BAB 9

1.5K 157 3
                                    

"Freen. Tiga hari lagi phi Non mengajakku ke mall" ucap Becky sambil mengeratkan pelukannya ke tubuh Freen.

Saat ini mereka sedang berada di kamar Freen setelah menyelesaikan makan malam bersama ibu Freen di meja makan rumahnya. Freen bersandar di Headboard tempat tidurnya yang tidak terlalu besar sambil membaca buku. Sedangkan Becky merangsek masuk ke dalam pelukan Freen dan meletakkan kepalanya di dada kanan Freen. Posisi yang sangat nyaman bagi Becky.

"Ya princess selamat jalan-jalan ya nanti" ucap Freen acuh tak acuh dengan mata yang tak beralih dari buku pelajaran yang dia bawa.

Becky menampakkan wajah cemberutnya yang menggemaskan

"Bisa tidak, fokus sama aku saja hari ini? Ini hari sabtu Freen. Berhentilah membaca untuk hari ini saja! Kamu sudah belajar sepanjang waktu. Otakmu bisa sebesar balon udara jika terus memasukkan semua ilmu yang ada di muka bumi ini ke dalam kepalanya"

Becky merubah posisinya dengan duduk tegak di samping Freen sambil melipat tangannya.

Freen menoleh.

"Baby ku menggemaskan sekali kalau sedang merajuk" batin Freen sambil tersenyum-senyum.

"Apa kamu senyum-senyum begitu, bukannya bicara!"

"Okay Princess ku yang cantik. Waktu ku hanya untukmu sekarang. Aku akan menaruh buku ini. Agar pangeranmu tidak memiliki kepala sebesar balon udara karena terlalu banyak membaca" jawab Freen seraya meletakkan bukunya di atas nakas.

Becky hanya tertawa kecil mendengar jawaban Freen. Lalu kembali menyerang Freen dengan pelukannya.

"Awww..,, pelan-pelan Beck" Pelukan Becky terasa terlalu erat bagi Freen.

"Hehehe. Maaf. Aku sangat suka memelukmu. Nyaman sekali rasanya"

Deg deg deg.
Jantung Freen mulai berulah karena Becky mendusel-dusel kepalanya di leher Freen.

"Tahan Freen, Becky temanmu. Jangan sampai menyerangnya lagi seperti tahun lalu. Jangan buat Becky menangis" batin Freen.

Ternyata Freen salah paham. Dia menyangka tangisan Becky di masa lalu adalah akibat dari dia meniduri Becky. Padahal kenyataannya Becky menangis karena Freen mengabaikannya sejak dia berpacaran dengan Non.

Sungguh persahabatan yang rumit.

"Freen"
Ucap Becky yang masih menaruk kepalanya di ceruk leher Freen

"Iya princess" jawab Freen sambil membelai rambut halus Becky

"Tidak jadi" sahut Becky cepat

Freen mengerutkan keningnya

"Hey kamu kenapa? Berceritalah kepadaku kalau ada sesuatu yang kamu pikirkan. Atau mintalah sesuatu padaku agar kamu merasa lebih nyaman. Bukankah kamu tahu, kalau aku tidak bisa menolak keinginanmu. Hmmm?"

"Freen, sampai saat ini aku belum bisa mencintai Non. Dia pria yang baik, walaupun dia lebih mengutamakan pekerjaan dan perusahaannya dibandingkan apapun juga termasuk aku. Aku harus gimana? Jika aku mengakhiri hubunganku dengan Non. Mama akan marah dan menjauhkanku darimu seperti ancamannya dulu. Aku tidak bisa jauh darimu" Batin Becky.

Tenggorokan Becky seperti tercekat sehingga tidak bisa bercerita ke Freen. Becky merasa Freen tidak memiliki perasaan kepadanya, seperti yang dia rasakan ke Freen. Jadi untuk jujurpun dia enggan. Takut Freen akan merasa canggung lalu lama-lama akan menjauhinya.

"Aaaa.. tidak mau. Freen ku tidak boleh kemana-mana"

"Hehe. Nanti saja aku cerita. Tidur yuk. Tapi peluuuk" ucap Becky manja.

I am Here For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang