Bab 23

2.5K 3 0
                                    

2 hari telah berlalu setelah Salfa di pakai ramai-ramai oleh para tetangganya, Salfa kini sedang menunggu anaknya di sekolah dan mengobrol dengan ibu - ibu yang sudah menjadi teman obrolannya saat sedang menunggu anaknya.

Saat sedang asik mengobrol datang seorang wanita yang seumuran dengan Salfa menghampiri mereka, wanita itu kemudian ikut bergabung dengan meraka.

"Ehh intan nganterin anaknya ya, biasanyakan neneknya yang nganterin" ucap salah satu ibu - ibu yang menjadi teman Salfa.

Intan adalah anak pak warso yang ikut suaminya ke perantauan, dan baru pulang tadi malam.

"Iya nih bu baru pulang semalam, jadi baru sempet nganterin anak aku" jawab intan.

"Kamu ngga ke kota lagi fa" tanya intan pafa Salfa, karena intan adalah teman dekat Salfa dari kecil.

"Ngga in, pengen di kampung aja nemenin anak sekolah" jawab Salfa.

"Sama sih fa, aku juga sebenernya pengen di kampung aja, tapi mau gimana lagi, aku kan ngga seberuntung kamu yang punya suami kaya, jadi aku harus ikut suami cari uang" balas intan.

"Ya udah sabar aja say, rejeki mh udah ada yang ngatur" jawab Salfa.

"Tapi ini switernya bagus in, kamu beli dimana, kalo di lihat dari bahannya sih kayaknya mahal nih" tanya ibu - ibu yang lain.

"Beli di kota bu, harganya lumayan sih, tapi karena suka jadi aku beli aja" jawab intan.

Salfa hanya mendengarkan saja ucapan intan, karena Salfa tau switer yang di pakai oleh intan adalah switer miliknya yang di bawa oleh pak warso. Salfa tidak mau hanya karena switer, hubungan pertemanannya dengan intan menjadi rusak, walaupun sebenarnya Salfa sedikit kesal dengan pak warso karena tidak mengembalikan switer yang di pinjamnya.

Soal harganya yang mahalpun Salfa tidak mempermasalahkannya, karena rahasianya jauh lebih mahal dari harga switernya yang cuma 2 juta. Di tambah Salfa juga masih memiliki banyak switer yang lain, jadi Salfa lebih

baik mengiklaskannya.

Akhirnya anak mereka pun selesai sekolah dan Salfa pun mengajak anaknya untuk pulang, karena masih TK jadi jam belajar anaknya hanya 2 jam per hari, dari jam 8 sampai jam 10.

Sesampainya di rumah Salfa menggantikan seragam anaknya, kemudian anaknya pergi bermain dengan temannya, Salfa pun hendak pulang kerumahnya, tapi saat Salfa mau ijin kepada ibunya, ibunya menyuruh Salfa untuk mengantarkan makanan kepada bu mira yang tak lain adalah istri pak Tarmin.

"Fa anterin makanan ini dulu ya kerumah bu mira" perintah ibunya.

"Emang bu mira nya ada bu? Biasanya jam segini lagi di sawah" jawab Salfa.

"Ada kali, kamu anterin aja, kalo ngga ada tinggal bawa balik lagi aja" ucap ibunya.

"Ya udah bu Salfa ganti baju dulu" jawab Salfa lalu masuk ke kamarnya.

Mengetahui dirinya akan kerumah Tarmin membuat Salfa teringat kejadian di pos ronda tempo hari, membuat Salfa mendadak horny, ingin di pakai lagi oleh Tarmin. Saat ini Salfa sedang memakai kaos lengan panjang dan celana jeans, lalu Salfa mengganti bajunya dengan tanktop yang kekecilan dengan belahan dada yang rendah, sehingga membuat dadanya menyembul dari atas.

Kemudian Salfa mengganti celana panjangnya dengan sebuah hot pant yang terbuat dari bahan kolor, hotpant yang Salfa pakai berukuran sangat pendek, bahkan tidak sampai setengah pahanya. Salfa lalu keluar dari kamar dan menemui ibunya.

"Mana bu makanannya yang mau di anterin" tanya Salfa pada ibunya.

"Kamu mau nganterin makanan aja pake baju kaya gitu, udah bener pake baju yang tadi" ucap ibunya yang melihat Salfa memakai tanktop dan hotpant.

Kisah Kehidupan Pasutri (Cuckold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang