"Hmmm berarti kalau nanti mas Warman ngapa ngapain mamah, boleh dong" ku rasakan ada sesuatu yang mulai mengeras di bawah sana.
"Terserah mamah aja" ucap suamiku kemudian langsung mencium bibirku.
""Mmmmuachhh... mmmmuuuaaach..."
Ku balas ciumannya di bibirku. Setelah beberapa menit berciuman akhirnya aku melepaskan ciuman suamiku.
"Udah pah keburu siang nanti riska telat masuk sekolahnya" ucapku mengingatkan suamiku.
"Iya mah" jawab suamiku singkat.
"Pah nanti kamu yang anterin riska sekolah ya, kan mamah mau ke pasar hehee" ucapku sambil cengengesan.
"Iya mah, tapi belanjanya jangan banyak banyak, minggu kan kita udah berangkat" ucap suamiku mengingatkan ku.
"Banyak juga ngga apa - apa kali pah, kan bisa di kasih ke ibu entar" balasku.
"Ya udah terserah mamah aja"
Kemudian kami segera menuju rumah orang tua ku, sesampainya di sana anak ku sudah siap dengan seragamnya, kami lalu sarapan bersama.
"Sayang nanti sekolah di anterin sama papah ya" ucap ku pada anak ku.
"Emang kamu mau kemana fa?" Tanya ibuku.
"Mau ke pasar buk, mau beli daging tuh mas Fadul pengen makan daging katanya" kataku beralasan.
"Emang iya dul?" Tanya ibuku pada mas Fadul" "iya buk" jawab mas Fadul singkat.
"Ya udah hati hati aja nanti di jalan bawa motornya, jangan ngebut ngebut"
"Iya bu"
Kami lalu menyelesaikan sarapan bersama, aku membawa piring kotor yang kami pakai tadi ke dapur dan mencucinya. Setelah selesai mencuci piring aku pergi kedepan, dan anak ku sudah siap berangkat, tapi ternyata bukan suamiku yang mengantarnya, melainkan ibuku. Suamiku beralasan ingin bermain catur lagi dengan ayah ku, Aku tak mempermasalahkannya, kemudian aku masuk ke dalam lalu duduk di kursi.
Ku buka hp ku ternyata sudah ada pesan dari mas Warman yang mengatakan kalau dia sudah jalan menuju pasar, aku lalu ke belakang mengambil keranjang ibu ku yang biasa dia bawa jika pergi ke pasar, aku lalu pamit ke ayah ku dan juga suamiku, tak lupa juga ku cium tangan mereka.
Ku gunakan helm agar lebih aman saat berkendara dan ku taruh tas keranjang di depan, ku nyalakan motor matic ku dan melaju menyusuri jalan. Jalanan tidak begitu ramai hanya saja karena jalan yang rusak dan bergelombang membuatku tidak bisa memacu motor ku dengan kencang, karena aku harus berhati hati agar tidak terjatuh.
Di tengah jalan aku berhenti karena teringat permintaan mas Warman yang memintaku untuk tidak mengenakan kerudung, aku ragu sebenarnya jika harus melepas kerudungku, karena aku selalu mengenakannya saat berada di luar rumah sejak kecil.
Tapi setelah ku pikir - pikir dengan matang akhirnya aku memilih untuk melepas kerudungku sesuai keinginan mas Warman, karena aku yakin di pasar tidak akan ada yang mengenali ku nanti, ku lepas kerudung kuning dan ku masukan ke dalam bagasi motor, rambutku yang panjang langsung tergerai bebas kebawah.
Setelah kurang lebih 20 menit aku berkendara akhirnya aku sampai juga di pasar, ku parkirkan motorku di tempat parkir, lalu membuka hp untuk mengabari mas Warman. Ku cari kontak PACARKU lalu aku menelponnya.
"Halo mas kamu di mana aku udah nyampe nih" kataku setelah dia mengangkat telponku.
"Mas di depan pasar dhe kamu kesini aja"
Aku lalu mematikan telpon dan berjalan menuju ke depan pasar, setelah sampai kepalaku celingak celinguk mencari keberadaannya, lalu kulihat seorang pria paruh baya mengangkat tangan kanannya dan melambaikannya ke arahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Kehidupan Pasutri (Cuckold)
AventuraIstriku memang sering bahkan hampir selalu memakai baju yang tertutup saat keluar rumah, meskipun saat di dalam rumah sering memakai baju alakadarnya, Karena sering memakai baju yang tertutup para tetangga pun menilai bahwa istriku wanita yang soleh...