Bab 1

30.8K 79 0
                                    

Mentari pagi menyambut saat kubuka kedua mataku menyilaukan pandangan yang membuatku seketika mengecilkan mataku. Terlihat wanita cantik yang mengenakan dress mini sedang duduk didepan cermin menghias diri, akupun bangun dari tempat tidurku menghampirinya kemudian memeluknya dari belakang.

Asalfa Rida, yang biasa di panggil Salfa oleh keluarga dan orang yang mengenalnya adalah wanita yang saat ini sedang kupeluk, wanita dengan tinggi 168 cm berat 50 kg dengan dada berukuran 36 C dan berambut panjang sepinggang.

Sungguh sesosok wanita yang sangat cantik menurutku, bak bidadari tak bersayap yang setiap pagi selalu ada di pandangan mataku saat ku membuka mata dari lelapnya tidurku. Wanita yang kini berusia 27 tahun dan sudah sah menjadi istriku selama 7 tahun.

Aku sendiri bernama Fadul Susetyo biasa dipanggil Fadul yang kini berusia 32 tahun selisih 5 tahun dengan istriku. Kami memang menikah di usia muda bahkan terbilang sangat muda untuk istriku yang saat itu baru berusia 20 tahun. Aku sendiri mengenal istriku melalui media sosial, saat itu aku sedang membuka media sosialku dan melihat postingan dari orang-orang yang bahkan tidak aku kenal.

Sampai akhirnya ada saran pertemanan yang membuatku langsung mengkliknya, dan ku lihat foto-fotonya sungguh cantik sekali wanita ini pikirku, akupun meminta pertemanan dengannya. Hingga beberapa hari kemudian dia menerimanya, akupun mencoba menyapanya melalui pesan pribadi, alangkah senangnya aku saat dia membalas pesanku, dan obrolan-obrolan ringan pun terjadi di antara kita.

Hingga beberapa bulan kemudian aku berani mengungkapkan niatku padanya. Meskipun awalnya dia ragu tapi aku berhasil meyakinkannya dengan datang kerumah orang tuanya dan mengutarakan niatku untuk melamarnya. Berkat tutur bahasaku yang baik dan benar, orang tuanya pun menerima lamaranku dan pernikahan kami pun digelar beberapa bulan kemudian.

Ya kami memang tidak menjalin hubungan sebelumnya, bahkan tidak saling kenal secara langsung hanya bermodalkan media sosial, tapi itu cukup untuk membuatku yakin bahwa dia adalah jodohku. Kami Pun telah dikaruniai seorang putri yang sangat cantik yg kini berusia 5 tahun, tapi karena permintaan orang tua istriku anakku tinggal bersama mertuaku sejak umur 2 tahun, alhasil kami hanya tinggal berdua di rumah di perantauan yang 2 atau 3 bulan sekali pulang ke rumah mertua.

Muach kucium rambutnya yang masih basah

"cantik amat kamu mah hari ini, mau kemana sih?"

"Ngga kemana-mana kok pah" "tapi kok dandan" sambil kuletakkan kepalaku di pundaknya dan menempelkan pipiku dengan pipinya.

"Orang tiap hari juga dandan, kaya ngga pernah liat mamah dandan" akupun tersenyum mendengar jawabannya.

"Kirain gitu mamah mau pergi kemana"

"Pergi kemana sih pah" "ya kemana aja gitu, kedepan mungkin beli sayuran hehee"

"Huuu bisa kegirangan dia liat mamah beli sayur pake baju kaya gini".

Istriku memang sering bahkan hampir selalu memakai baju yang tertutup saat keluar rumah, meskipun saat di dalam rumah sering memakai baju alakadarnya, Karena sering memakai baju yang tertutup para tetangga pun menilai bahwa istriku wanita yang soleha, walaupun sebenarnya tidak sesoleh yang mereka pikirkan.

Bahkan bisa di bilang istriku cukup binal dalam urusan seks, aku sendiri memiliki kelainan dalam hubungan seks, dimana aku sangat bernafsu saat melihat istriku digauli orang lain. Walaupun aku memiliki fantasi ini sejak awal pernikahan kami tapi aku enggan untuk mengatakannya, karena aku takut menyakiti perasaan hatinya, ditambah kami menikah pun tanpa adanya hubungan berpacaran. Alhasil aku mencoba

membuang fantasiku tersebut.

Sampai akhirnya setahun setelah anak ku tinggal dengan mertuaku, aku beranikan diri untuk mengatakan fantasiku pada istriku, dan bisa di tebak istriku marah besar mendengarnya bahkan dia menganggapku gila dan sudah tidak mencintainya lagi.

Bukan hanya itu istriku pun pulang kerumah orang tuanya dan membuatku sangat menyesal telah mengatakan fantasiku, hingga akhirnya istriku mau pulang kembali kerumah setelah beberapa hari ku bujuk. Di rumah kujelaskan semua maksud fantasiku tersebut, untungnya istriku mau mendengarkannya walaupun dia sedikit kesal dengan penjelasanku. Hingga setiap berhubungan badan selalu ku ungkapkan fantasiku dan itu cukup berhasil mempengaruhi pikiran dan mengubah pandangannya soal fantasiku.

Sampai suatu ketika badanku kurang merasa enak dan istriku menyarankan agar aku di pijit, aku memang punya langganan tukang urut/pijat, sebut saja Warsono seorang pria berumur 35 tahun yang sudah menjadi langgananku. Akupun menyetujui saran istriku,tapi aku juga minta agar istriku ikut di pijit, tapi dia ragu untuk menyetujuinya, setelah aku bujuk akhirnya dia mau untuk di pijit. Istriku Pun meminta agar aku tidak cemburu ataupun marah saat tubuhnya disentuh orang lain.

Tentu saja aku menyetujui permintaannya, bahkan aku tarik tangan istriku ke selangkanganku untuk memberitahukan bahwa aku sangat horny membayangkan istriku akan disentuh pria lain. Istriku Pun seakan terkejut setelah memegang pen***sku yang sudah sangat keras,

Bersambung ...

Kisah Kehidupan Pasutri (Cuckold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang