Bab 16

4.5K 10 0
                                    

Pov Salfa

Sudah 2 bulan aku berada di kampung halaman, meninggalkan suamiku sendirian di kota, suamiku sering memintaku untuk berangkat menyusulnya, tapi anak ku selalu melarangnya, pada akhirnya suamiku selalu mengalah dengan anaknya.

Hubungan ku dengan mas Warman juga semakin memanas, benih benih cinta di hatiku kini telah berubah menjadi cinta yang sesungguhnya, hatiku kini telah terbagi dua.

Entah apa yang membuatku jatuh cinta dengannya. tetapi aku merasa aman, nyaman, dan tenang saat berada di dekatnya, mas Warman pun merasakan hal yang sama denganku, sehingga kini aku dan mas Warman sudah benar - benar menjadi pasangan selingkuh yang sebenarnya.

Aku tetap merahasiakan perasaanku terhadap mas Warman dari suamiku, suamiku masih menganggap hubunganku dengan mas Warman hanyalah sebatas nafsu, dan memintaku untuk tidak memberi tahu yang sesungguhnya, bahwa sebenarnya suamiku mengetahui hubungan ku dengan mas Warman.

Tapi lagi - lagi aku tidak bisa menjaga kepercayaan suamiku terhadapku, kini mas Warman sudah tahu semua rahasiaku, bahkan rahasia yang tidak diketahui oleh suamiku, termasuk fakta bahwa suamiku mengijinkan aku berhubungan dengannya, asal hubungan yang ku lakukan dengannya hanya sebatas hubungan badan.

Sebagai wanita aku membutuhkan tempat untuk mencurahkan segala isi hatiku, jika seorang istri yang normal pasti dia akan memilih suaminya sebagai tempat curahan hatinya. Tapi aku justru mencurahkan segala isi hatiku dan semua rahasiaku kepada orang lain yang bukan suamiku, aku merasa jika mas Warman adalah orang yang tepat sebagai tempat curhat.

Mas Warman tentu sangat terkejut mendengar pengakuanku, dia tidak mengira bahwa wanita cantik yang ia anggap baik ternyata memiliki sebuah rahasia yang tidak terduga.

Mas Warman juga merasa kecewa denganku, karena wanita kedua yang ia gauli selain istrinya ternyata sudah sering di pakai oleh orang lain, mas Warman sempat menganggapku tak ubahnya seorang wanita panggilan yang akan melayani semua laki - laki yang menginginkannya.

Pada akhirnya mas Warman mau menerimaku apa adanya, dan dia memintaku untuk tidak memberi tahu suamiku, bahwa dia sudah tau tentang suamiku yang mengijinkan aku berhubungan dengannya. Akupun mengiyakan permintaan mas Warman dengan tidak memberi tahu suamiku, jika aku sudah mengatakan yang sebenarnya pada mas Warman tentang hubungan ini.

Mas Warman pun kini semakin bebas melakukan apa saja kepadaku, karena dia sudah tau suamiku mengizinkannya. Tapi mas Warman sedikit tidak percaya jika aku mencintainya, dia menganggapku berbohong dengan perasaanku, sampai akhirnya mas Warman meminta bukti bahwa aku benar - benar mencintainya.

Aku tak tau harus memberi bukti apa, karena mas Warman sudah tau suamiku mengijinkan aku berhubungan dengannya akan sangat percuma jika aku membuktikan cintaku dengan menyerahkan tubuhku padanya, karena tanpa cinta pun mas Warman masih bisa menikmati tubuhku.

Aku tak bisa membuktikan cintaku pada mas Warman, aku tidak tau harus bagaimana, kemudian mas Warman memintaku untuk mewarnai rambutku untuk membuktikan cintaku padanya. Tentu saja aku bingung untuk memenuhi permintaanya, karena aku tidak pernah mewarnai rambutku sebelumnya, dan apa kata orang tua dan suamiku nanti bila melihatku mewarnai rambutku.

Aku dilema, aku terus memikirkan ide untuk memenuhi permintaan mas Warman, akhirnya ku putuskan untuk mewarnai rambutku. Aku memilih untuk mewarnai rambutku sendiri, dari pada harus ke salon, karena jika aku melakukannya sendiri, aku masih bisa beralasan jika aku salah membeli cat rambut.

Di malam hari aku mulai mewarnai rambut panjangku di kamar mandi, dan saat aku terbangun di pagi hari nya, ku lihat rambutku sudah berubah warna, dari hitam menjadi pirang. Aku sempat menyesal telah mewarnai rambutku, bahkan aku sampai menangis melihat rambutku telah berubah warna.

Aku takut untuk keluar kamar, aku terlalu takut untuk bertemu dengan orang tuaku, bahkan anak ku sempat tidak mengenaliku karena rambutku telah berubah. Dan saat orang tuaku melihat rambutku, tentu saja mereka marah besar, mereka menganggap orang yang mewarnai rambutnya terkesan seperti orang yang tidak benar, mereka lalu memintaku untuk kembali menghitamkan rambutku.

Tapi untungnya alasan yang sudah kupersiapkan berhasil membuat orang tuaku tidak memarahiku lagi, begitu juga dengan suamiku yang kaget melihat rambutku yang berwarna pirang, tapi alasanku lagi-lagi berhasil membuat suamiku percaya.

Dan akhirnya baik orang tuaku atau suamiku membiarkan aku memiliki rambut pirang, mas Warman tentu saja sangat senang melihatku memenuhi permintaanya, dan dia akhirnya percaya bahwa aku memang mencintainya, dan meminta maaf telah meragukan cintaku.

Bersambung ...

Kisah Kehidupan Pasutri (Cuckold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang