BAB 17

734 82 14
                                    

Matahari mulai menuju tempat dimana bayangan menjadi tidak terlihat. Ketika keluarga Chankimha berkumpul dengan canda tawa di ruang tamu keluarga di rumah berlantai dua yang cukup bersih nyaman namun tidak terlalu mewah.

Anggota keluarga mereka saat ini menjadi lengkap karena sang ayah pulang dari Belgia setelah diberikan cuti oleh atasannya dan juga Kirk Chankimha, anak sulung dari Arthit Chankimha dan Nun Chankimha telah menamatkan gelas S2 nya di bidang Sains khususnya ilmu Kimia murni dan kini kembali ke negara asalnya Thailand.

Freen duduk di tengah-tengah antara ayah dan ibu nya di sebuah sofa panjang. Dimana saat ini dia memeluk erat sang ayah serta tidak henti-hentinya menguyel-nguyel dada ayahnya dengan kepalanya. Sedangkan tangannya menarik satu tangan ibunya untuk juga dia bawa ke pelukannya. Walaupun usianya kini lebih dari 20 tahun. Tetap saja ia sangat suka bermanja-manja dengan orang tuanya. Sedangkan Kirk duduk di sofa lain di sebelah mereka.

"Freen, kamu seperti bocah umur 5 tahun" ucap sang kakak dengan nada menyindir.

"Bilang saja kau iri phi, tidak bisa duduk diantara ayah dan ibu. Sorry ya, sofanya sudah penuh" jawab Freen seperti anak kecil.

"Heeyy...,, untuk apa aku berebut temput duduk disana, bisa-bisa aku sesak nafas" Kirk lalu tertawa sendiri.

"Alasanmu saja phi padahal kau iri padaku" Freen menjulurkan lidah.

Sedangkan ayah ibu mereka hanya menggeleng-gelengkan kepala sambil tersenyum gemas.

Freen ketika dengan keluarganya, dia begitu manja, banyak bicara, dan bahkan suka beradu mulut dengan kakaknya.

Berbeda ketika dengan Becky, dia menampilkan sosok yang dewasa, penyabar, melindungi, melayani bahkan memanjakan Becky lebih dari apapun juga. Cinta memang membuat orang seberbeda itu.

Walaupun begitu, dia tetap sosok yang rajin, ulet, mandiri dan bisa melakukan apapun sendiri di mata semua orang termasuk keluarga dan kekasihnya.

"Kirk anakku, apa rencanamu selanjutnya" - Arthit

"Aku ingin berbisnis ayah.
Oh iya, sebenarnya aku ingin meminta ijin pada ayah. Bolehkah aku menggunakan uang tabunganku untuk membuka usahaku?" - Kirk menampilkan wajah seriusnya.

"Kenapa meminta ijin? Tabunganmu adalah hak mu nak" - Arthit

"Tetap saja aku ingin meminta ijin. Tabungan yang aku punya bersumber dari penghasilan ayah dan ibu. Jumlahnya lumayan besar, aku selama ini berusaha untuk berhemat karena ingin membangun usaha sendiri selepas S2" - Kirk.

"Waah phi hebat sekali" ucap Freen antusias

"Bukankah kamu juga nong. Setau phi kamu tidak pernah mengambil tabunganmu sama sekali selama ini sejak 6 bulan lalu" Kirk menggoda adiknya.

"Eehh.." Ekspresi Freen seperti ketahuan mencuri akibat kata-kata kakaknya.

Phii kenapa harus diumbar sih?
Batin Freen

Ayah dan ibu nya mengerutkan kening.

"Lalu bagaimana kamu membiayai kehidupanmu selama ini sayang?" Kali ini ibu nya lah yang merespon.

"Freen ada penghasilan bu, yah. Freen mencoba menjadi konten kreator di sebuah aplikasi sosial media, awalnya Freen coba-coba mendaftar sebagai affiliator disana. Eh ternyata banyak yang order barang yang freen promosikan. Selain itu Freen membuat beberapa konten juga disana dan di aplikasi Youtube. Entah kenapa banyak yang nonton dan suka bu. Hehe. Sampai akhirnya Freen dapat penghasilan dari sana" - Freen

"Apakah kuliahmu terganggu sayang?" Ucap ibunya dengan nada khawatir

"Tenanglah bu, Freen bisa mengatur waktu dengan baik" - Freen

I am Here For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang