POV Seokjin
Aku terbangun dan meraba kasur di sampingku, berharap ada seseorang di sana yang menemaniku tidur. Tapi nyatanya tidak ada. Kasur itu kosong, sama seperti malam-malam sebelumnya. Mimpi semalam terasa sangat nyata membuatku berharap dia benar-benar ada di sini.
Dia laki-laki bergigi kelinci dengan wajah yang menarik perhatianku. Pertama kali aku melihatnya saat aku mengantar Tae pindahan ke asrama. Aku hanya melihatnya sekilas yang masuk ke kamar sambil berlari dan buru-buru masuk ke kamar mandi karena panggilan alam. Aku tidak sempat berkenalan dengannya karena saat itu aku juga sedang bersiap untuk pulang.
Jungkook, aku tahu namanya setelah melihatnya untuk kedua kali di kamar asrama saat aku sedang menunggu Tae. Jungkook masuk ke kamar dengan wajah sendu dan tidak menyadari kehadiranku.
Perjalanan ke Busan membuatku bertambah yakin jika aku benar-benar tertarik padanya. Ekspresi malu-malunya, antusiasnya saat bercerita membuatku ingin mengenalnya lebih jauh.
Rasa tertarikku ke Jungkook berubah menjadi rasa ingin memiliki setelah kejadian di hotel. Ciuman yang diakui Jungkook sebagai ciuman pertamanya membuatku senang bukan main. Ya, aku memanfaatkan rasa penasaran Jungkook tentang hubungan sesama laki-laki. Memberinya sebuah ‘penelitian’ agar mengetahui kemana orientasinya terarah.
Mungkin jika bayangan Tae yang menangis tidak masuk ke pikiranku, mungkin aku sudah menelanjangi Jungkook saat itu. Mengungkungnya di bawahku dan memasukinya.
Aku juga berpikir, kematian Yoonji noona yang tragis membuatku tidak ingin menjalin hubungan dengan siapapun. Aku dan Yoongi hyung memiliki trauma yang sama tentang hubungan dengan seseorang semenjak kematian Yoonji noona. Kami berkomitmen untuk tidak melakukan seks sebelum menikah, walaupun Yoongi hyung nyaris melakukannya karena frustasi diselingkuhi tunangannya.
Mimpi semalam membuatku tambah yakin jika aku mencintai Jungkook. Tapi bagaimana dengan Tae? Aku tidak mungkin meninggalkannya. Dia bisa dibilang tidak bisa hidup tanpaku. Dia bahkan bertengkar dengan Yeonjun hampir disetiap pertemuan mereka karena tidak ingin aku mengalihkan perhatian darinya walaupun kenyataannya Yeonjun adalah adik kandungku, Tae tidak mau mengalah.
Taehyung adalah adik kandung korban yang mobilnya ditabrak Yoonji noona di depan mini market 6 tahun yang lalu di Daegu. Taehyung yang saat itu masih berumur 12 tahun dan hyungnya 22 tahun. Tae sudah kehilangan ibunya saat masih kecil, dia juga kehilangan kasih sayang ayahnya saat ayahnya memutuskan untuk menikah lagi. Tae yang sangat bergantung pada kakaknya karena menganggap kakaknya sebagai pengganti ibu dan ayahnya, harus kehilangan kakaknya juga.
Saat di rumah sakit, Tae yang dijemput ayah dan ibu tirinya tidak mau ikut pulang dan malah memelukku. Aku memang ikut menenangkannya yang terus menangis saat orang tuanya belum datang dan aku sedang menunggu Yoongi hyung yang saat itu harus mengurus jenazah Yoonji noona dan kakak Taehyung.
Ayah Tae bahkan menariknya paksa dari pelukanku saat Tae dengan eratnya malah memeluk tubuhku. Polisi yang berada di sana bahkan harus turun tangan untuk menghentikan ayah Taehyung.
Aku yang saat itu baru berumur 15 tahun, tidak bisa melakukan apa-apa untuk menolong Tae. Untungnya Yoongi hyung datang, dia dengan berbesar hati meminta ke orang tua Tae untuk sementara membawa Tae pulang bersama kami. Itu juga sebagai ungkapan rasa bersalah keluarga Min karena kesalahan Yoonji noona yang mengakibatkan mereka harus kehilangan anaknya.
Tae akhirnya ikut kami pulang ke rumah orang tua Yoongi. Suatu hari Tae dipulangkan secara paksa oleh paman Oh Seong ke rumah ayah Tae. Selang beberapa hari, aku mendengar dari Yoongi hyung jika Tae dirawat di rumah sakit karena nekad melompat dari lantai 2 rumah orang tuanya berniat untuk kabur.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love is You
RomanceJin dilema, antara mempertahankan hubungan yang sedang dijalani atau mengejar seseorang yang perlahan masuk dan menetap dihatinya. #jinkook #topjin #bottomkook