Bab 15

2.2K 9 0
                                    

Pov Fadul

Setelah sampai di rumah segera Ku lepas semua bajuku lalu mandi membersihkan badanku, setelah selesai mandi aku menuju ruang tengah dan menyalakan tv. Tak lama hp ku berbunyi, ternyata istri ku video call, lalu ku angkat telponnya.

"Halo mah" ku sapa istriku setelah ku angkat telponnya, terlihat istriku sedang berada di ruang keluarga menonton tv bersama mertuaku.

"Iya halo pah, baru pulang ya?" Tanya istriku yang sekarang sedang menggunakan kaos hitam lengan pendek, tapi ada yang berubah dari istriku, setelah kuperhatikan kini aku menyadari bahwa rambut panjang istriku kini sudah berubah warna. Jika sebelumnya rambut istriku berwarna hitam kini terlihat berwarna pirang, aku pun terkejut melihat rambut istriku yang sudah berubah warna.

"Iya nih mah baru pulang, kok rambut mamah jadi kaya gitu sih" tanyaku pada istriku.

"Iya tuh dul istri kamu rambutnya jadi kaya orang ngga bener" terdengar suara ibu mertuaku menyakitiku.

"Maaf pah, mamah salah beli cat rambut, kirain warna item giliran udah di pake rambut mamah malah jadi pirang" kata istriku menjelaskan penyebab rambutnya berubah menjadi pirang.

"Ya udah entar di itemin lagi rambutnya" ucapku pada istriku.

"Iya pah entar aja, ini juga baru kemaren di cat, kalo di cat lagi ntar rambut mamah malah jadi rusak, jadi nunggu 3 bulan lah hehee" jawab istriku sambil terkekeh.

"Lama amat 3 bulan, entar ada yang liat rambut mamah gimana?" Ucapku pada istriku.

"Tenang aja pah, mamah kan klo keluar rumah pake kerudung, jadi nggak bakal ada yang liat" jawab istriku menenangkan ku yang sedikit panik.

"Lagian mamah tuh pake acara warnain rambut segala, biasanya juga nggak pernah" ucapku pada istriku yang sebelumnya tidak pernah mewarnai rambutnya.

"Maaf pah, mamah salah pilih warna, pengen yang item biar jadi tambah item, ehh malah jadi pirang gini" jawab istriku sambil cengengesan.

Tapi jika diperhatikan, istriku memang terlihat menjadi sedikit lebih nakal dengan warna rambutnya yang pirang, mungkin karena aku baru pertama kali melihatnya, sehingga aku merasa sedikit ada kesan nakal pada istriku, aku pun tak mempermasalahkannya.

"Terus mamah kapan nyusul berangkat ke kota?" Tanyaku pada istriku.

"Entar ya pah, de sini papah nanyain tuh mamah boleh berangkat ngga?"

Bukannya menjawab pertanyaan ku, istriku justru memanggil anak ku untuk menjawab pertanyaanku, kemudian kini terlihat anakku yang memegang hp dan berbicara kepadaku.

"Mamah nggak boleh berangkat, mamah di rumah aja sama ika, biar papah sendirian aja di kota" anak ku masih saja melarang keras ibu nya untuk menyusul ayahnya.

Mendengar omongan anak ku membuat mereka semua tertawa, karena anak ku berbicara sangat menggemaskan, aku pun tersenyum mendengar omongan anak ku, aku lalu mencoba membujuk anak ku agar dia mengijinkan ibu nya berangkat.

"Entar kalo mamah berangkat, papah beliin boneka deh yang besar buat dede gimana mau ngga" bujuk ku pada anakku.

"Ngga mau, ntar ika minta boneka aja sama mamah" jawabnya sambil menyerahkan hp nya pada istriku.

"Tuh pah dengar sendiri kan, mamah tuh ngga boleh berangkat sama anak kamu" jawab istriku menjelaskan alasannya.

"Ya udah tapi jangan lama lama di kampung, kangen tau hehee" jawabku sambil mengedipkan mata. Istriku pasti tau apa yang aku maksud.

"Ya liat aja entar lah pah, kalo udah boleh berangkat ya entar mamah berangkat, udah makan belum pah?" Tanya istriku.

"Udah mah" jawabku singkat.

Kisah Kehidupan Pasutri (Cuckold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang