Bab 19

4.2K 10 0
                                    

Pov Fadul

Ku jalani hari - hari seperti biasa, mulai dari bangun pagi, bekerja, atau sekedar nongkrong dengan teman - temanku, yang membedakan adalah ku jalani hari - hari itu tanpa seorang istri.

Sudah 3 bulan lebih istriku berada di kampung halamannya, anak ku selalu melarang ibu nya untuk berangkat menyusulku, yang tentu saja akhirnya aku yang harus mengalah demi anak ku, karena tentu saja anakku lebih membutuhkan ibunya, Aku juga berniat untuk membawa anak ku ke kota, tapi mertuaku melarangnya.

Untuk membantu mengurus kebersihan rumah, istriku meminta agar aku menggunakan jasa asisten rumah tangga, aku tak punya pilihan lain selain menerima permintaan istriku, karena aku sendiri sudah merasa tidak sanggup jika harus membersihkan rumah sendiri.

Akhirnya sebulan yang lalu istriku menyuruh kenalannya untuk bekerja di rumah kami, istriku memintaku untuk menjemput kenalannya di terminal nanti, karena sebelumnya dia belum pernah pergi ke kota.

Aku lalu berangkat ke terminal untuk menjemput orang yang akan bekerja di rumahku, namanya Marni umurnya sekitar 30an, seorang janda dengan 1 anak. Marni memiliki wajah biasa saja seperti orang lain pada umumnya, tapi memiliki badan yang terbilang bagus.

Dengan tinggi badan 167, berat badan 55 kg membuat marni terlihat montok meskipun dia sudah memiliki seorang anak, kulitnya yang sawo matang terlihat cukup eksotis. sepanjang jalan menuju rumahku, marni selalu melihat keluar jendela mobil, memandangi gedung - gedung pencakar langit yang menghiasi kota ini dengan rasa kagum.

Hal yang wajar bagi orang kampung yang baru menginjakkan kaki di ibu kota, memandangi sesuatu yang belum pernah melihatnya dengan rasa penuh kagum.

Sesampainya di rumah ku ajak marni menuju kamar yang akan ditempati, kamarnya berada di belakang rumah, dekat dengan dapur. Ku jelaskan semua yang harus dikerjakan oleh marni, kemudian menyuruhnya untuk beristirahat dulu, karena aku tau dia pasti lelah setelah menempuh perjalanan jauh.

Aku lalu mengabari istriku jika kenalannya sudah sampai di rumah, kemudian istriku meminta agar aku mengajari dan memberitahu semua tugas yang harus dikerjakannya,

Hari pertama marni kerja di rumahku pekerjaannya bisa dibilang sangat rapi, rumah yang tadinya tak terurus kini terlihat lebih bersih dari sebelumnya, aku pun memuji hasil kerjanya, aku pun senang karena rumahku kini kembali terawat.

Seiring berjalannya waktu, marni mulai mengetahui apa yang harus dikerjakannya tanpa harus ku suruh, penampilannya pun kini ikut berubah, tidak seperti pertama kali aku melihatnya yang menggunakan pakaian yang terbilang sopan meskipun tak berhijab.

Marni kini mulai berani menggunakan baju yang bisa dibilang lumayan terbuka, mulai dari menggunakan celana pendek, tanktop dan lainnya, aku tidak menegurnya menggunakan pakaian seperti itu, karena aku pikir memang kebanyakan wanita berpakaian seperti itu jika di rumah, bahkan istriku yang berkerudung pun selalu memakai baju seperti itu jika sedang berada di rumah, apa lagi marni yang tidak berkerudung seperti istriku, pikirku.

Tapi melihat marni mengenakan pakaian seperti itu tentu saja membuatku sedikit meliriknya, meskipun marni tidak secantik dan seputih istriku tapi tubuhnya tidak kalah dengan istriku. Beberapa kali aku melirik ke arah pahanya dan belahan dadanya, bahkan saat marni akan meletakan minuman di meja untuk ku, dia memberikan minuman itu sambil membungkukkan badannya di depanku, sehingga aku dengan jelas melihat gundukan payudaranya yang terlihat masih kencang.

Aku sampai meneguk ludah karena tergiur oleh pemandangan di depanku, di tambah aku sudah cukup lama jauh dari istri,membuat kelelakianku berdiri ingin menuntaskan hasrat birahi.

Beberapa temanku menawariku untuk memakai istri mereka jika aku sedang ingin bersenggama, tapi aku merasa tidak enak jika terlalu sering memakai istri mereka, dan karena beberapa saran dari teman ku, aku pun mulai mencoba untuk memakai jasa wanita panggilan untuk menuntaskan hasratku dan sudah beberapa kali ku lakukan, terkadang aku juga menuntaskan hasrat ku dengan menonton video porno istriku dengan pacarnya sambil mengocok kejantananku.

Kisah Kehidupan Pasutri (Cuckold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang