BAB 24

659 89 24
                                    


Setelah melepaskan tangannya yang sempat menempel seperti lem di mulut sahabatnya, Freen pergi menuju mobilnya untuk mengambil sesuatu.

Ya kini Freen sudah mampu membeli mobil Honda HR-V dengan uang hasil kerja kerasnya sendiri. Freen perlu memiliki mobil untuk menjalankan aktifitasnya sebagai mahasiswa, pengusaha, konten kreator dan tentu saja sebagai seorang selebriti.

"Apa yang dibawa anak itu?" Guman Nam seraya meneguk segelas Lemon Tea sambil menatap teman baiknya yang sedang berjalan mendekat sambil membawa tote bag besar.

"Kalau masih kurang kenyang. Kau bisa memakan yang bisa kau makan dari dalam tas ini Nam" Freen menyeringai dengan mencurigakan

Nam mengerutkan dahinya.

"Tatapanmu mengerikan. Apa kau akan memberiku makanan beracun?" Tuduh Nam

"Yaaakk!! Apa aku yang baik, cantik dan rupawan ini tampak seperti kriminal?" Freen tidak terima sambil berkacak pinggang.

"Hahaha. Siapa tahu. Saat ini sedang trend seseorang yang tampak cantik, manis, lembut ternyata seorang psikopat" ucap Nam asal tapi tangannya justru mengambil alih tote bag itu dari tangan sahabatnya.

Freen kembali ke tempat duduknya.

Mata Nam membulat melihat isian dari tote bag besar itu.

"Darimana dapat banyak benda-benda sok imut ini?"
Nam mengeluarkan satu persatu benda-benda yang dia sebut sok imut.

Terdapat beberapa boneka, bunga, gelang, beberapa jenis permen dan coklat. Bahkan beberapa amplop berbagai warna dengan hiasan-hiasan 'Love'. Sudah bisa ditebak amplop itu berisi ungkapan perasaan si pengirim kepada seorang Freen Chankimha.

"Sebanyak ini orang yang menyukaimu di kampus Freen??" Nam nampak kaget.

"Hmmm"
Freen hanya mengangguk dan mencomot kentang goreng yang ada di atas meja.

"Sebenarnya aku sering mendapatkan kiriman seperti ini, kadang aku menemukannya di atas mejaku pagi-pagi di kelas, terkadang ada yang memberikannya secara langsung, ada juga yang melalui orang lain"

"Kamu bisa membawanya Nam. Aku tidak ingin membuat Becky cemburu atau berpikir yang tidak-tidak tentangku, jika aku membawanya ke asrama" lanjut Freen lagi.

"Waaah ada coklat besar juga" mata Nam berbinar sambil mengambil  Silverqueen seberat satu kilogram dari tote bag itu.

"Untung kau tidak membuangnya dan memberinya padaku, hehehe"
Nam lalu membuka bungkus coklat.

"Aku tidak enak jika membuangnya, mereka pasti juga butuh usaha untuk menyiapkan hadiah-hadiah ini untukku. Biasanya aku akan memberikannya pada ibu ku. Hehe" ucap Freen polos.

"Kamu baik sekali"

"Saking baiknya, bahkan kamu tidak  ingin Becky tahu kalau sebenarnya kekasih yang dia jadikan selingkuhan ini ternyata diminati oleh banyak pria maupun wanita di kampus. Sedangkan saat ini dia sendiri senang bersenang-senang dengan orang tua dan pacar laki-lakinya di sebuah restoran mewah" Nam melanjutkan kata-katanya dalam hati.

Nam lalu memandangi sahabatnya dengan raut wajah yang tak bisa diartikan.

Freen mengangkat kedua alisnya, sadar kalau dirinya sedang ditatap.

Sesaat kemudian Nam berdiri dari kursinya yang berada di seberang meja menjadi duduk di sebelah Freen lalu dengan segera memeluk gadis yang menjadi teman dekatnya sejak di bangku sekolah itu.

"Kau kenapa Nam? Tidak usah kasihani aku. Aku lebih kaya darimu. Aku sudah bekerja sedangkan kamu hanya seorang pengangguran dengan gaya hahaha" Freen mencoba bergurau.

I am Here For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang