Bab 2

9.4K 29 0
                                    

"gila kamu pah istrinya mau di pijit malah ngaceng" "hehee iya nih mah jadi ngaceng bayangin kamu di grepe orang lain" "awas aja kamu kalau cemburu"

"Ngga bakal mah, yang ada malah tambah ngaceng"

Hingga waktu yang ditunggu pun tiba, Warsono yang saat itu datang mengenakan kaos polos dan kolor langsung aku ajak masuk kerumah dan kusuruh untuk menunggu di ruang tengah. Setelah itu aku membuka baju dan langsung tengkurap di karpet, dan istriku keluar dari kamarnya saat itu istriku mengenakan baju lengan panjan dan celana panjang lengkap dengan kerudungnya.

Kemudian aku meminta istriku untuk membuatkan minuman untuk Warsono. Istriku Pun pergi ke dapur dan kembali setelah selesai membuat minuman untuk Warsono dan duduk di atas sofa sambil menonton tv sementara aku di bawah.

Warsono fokus memijitu sambil di selingi obrolan biasa kami bertiga dan saat Warsono memijat bagian pundak belakang diapun naik ke atas tubuhku yang masih tengkurap, sambil menikmati pijatan Warsono aku pun berpikir bagaimana caranya untuk mengatakan bahwa istriku jg ingin di pijat. Disini aku masih takut kalau istriku akan marah, tapi hal yang tidak terduga justru tiba-tiba terjadi, istriku berkata

"mas Warsono entar habis mijit suamiku pijitin aku juga ya"

Sontak aku dan Warsono pun kaget dan menoleh ke arah istriku berbarengan.

"Kamu mau dipijit mah?" walaupun ini sudah direncanakan tapi tetap saja ini membuatku terkejut karena di saat aku sedang kebingungan untuk mengatakannya istriku justru langsung meminta kepada Warsono.

"Iya pah, mamah juga pengen di pijit nih badan mamah pegel-pegel" sambil menggerakan badannya kekanan dan kekiri kemudian tersenyum manis ke arah kami.

Sontak hal itu membuatku ngaceng seketika dan posisiku yang tengkurap membuat pen***sku kurang nyaman di tambah Warsono yang duduk menindih tubuhku semakin membuatku nggak nyaman apalagi pen***sku yang ngaceng dalam kondisi salah arah, Semakin lengkap penderitaan junior ku.

"Mba Salfa mau dipijit juga?" Terdengar suara Warsono sedikit gemetar, mungkin dia tidak menyangka wanita cantik yang sering dilihatnya menggunakan pakaian tertutup tiba-tiba minta untuk dipijit.

"Iya mas, emang mas Warsono ngga mau ya mijitin tubuhku" aku tak percaya istriku mengatakan hal seperti itu sambil membusungkan dadanya seolah menantang Warsono untuk menjamahnya,

"Iya mbak mau kok tapi ntar ya habis selesai pijat mas Fadul" setelah itu pijatan Warsono terasa sedikit kencang, bahkan aku merasakan ada benda yang mulai mengeras di atas punggungku.

Hal ini membuatku semakin gak nyaman rasanya seperti aku sedang di perkosa oleh Warsono, tapi memikirkan hal serupa juga akan terjadi pada istriku membuat pen***sku semakin tersiksa karena ngaceng dengan arah yang salah.

Warsono pun selesai memijitku,

"udah selesai ya mas?" "Udah nih mba" " oh ya udah entar ya aku ganti baju dulu" ucap istriku sambil berjalan masuk ke dalam kamar, akupun mengenakan kembali bajuku dan setelah berbasa-badi sebentar aku menyusul istriku ke kamar.

Betapa terkejutnya aku saat melihat istriku hanya mengenakan dress mini dengan belahan yang sangat rendah dan panjangnya tidak sampai lutut, sungguh sangat seksi sekali istriku.

"Mah kamu yakin mau di pijit pake baju kaya gini?" "Kalau pake baju kaya tadi gimana mijitnya" "kamu ngga malu pakai baju kaya gitu di depan si Warsono?"

"Bukankah ini yang papah inginkan, nih pen***s kamu aja udah keras kaya gini"

Tiba-tiba istriku memegang pen***sku dari luar dan mengelusnya naik turun.

"Iya sih mah hehee" "terus jadi nggak nih aku di pijit?" Tanganya masih mengelus pen***sku dan ini membuatku semakin bernafsu. "Jadi dong mah udah ganti baju seksi kaya gini masa ngga jadi" ucapku sambil tanganku mulai meremas dadanya.

Kisah Kehidupan Pasutri (Cuckold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang