Bab 22

6.7K 11 0
                                    

Pov Salfa

Aku berniat mengantarkan sindy pulang kerumahnya, ku pikir akan lebih baik jika aku yang mengantarnya pulang dari pada harus menggunakan ojek, sindy tentu setuju dengan ajakanku apalagi aku ini kakaknya. Jam 5 sore aku mengantarnya pulang, sesampainya disana suaminya sudah menunggunya, aku pun bersalaman dengannya.

Saat aku bersalaman tanpa sepengetahuan sindy suaminya menggelitik tanganku dengan jarinya, tapi aku tidak menanggapinya, kemudian sindy memintaku untuk mampir sebentar, aku pun menyetujuinya. Suami sindy terlihat senang saat aku mampir ke rumahnya, dia terlihat beberapa kali mencuri pandang kepadaku, tapi aku membiarkannya saja, toh dia juga sudah pernah "mencicipi" ku. Aku lalu masuk kedalam rumah sindy, dan mengobrol bersama mereka.

"Kamu tadi ngapain aja yank di rumah ibu?" Tanya suami sindy pada istrinya.

"Nggak ngapa-ngapain mas, cuma ngobrol doang" jawab sindy seadanya, karena tidak mungkin sindy memberi tahu suaminya bahwa dia baru saja melakukan hubungan incest dengan kakaknya.

"Duhh maaf ya mba jadi ngrepotin mesti nganterin sindy pulang kerumah" ucap apri suami sindy pada ku.

"Ngga apa - apa pri, sekalian main lah, udah lama juga kan nggak main kesini" jawabku pada apri.

"Aku mau mandi mas, gerah nih belum mandi" ucap sindy pada suaminya.

sindy memang belum mandi saat pulang dari rumahku, sindy hanya memandikan anaknya saja, karena sindy malas jika sudah mandi terus masih mengenakan pakaian yang sama.

"Ya udah yang kamu mandi dulu aja" ucap suaminya pada sindy.

"Sini sayang sama bude, mamah mau mandi dulu" ucapku sambil meminta anak sindy untuk ku gendong, sindy pun menyerahkan anaknya padaku, kemudian pergi ke kamar mandi.

Saat sindy sudah memasuki kamar mandi, tiba - tiba apri pindah dari tempat duduknya dan duduk di sebelahku, aku tidak tau apa yang ingin dia lakukan.

"Ngapain pindah pri?" Tanyaku pada apri saat dia sudah duduk di sebelahku.

"Ngga mba, cuma pengen nyium anak aku aja" ucapnya padaku.

Kemudian apri mencium anaknya, tapi karena anaknya sedang dalam pangkuanku dan kepalanya persis berada di dadaku, terlihat apri sengaja mencium anaknya berkali - kali. Aku tau apri sengaja melakukanya, karena beberapa kali dia hampir mencium dadaku yang terbungkus switer ini, aku pun berniat untuk menjailinya. Ketika apri ingin mencium anaknya, kepala anaknya aku geser dan kumajukan dadaku sehingga apri malah mencium dadaku.

"Kamu tuh mau nyium anaknya malah nyium dadaku" ucap ku memprotes perbuatannya.

"Maaf mba sengaja hehee" ucapnya sambil terkekeh.

Tapi ternyata hal itu membuat apri semakin berani, dia terang terangan mendekatkan kepalanya dan mencium dadaku dari luar sweaterku.

"Kamu ngapain sih pri, malah nyiumin dada aku gitu" ucapku memprotesnya tapi membiarkan apri tetap melakukannya.

"Kangen mba sama susumu yang bulet" ucap apri sambil meremas susuku dari luar switerku.

"Susu istrimu tuh jauh lebih gede dari punya aku, ngga bersyukur banget sih jadi suami" aku menyindirnya dengan halus.

"Namanya juga laki-laki mba klo liat susu yang lain ya pasti mau"

Tangannya mencoba menarik resleting switer ku, tapi aku menahannya.

"Jangan pri, ada istrimu tuh" kutolak saat apri hendak membuka resletingku, aku hanya mengijinkannya memegang dari luar switer ku.

"Pengen nih mba" ucapnya sambil mengusap selangkangannya.

Kisah Kehidupan Pasutri (Cuckold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang