Maki membuka matanya,saat sinar matahari mengusik matanya.
"Aduh.."
Maki meyentuh pinggulnya.
"Gak ngotak banget bangsat kalau lagi horny.Pinggang gua rasanya remuk banget."
Maki kembali berbaring.Menutup matanya.
"Sayang,udah bangun belum?"
"JANGAN MENDEKAT."
Yuma berhenti tak jauh dari ranjang tidur mereka.
"Kakak kalau nganu gak bisa pelan- pelan banget.Jangan sentuh maki lagi nanti mah."Maki menggerutu.
Yuma auto panik.Ia mendekati maki yang menutup matanya.
"Iya maaf sayang,gak lagi."Yuma me mohon belas kasih kanjeng ratu maki.
"Udah 3 kali kakak ngomong begitu. Ujung-ujungnya sama aja.Males banget."Ambek maki,lalu tidur me nyamping membelakangi yuma yang berlutut.
"Iya,maaf.Kakak gak bisa ngendaliin diri sendiri."
"Basi.Sana keluar,maki cape.mau tidur." Usir maki,masih tak mau me natap yuma.
"Iya,tidur yang nyenyak ya sayang. Nanti kakak bangunin lagi."
"Hmm.."
Yuma berjalan keluar kamar.sedih banget.Masa beneran gak dikasih jatah lagi sama simanis?Yuma pusing banget,aduh.
"Lo mimpi kali su."
"Pala lo mimpi.Udah 3 kali gua nganu maki."
"Lo itu impotent sejati anjir.Gimana ceritanya mau nganu maki?halu kali lo."
"BERANINYA DOKTER BILANG HALU PADAHAL PUNGGUNG MAKI SELALU KAYAK MAU PATAH KALAU HABIS DI ANU KAKAK YUMA?"
Teriakan maki membuat yuma dan dokter haechan menatap kepintu yang terbuka lebar,dengan maki yang berkacak pinggang mebatap tajam mereka.
"Maki?udah bangun?"Tanya Yuma, hendak berdiri.
"Kalau gua gak bangun,gua gak akan mungkin denger kata-kata ini kan?"
Maki menatap galak mereka.
Sakit hati banget asu.Masa maki yang harus susah jalan,setiap habis dianu si yuma ini dikatain halu sama dokter gadungannya si Yuma."Lo beneran dianu jir?"Tanya si dokter,haechan soh.
"Mau maki liatin?"Tanya maki sarkas.
"Boleh,gua gak percaya soalnya."
"Ok kalau begitu."
Maki masuk keruangan itu.hendak membuka resleting celananya.
"Jangan anjir,jangan liatin tubuh kamu kesembarangan orang."Panik Yuma.
"Gua gak nyangka kalau ternyata pengabdian keluarga gua,kekeluarga nakakita selama 40tahun ini,disebut sembarangan orang."Ucap haechan drama-ma-ma-ma.
"Lagian,gua sama kayak dia kok.Jadi mana bisa lah jir."lanjut haechan
"Kali aja lo gaya mau nyemein maki."
"Kocak lo ngomong begitu.Kayak gak tau aja siapa suami gua."Balas haechan galak.
"Si boncel itu kan?"
"Anjing sia.Boncel-boncel begitu,dia tenaganya wah bego."
Haechan menepuk perutnya yang membuncit.
"Hasil kelakuannya dia nih."songong haechan bangga.
"Wah kakak domter hamil?"Tanya maki excited.
"Ya,iya lah,masa gua buncit gegara makanan."
"Lo kan doyan makan.jadi,wajar aja kalau buncit."Balas Yuma,haechan memasang ekspresi julid andalannya.
Maki mengelus perut haechan,dengan mata berbinar.Tapi,nampak sendu.
"Kalau bayi maki gak meninggal waktu itu..."
Yuma dengan cepat,mengusap bahu maki.
"Mau sekuat apapun kamu berusaha, kamu gak akan bisa melawan taqdir maki.Jangan salahin diri kamu sendiri lagi,dia pasti disana sedih liat kamu selalu nyalahin diri kamu sendiri."
Yuma berucap lembut,sampai bikin haechan merinding."Gua merinding goblok."
"Bacot."
"Ssttt,kakak gak boleh gitu sama yang lebih tua.Gak sopan.Nanti diazab."
Yuma cemberut,ia menjatuhkan ciuman dibibir maki.
"Lo berdua kalau mau pacaran jangan diruangan gua.Keluar sana."Usir haechan iri.Jadi kangen mas calon suami.Aww...
"Iya dok,maaf.Kita pergi dulu ya."
Pamit maki beramah tamah."Kocak,beneran keluar anjir."
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVESICK [YUMAKI]
FanfictionMereka menyebutku si sempurna yang impoten.Ku pikir itu benar adanya.Sampai Ia datang. Membawaku pada perasaan yang asing. Aku dimabuk cinta.Mencintainya sampai rasanya aku bisa gila karenanya