12

51 8 0
                                    

Satu bulan sudah berlalu,heeseung juga sudah pulang.Tapi,ia sama sekali gak mau makan,ataupun keluar kamar.Bahkan,memaksa pisah ranjang dengan K.K gak mau,tapi demi heeseung dia lakuin.sesekali dia datang untuk mengecek kondisi Heeseung.

"Hee makan dulu ya?"Tanya K khawatir.

Heeseung dengan mata yang bengkak bibir yang mulai pudar warnanya,di sertai pecah-pecah,tatapan matanya yang kosong,membuat K khawatir.

"Sayang,ayo makan."Pinta K melas.

Heeseung tak menjawab,bahkan me lirik K sedikitpun.Ia menatap lurus ke arah ranjang bayi yang ia letakkan sebulan yang lalu,untuk anaknya.
Se excited itu dia,menanti anaknya.

"Kak,kenan lagi apa ya?"Akhirnya heeseung mau bersuara,meski kecil.

"Dia pasti lagi sedih diatas."Jawab K.

Heeseung menatap K datar,tapi mengerutkan keningnya,tanda kalau ia bingung dengan jawaban K.

"Sedih kenapa?kan dia udah gak jadi anaknya Hee lagi.Dia pasti harusnya seneng,hee bukan mamih yang baik buat dia,kak."Ucap Heeseung.

Kenan,adalah nama yang heeseung berikan pada anaknya,saat semuanya masih belum terjadi.

K membawa heeseung kedalam pelukannya.mengusap sayang kepala heeseung.

"Dia pasti sedih,karena mamih Hee gak mau makan."Ucap K sabar.

Dia khawatir,tapi dikondisi seperti ini ia tidak bisa memaksakan kehendak nya pada heeseung.

"Kalau Hee makan,kenan balik gak kak?"Tanya Heeseung polos.

K frustasi,dia adalah orang yang selalu mendahulukan egonya.Jadi,di saat seperti ini ia bingung.Bingung pada dirinya sendiri.Bagaimana ia harus menghadapi heeseung?
Bagaimana ia harus menghibur heeseung?Ia sungguh tidak mengerti.

"Gak bisa hee.Dia udah seneng disana. Dia gak akan bisa balik lagi."Jawab K sebisanya

"Kenapa?Hee tau hee banyak kurang nya,hee tau hee masih jauh dari kata baik untuk jadi seorang istri sekaligus ibu.Tapi,kak...Apa hee harus ngalamin hal kayak gini?"

"Dari sekian banyaknya karma yang bisa hee terima,kenapa harus kenan kak yang diambil?"

Heeseung kembali menangis.Ia bukan tidak ikhlas.Tapi,dia hanya tidak mengerti.Padahal dia siap menerima segala karma yang akan diberikan padanya.Tapi,bukan tentang Kenan.

Bagiamana bisa ia hidup baik-baik saja,saat jantungnya diambil?
Bagaimana bisa ia baik-baik saja,di saat ia ditimpa sebuah gedung?
Bagaimana ia bisa baik-baik saja, hidup tanpa matahari?

"Kak..."Panggil maki.

Raki yang sedang menatap kukunya yang berwarna merah sambil ter senyum senang itu,seketika menoleh.

"Ngaku aja,kak."

"Kamu ngomong apasih?"Tanya Raki kesal.

"Obat itu,kakak yang kasih kan?"

"Kamu ada bukti gak?kalau gak, jangan asal tuduh kamu."

"Aku liat sendiri kak,gimana kakak diam-diam masukin obat itu kesusu nya kak hee yang masih panas."

Raki terkejut,bagaimana maki bisa tahu?padahal dia memasukkannya diam-diam.

"Kamu salah lihat kali."

"Aku gak buta kak.Aku liat dengan jelas kak."

Raki panik,ia menggigit bibir dalam nya kuat-kuat.

"Ngaku aja kak,meskipun mereka marah,itu jauh lebih baik kak.dari pada kaka bersikap kayak gini."

LOVESICK [YUMAKI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang