Bab 4

609 76 2
                                    

Happy reading, maaf baru bisa update karena pekerjaan di real agak menyita waktu.

“Mungkin karena kau tampan jadi aku sedikit gugup dan itu membuat wajahku agak memucat.” Jawab Jimin ke Yoongi yang masih menatapnya. Jimin tidak bohong tapi juga tidak jujur sepenuhnya. Jimin sebenarnya adalah karyawan Min Group. Tapi dia berpikir karena dia karyawan biasa dan Yoongi adalah CEO jadi kemungkinan mereka bertemu lagi nanti saat di perusahaan sangatlah kecil. Selama beberapa bulan bekerja di Min Group, Jimin hanya satu dua kali berpapasan dengan Yoongi di lobi kantor tapi Yoongi yang memang berkarakter cuek dan dingin tidak terlalu memperhatikan sekitar saat berjalan. Pandangannya selalu lurus kedepan.

Pesta berlangsung menyenangkan walaupun hanya 6 orang. Waktu menunjukkan pukul 1 malam saat akhirnya pesta berakhir. Terlihat semua orang mabuk kecuali Namjoon yang hanya minum sedikit karena paginya dia akan melangsungkan pernikahan. Eunwo dan Sandeul pamit pulang diantar oleh pegawai hotel ke lobi. Mereka menitipkan Jimin ke Namjoon karena arah rumah mereka tidak sejalan. Namjoon sudah meminta tolong ke pegawai hotel agar menghubungi supir pengganti untuk menyetir mobil Eunwoo.

Jimin terlihat sudah tertidur di kursi panjang. Bagaimana cara membawa Jimin pulang kerumahnya. Jin dan Yoongi yang akan menuju ke kamar mereka melihat Namjoon yang kebingungan.

“Bagaimana ini?” Namjoon menggumam.

“Ada apa Joon, kau terlihat bingung?” Jin bertanya ke Namjoon.

“Jinie, hyung, bagaimana cara Jimin pulang kalau dia saja tidak sadar seperti itu?”

“Dia tidak menginap di hotel?” Yoongi bertanya ke Namjoon.

“Tidak hyung. Sudah aku tawarin untuk menginap tapi dia tidak mau.”

“Ya sudah, pesankan saja taksi. Minta pegawai hotel untuk mengantarnya ke lobi dan memesankan taksi untuknya.” Jin memberi saran.

“Tapi sudah malam Jin, kasihan kalau harus pulang dalam keadaan seperti itu. Nanti kalau ada apa-apa bagaimana?” Namjoon mengkhawatirkan keselamatan Jimin kalau harus pulang sendirian.

“Pesankan saja kamar hotel.” Yoongi memberi saran. Dia sudah mengantuk dan ingin segera rebahan di kasurnya.

“Coba aku tanya ke resepsionis.” Namjoon berjalan menuju meja telepon yang ada di ruangan itu. Menghubungi resepsionis untuk reservasi kamar Jimin.

Yoongi memandang wajah Jimin yang terlelap. Lelaki itu terlihat tampan tapi juga cantik dalam waktu bersamaan. Pandangan Yoongi beralih dari melihat mata menuju hidung lalu bibir Jimin. Bibirnya sedikit terbuka dan itu memberi kesan seksi menurut Yoongi.

“Dia cantik ya hyung?” Ternyata Jin melihat Yoongi memperhatikan Jimin.

“Ya.” Yoongi menjawab Jin tanpa mengalihkan pandangannya dari Jimin.

“Kau menyukainya?” Jin bertanya kembali.

“Bolehkah?” Yoongi bertanya ragu.

“Tentu saja boleh. Menyukai seseorang tidaklah salah. Yang salah itu kalau menyukai seseorang yang sudah ada pasangannya.” Yoongi memandang Jin sekilas yang dibalas Jin dengan senyuman.

Namjoon berjalan menuju Jin dan Yoongi, memberitahu bahwa kamar hotel full karena ada tiga acara pernikahan yang diadakan di hotel tersebut, salah satunya pernikahan Namjoon dan Jeong Soo Min.

“Bagaimana kalau Jimin tidur di kamar dengan hyung dan aku tidur di kamar Namjoon?” Saran Jin yang membuat Yoongi dan Namjoon menatapnya.

“Itu lebih baik daripada Jimin disuruh pulang sendiri bukan?” Jin kembali berbicara.

Love is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang