BAB 14

63 11 3
                                    

Sediiiih banget kagak ada yang mau nimbrung komeeen hmmmmmmm :((

Terik matahari tidak dapat di hindari. Panas meradang hingga mampu membakar kulit siapapun yang berada diluar ruangan tanpa pelindung.

Angin yang berhembus pun tidak cukup mampu untuk meredakan betapa panasnya sinar matahari siang ini. Sepertinya bumi sedang tidak baik-baik saja atau mungkin ini memang sudah waktunya? Waktunya musim panas, tapi baru kemarin hujan kan? Atau pikiran Aruna benar kalau kiamat akan datang?

Aaaakhhhh pikiran Aruna mulai melatur sekarang. Dan ini semua gara-gara bossnya yang sialan itu. Cuaca panas, dirinya belum sarapan, ditambah lagi partner kerja yang tidak membantu sama sekali. Rasanya Aruna ingin berteriak kencang.

"Run gue sebenarnya disuruh ngapain sih ikut Lo kayak gini? Nggak nyambung banget sumpah bangsat. Mana ini pemain bola nya belum Dateng lagi. Kita kayak anak sekolah teladan tau nggak"

"Tanya sono ke bos Lo. Emang sinting tuh orang. Masa iya humas pemasaran disuruh ikut jobdesk designer sih. Goblok tuh emang bos Lo"

"Dia ngambek kali sama Lo Run"

"Lah kocak! Hubungannya apaan aneh Lo mas!"

"Lo aja yang nggak peka! Semua kantor tahu kali kalau Axcel demen sama Lo. Maka dari itu dia ngambek karena habis Lo tinggal cuti dadakan. Jadi gini deh semua isi kantor kena getahnya"

"Iih pada sotoy tuh anak-anak. Mana mungkin spek berlian kayak dia mau sama tai kucing kayak gue. Sadar diri aja lah gue. Dan jangan hubungin cuti gue sama jobdesk dadakan Lo ini ya. Emang dasarnya aja Axcel gila!"

"Heh gue kasih tahu ya ke elo. Tapi jangan kepedean Lo. Ini cuma pandangan gue aja sebagai laki-laki ke elo. Lo tuh cantik nying. Sebelas duabelas sama Zhao lusi"

"Zhao siapa?!"

"Artis cina noh"

"Jangan-jangan Lo demen juga ya mas sama gue. Makanya Lo ngomong gitu"

"Najis! Amit-amit gue suka modelan kayak Lo. Lo cantik tapi bukan tipe gue"

"Udah ah mas jangan bahas Axcel lagi. Enek gue. Lo nggak mau apa beliin gue minum gitu panas banget ini coy"

"Suruh anak magang aja. Enak aja Lo gue juga capek ya"

"Dia gue suruh ambil sampel desain di mobil"

"Yaudah kalau gitu Lo tunggu disini biar gue beliin minum dulu"

"Oke"

James pun pergi meninggalkan Aruna seorang diri. Membiarkan gadis itu duduk ditepi lapangan sambil menunggu para rombongan atlet datang. Dan yah, 5 menit setelah kepergian James, kasak-kusuk mulai terdengar.Kepala Aruna bergerak untuk melihat ke sumber keramaian.

Bibirnya sontak tersenyum saat laki-laki setengah abad yang ia temui tempo hari sudah berdiri didepannya.

"Pak Ramos gimana kabarnya?"

"Miss Runa. Baik. Saya dan team sangat baik. Miss sendirian?"

"Oh nggak pak. Kebetulan teman-teman saya sedang ambil perlengkapan yang tertinggal "

LOVELY LIAR (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang