, ada apa menemui saya?"
"Saya mau minta maaf atas kejadian tadi. Kamu tahu sendiri peraturan keterlambatan sangat intoleran di team saya"
Aruna menganggukkan kepalanya pelan. Kemudian ia tersenyum lebar menatap sosok laki-laki didepannya ini.
"It's oke. Aku tahu. Lain kali hati-hati "
"I'm shayne by the way "
"I know"
Shayne menarik sebuah senyum simpul. Ia menatap Aruna kembali sebelum keduanya sama-sama terkekeh ringan.
"Nice to meet you Aruna"
"Me too. Se you next time "
.
.
.
.
.Rintik hujan turun perlahan. Tidak deras namun cukup membuat siapapun yang berada dibawahnya akan basah kuyup. Padahal belum memasuki musim hujan bulan Ini. Namun siapa yang tahu kerandoman dunia?
Namun waktu kali ini tepat karena Aruna sudah berhasil menginjakkan kakinya di pelataran rumahnya ketika rintik hujan mulai membesar. Aruna sempat melambai kearah mobil yang membawanya pulang. Axcel. Iya, bosnya itu amat begitu ngotot untuk mengantarnya pulang hari ini. Jadi, mau tidak mau ia menerima kebaikan bosnya meski dengan hati yang terpaksa.
Belum selesai, Aruna harus dikejutkan dengan dua mobil yang terparkir rapi dihalaman rumahnya yang tidak terlalu luas. Dan itu bukan salah satu dari mobil kakaknya ataupun kenalan bapaknya. Matanya memicing, dahihya berkerut ketika kakinya menginjak ruang tamu mininya.
Sekitar empat orang laki-laki yang sudah Aruna kenali duduk diatas sofa dan terlihat bersenda gurau lengkap dengan kakaknya? Sialan! Tahu begini Runa tidak pulang dulu tadi. Jay, Leon, Liam, Rizky lima bersama dengan kakaknya. Kelima laki-laki itu kini serempak menatap dirinya yang berdiri menjulang didepan pintu.
"Run? Udah pulang?" Suara kakaknya menyapanya. Namun ia hanya berdehem pelan untuk menyahut. Enggan basa-basi ataupun beramah tamah dengan para laki-laki itu. Hey ayolah sekarang ia dalam mode Aruna biasa bukan Designer yang bekerja sama dengan mereka kan? Jadi tidak ada salahnya jika ia bersikap sedikit arogan?