Happy reading
Setelah sarapan yang menyenangkan bersama orangtua, adik dan bibinya, Jungkook kembali ke kamar. Dia ingin menghubungi Yeonjun, temannya di kampus.
“Hallo JK, ada apa kau menghubungiku pagi-pagi?” Sapa Yeonjun diseberang sana. Suaranya seperti orang yang baru bangun dari tidurnya.
“Yaak, sekarang sudah jam 9 tapi kau bilang masih pagi? Memangnya kau belum berangkat ke kampus?”
“Jam 9? Astaga, aku terlambat. Kenapa kau tidak meneleponku dari tadi?” Yeonjun menggerutu sambil bergerak ke arah kamar mandi. Dia mematikan sambungan teleponnya secara sepihak.
“Astaga, anak itu. Dia mematikan teleponku tanpa salam sama sekali.” Jungkook kesal karena tujuan dia menghubungi Yeonjun bukan untuk membangunkannya.
“Aku kirim pesan saja kalau begitu.” Jungkook mengirim pesan ke Yeonjun. Dia memberitahu keberadaannya yang masih di Busan dan meminta tolong ke Yeonjun untuk memberitahukan perihal ketidakhadirannya di mata kuliah Prof. Lee dan Prof. Han. Setelahnya dia menghubungi Jimin karena ingin tahu keberadaan hyung bantetnya.
.
.
Yoongi memandang Jimin tajam. Dia curiga kepada Jimin. Dari mulai saat pertama kali bertemu Jimin sudah menunjukkan wajah yang terkejut. Seolah-olah melihat seseorang yang harusnya tidak dia lihat. Lalu sekarang, dia memanggil Yoongi dengan sebutan sajang-nim padahal seingat Yoongi hanya Jin dan Namjoon yang tahu kalau dia adalah CEO sedangkan saat berkenalan dengan Eunwo, Sandeul dan Jimin, dia tidak memberitahukan pekerjaannya.“Kau mengenalku Jimin-ssi?” Yoongi mengulang pertanyaannya lagi karena Jimin tidak segera menjawabnya. Yoongi bukan orang yang sabar. Keterdiaman Jimin membuat dia bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah ranjang, ketempat Jimin berada.
Jimin takut dengan pandangan Yoongi tapi dia bingung harus menjawab apa. Kehadiran Yoongi di kamar yang sama dengannya sudah membuat Jimin kebingungan dan sekarang pertanyaan Yoongi membuat dia bertambah bingung.
“A aku.. aku..” Jimin gelagapan saat akhirnya Yoongi sudah berada dihadapannya. Duduk di atas ranjang bersama dirinya.
Bunyi dering telepon dari ponsel Jimin mengalihkan atensi Jimin dari Yoongi ke ponselnya. Dia segera mengambil ponselnya dan menerima panggilan telepon tanpa melihat caller id.
“Hallo.”
“Yaakk Jimin-ssi, kau dimana?” Jimin mendengar suara seseorang yang dia hapal.
“Aku sedang di Busan.”
“Aku tahu karena aku juga di Busan.”
“Aku di Jin-gu sedang menghadiri pesta pernikahan teman sekolah.” Jimin menjawab panggilan telepon dengan sesekali melirik Yoongi. Dia masih bertahan ditempatnya duduk di samping Jimin di atas ranjang.
“Kau kenapa semalam tidak pulang? Bibi mengkhawatirkanmu.”
“Aku semalam habis minum dengan teman-temanku sampai larut malam. Jadi aku sekalian menginap disini.”
“Harusnya kau menghubungi bibi agar dia tidak khawatir. Kau memberitahunya kalau sedang di Busan tapi tidak pulang ke rumah.”
“Maaf JK, nanti aku akan menelepon eomma setelah ini.”
“Ya sudah, segeralah pulang. Jangan membuat masalah dengan mengabaikan bibi.”
“Ya, JK.” Jimin mematikan sambungan telepon. Dia kembali melihat ke arah Yoongi dan ternyata Yoongi sedang melihat ke arahnya. Padahal tadi saat Jimin bertelepon, Yoongi sedang memainkan ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love is You
RomansJin dilema, antara mempertahankan hubungan yang sedang dijalani atau mengejar seseorang yang perlahan masuk dan menetap dihatinya. #jinkook #topjin #bottomkook