"Seungmin."
Pria paruh baya yang sedang terjaga langsung berjalan ke arah sang anak. Tangannya memencet sebuah benda yang terhubung dengan dokter atau perawat yang akan siap siaga datang.
"Dia berhasil melewati masa kritisnya." Ucap dokter itu pada ayah Felix.
"Seungmin."
Pemuda manis itu terus memanggil nama sahabatnya meski matanya masih terpejam. Hyunjin dan ayah felix saling menatap satu sama lain hingga pemuda jangkung itu memegang lembut tangan kekasihnya.
"Sayang terimakasih sudah berjuang." Ucap hyunjin yang melihat felix perlahan membuka matanya.
"Seungmin kak." Ucap felix dengan pelan
"Kamu harus beristirahat lebih banyak agar cepat pulih."
"Sayang, ayah bersyukur kamu sadar."
Felix tersenyum ke arah ayahnya. Dirinya bahagia masih beri kesempatan untuk hidup tetapi hatinya begitu hampa karena mengingat sebuah kenyataan yang tejadi pada sahabatnya.
"Ayah mohon jangan terlalu memikirkan hal lainnya. Kamu harus segera pulih." Tegas ayah felix.
Beberapa saat pintu terbuka semua orang yang ada di sana menoleh keambang pintu. Felix yang melihat kedua orang yang baru saja masuk dibuat terkejut lantaran sang kakak telah kembali di hadapannya. Ini tidak mimpi, yang setiap waktu ia impikan dimana ia bisa berkumpul kembali dengan kakaknya.
"K-kakak."
Lino berjalan menghampiri sang adik lalu memeluk tubuh mungil itu yang sangat ia rindukan. Sedangkan ayah dari kedua bersaudara itu tersenyum matanya berkaca-kaca menahan tangis. Apakah ini adalah awal dari kebahagiaan yang selalu ia harapkan?
"Sayang lihat anak-anak kita. Kamu pasti bahagiakan melihatnya?" Gumam ayah felix dalam hati. Pria paruh baya itu merindukan sosok istrinya saat ini.
Sedangkan disisi lain kini Hyunjin sedang berada di depan pemuda manis yang tengah meratapi nasipnya di dalam penjara. Setelah Lee Minho datang pemuda itu berpamitan pergi untuk menyelesaikan hal lainnya meski felix bersih keras ingin kekasihnya menemaninya, dengan penuh usaha untuk meyakinkan felix akhirnya pemuda manis itu mengizinkan hyunjin untuk pergi.
"Jangan menatapku seperti itu."
"Kembalikan felix ku."
Hyunjin mengehal nafas berat. Sudah terhitung berapa kali dirinya seperti itu. Ucapan seungmin membuatnya pening, sedari tadi dia hanya ingin dirinya memberikan kekasihnya padanya.
"Perbaiki dan sesali semua kesalahan mu jangan memikirkan keegoisan mu sendiri. Lihat keadaanmu sekarang ada malaikat kecil yang hidup di dalam perut kamu. Lihat suamimu yang mati-matian tetap membelamu meski dia tau kebusukan mu. Lihat kedua sahabatmu yang rela terluka demi dirimu. Sampai kapan kau harus terus menjadi iblis?"
"Aku tidak akan membiarkan felix menjadi milikmu. Dia milikku hanya milikku." Lanjut hyunjin.
"Dia milikku Hwang Hyunjin." Ucap seungmin dengan tegas.
Hyunjin mengangkat sudut bibirnya lalu berdiri dan menepuk pundak seungmin. Pemuda itu mencondongkan bahunya di dekat telinga seungmin. "Lee Felix akan menjadi Hwang Felix secepatnya." Bisik hyunjin.
"Oke aku sudah selesai." Lanjut hyunjin lalu pergi meninggalkan seungmin yang masih bergelut dengan segala pikirannya.
Setelah menemui Kim Seungmin kini hyunjin menemui sosok pria paruh baya yang bisa disebut sebagai paman dari kekasihnya.
"Manusia dilahirkan memiliki akal dan hati nurani tetapi jika manusia itu tidak memiliki keduanya, apa masih bisa di sebut manusia?"
"Maafkan aku."
Masih sama. Hanya kata maaf yang bisa paman felix ucapkan saat ini mengingat kesalahan yang begitu besar yang ia lakukan dalam hidupnya. Bukan hanya masa depan para korban tetapi orang yang sangat dia cintai mengakhiri hidup karena perbuatan bejatnya. Paman felix kembali menangis dan meremat kuat rambutnya untuk melampiaskan kebodohannya. Ya dia sangat bodoh dan tidak punya hati.
"Maaf tuan tidak ada artinya saat ini dan sampai kapanpun tidak akan ada artinya. Yang artinya sia-sia sudah, jadi selamat menikmati penyesalan disisa hidup anda." Ujar hyunjin dengan tenang meskipun hatinya memberontak ingin menghajar pria bajingan yang sudah melenyapkan sosok malaikat cantik yang telah melahirkan kekasihnya.
"Saya permisi. Semua tuntutan yang mengarah pada anda akan segera keluar. "Lanjut hyunjin setelah itu meninggalkan paman felix yang masih terdiam.
Hyunjin kini berada di sebuah caffe dimana bangchan memintanya untuk bertemu. Pemuda itu berjalan masuk, pandangannya terus mencari sosok pria pucat yang kini tengah melambaikan tangannya pada dirinya.
"Maaf lama." Ucap hyunjin lalu mendudukan dirinya di depan bangchan.
"Santai." Jawab bangchan.
"Aku tidak menyangka bahwa seungmin yang melakukan hal sebesar ini. Seungmin sudah menyelakai Jisung selama ini dan ayahnya adalah dalang dari kasus konspirasi dan juga tindakan asusila selama ini." Ucap bangchan langsung pada pemuda didepannya.
"Bahkan seungmin kini tengah mengandung anak ku jin." Lanjutnya.
"Ya aku tau. Kau sudah mengatakan itu?"
"Ya istriku hamil." Bangchan menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
"Chan." Hanya itu yang mampu hyunjin ucapkan ia tidak bisa berkata apa-apa lagi saat ini.
Kenapa semua harus begini? Hyunjin takut jika Felix tau kondisi sahabatnya yang tengah hamil. Felix mempunyai hati yang begitu lembut dia tidak akan membiarkan seungmin terlalu lama dipenjara, tetapi ini semua adalah hak Jisung. Jisung dan Lee Minho berhak mendapatkan keadilan begitupun semua yang seungmin rugikan.
"Apa kamu sudah menemukan keberadaan tuan Kim chan?"
Bangchan menggeleng pelan. Sudah terhitung hampir seminggu ayah seungmin menjadi buronan. Semua pihak polisi sudah melacak dan memblokir semua tempat atau jalan tetapi tidak ada sedikitpun jejak yang mengarah dimana keberadaan tuan Kim. Bahkan orang-orang yang mempunyai jabatam tinggi yang terlibat dalam kasus ini sudah mereka tangkap. Ayah dari Han Jisung kini sudah mendekam di penjara lantaran dirinya juga terlibat dalam pelecehan para remaja bukan hanya itu saja, semua yang terjadi pada Jisung putra semata wayangnya juga karenanya. Tuan Kim yang menyukai kepribadian Jisung membuat dirinya terobsesi pada pemuda itu. Seungmin juga mengetahui jika ayahnya menyukai Jisung dia tidak peduli dengan apa yang dilakukan ayahnya yang terpenting dia harus mendapatkan hati Felix saat itu.
"Baiklah kamu fokus sama istri kamu. Biarkan aku cari keberadaan tua bangka itu." Ucap hyunjin.
"Begitu juga mertuaku bodoh." Chan terkekeh geli dengan ucapannya.
"Dasar bodoh.''
Keduanya saling tertawa bersama. Melupakan rasa lelah dari semua permasalahan yang terjadi tidak apa-apakan. Biarkan semua proses hukum berjalan dengan semestinya. Kedua pemuda itu berharap ini adalah akhir dari segalanya, hanya ada kebahagiaan dan melanjutkan masa depan yang sempat terbuang sia-sia.
Tbc.
Selamat malam. 🥰 Hayyyy apa kabar?
Maaf banget nih baru sempet update... Begitu banyak kerepotan di dunia nyata membuatku tak kunjung menulis 🥲Selamat membaca dan jangan lupa vote biar tambah semangat ☺☺☺
Bye 👋

KAMU SEDANG MEMBACA
A Big Secret [Hyunlix] '𝗘𝗻𝗱'
Novela JuvenilSeorang pemuda manis yang berprofesi sebagai Dokter outopsi dan pemuda tampan yang berprofesi sebagai Detektif. Dipertemukan di suatu keadaan yang tak terduga dan berakhir bekerja sama dalam memecahkan sebuah kasus yang sejak lama tidak pernah terpe...