Bab 24 Tamat

4.2K 11 3
                                    

POV sindy

"Aaaahhhhh.. teruuss.. biii.. aahhh.."

"Ahh.. memeekk umii gatell.. bangett ahhh.."

"Iyaa biii.. teruuss ahhh..."

"Abi udah ngga kuat mi... ahhh"

Croottt.. crooottt.. crooot...

"Hahh hahh hah makasih ya mi, umi emang yang paling hebat"

"Iya bi sama - sama"

"Ya udah ayo tidur" "iya bi"

Lagi - lagi suamiku gagal memberikan kepuasan kepadaku, setiap kali bercinta suamiku selalu keluar duluan dan langsung tertidur. Hal ini sebenarnya sudah biasa bagiku, karena ku pikir memang wajar jika suami selalu keluar duluan, aku juga hampir tidak pernah mengeluhkan kemampuan suamiku.

Seperti sekarang ini, suamiku langsung tertidur setelah menumpahkan spermanya di dalam vag****na ku, hal yang selalu ku alami ketika bercinta dengan suamiku. Dari dulu aku tidak pernah mengeluhkan yang aku alami ini, aku menganggapnya hal yang wajar, tapi semua berubah ketika kakak ku memberi tahuku arti sebuah kepuasan dan memberiku sebuah kenikmatan yang belum pernah aku rasakan.

Seandainya kejadian waktu itu tidak pernah terjadi, mungkin aku masih akan menganggap hal yang wajar saat suamiku mengalami klimaks duluan, aku juga mungkin akan masih memaklumi kemampuannya. Tapi sekarang semuanya sudah berbeda, aku tidak dapat lagi memaklumi kemampuan suamiku, aku merasa ingin mendapatkan kepuasan yang sama.

Aku mulai merasa ingin menuntut untuk merasakan kenikmatan dari suamiku, tapi suamiku selalu gagal memberikannya, suamiku hanya memikirkan kepuasannya sendiri. Jika sebelumnya aku selalu ikut tertidur setelah bercinta, tapi kali ini rasanya sulit sekali untuk memejamkan mata, ada sesuatu yang mengganjal di hatiku yang membuatku merasa tidak karuan.

Aku ingin merasakan kenikmatan, aku ingin merasakan kepuasan, aku ingin merasakan orgasme berkali - kali.

Aku benar - benar dibuat merasa tanggung oleh suamiku, seandainya aku tidak pernah melakukan hubungan terlarang dengan kakak ku, mungkin aku tidak akan merasa seperti sekarang ini.

Aku menyalahkan suamiku karena tidak bisa memberiku kenikmatan, tapi di satu sisi aku juga menyalahkan kakak ku karena dia telah membuatku seperti ini, membuat ku merasa ingin menuntut suamiku, tapi apalah daya, aku tidak mungkin menuntut suamiku lebih.

Aku ingin sekali merasakan vag****naku di oral seperti waktu itu, tapi suamiku selalu menolaknya, karena dia pikir itu sesuatu yang jorok, sebelumnya aku juga berpikir begitu sebelum kakak ku membuatku tau nikmatnya di oral, kakak ku benar - benar jahat karena telah membuatku menjadi seperti ini.

Tak terasa air mata mengalir di pipiku, aku tidak tau apa yang harus aku lakukan sekarang untuk menghilangkan rasa tanggung ku ini, sementara ku lihat suamiku sudah tertidur pulas. Kemudian aku bangkit dari ranjangku dan keluar dari kamar, dengan hanya mengenakan dress tanpa daleman aku menuju kulkas untuk mengambil minuman.

Ku minum air dingin langsung dari botolnya yang baru ku ambil dari kulkas, aku mencoba untuk menghilangkan rasa tanggung ku akibat gagal mendapatkan kenikmatan. Aku lalu duduk di sofa dan membuka hp ku, ku lihat jam sudah menunjukan pukul 11 malam, untuk mengusir rasa gundah gulana di hatiku, aku kemudian membuka youtube untuk menonton video - video lucu.

Cara itu cukup jitu untuk mengobati kegundahan hatiku, setelah menonton youtube entah kenapa aku kepikiran untuk menelpon kakak ku. Aku tidak tau apakah jam segini kakak ku sudah tidur atau belum, tapi akhirnya aku tetap menelvon kakak ku di tangah malam.

Suara dering hp mulai tersambung, ku tunggu beberapa saat, tapi kakakku tak kunjung mengangkatnya, sampai panggilan pun akhirnya tidak terjawab. Ku pikir kakak ku sudah tidur, jadi ku urungkan niatku untuk menghubunginya lagi, ku buka lagi youtube untuk menonton video yang lain.

Kisah Kehidupan Pasutri (Cuckold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang