"Cha?"
wanita hamil itu langsung menoleh dan segera bangkit begitu sang suami memanggil sambil...
"bunda?dewa...
"dan nenek?"Acha langsung meneguk salivanya ketika melirihkan nama nenek dari suaminya yang ada disana,duduk di kursi roda dengan pak gestara yang mendorongnya.
kemudian tatapanya beralih ke sebuah koper-koper besar yang dibawa oleh Sadewa dari luar.
"hai cha!"Sadewa membalaskan sapaanya lalu cepat-cepat menghampiri acha dan meninggalkan koper tersebut disana.
"selamat pagi sayang...acha sayang,nanti bunda mau bicara yah?"bunda turut mendekat dan membisiki sebuah kata yang hanya diangguki pelan olehnya.
"Cha,ayo salim sama nenek"titah gestara terhadap sang istri.
meskipun suasana hatinya sudah membara panas,Acha tetap melangkah maju lalu mengulurkan tanganya pada si nenek yang malah memalingkan wajah seolah menolak.
dan oleh karena itu acha menarik kembali tangannya disertai senyuman tipis.
"nenek apakabar?"
"apakah anak kota memang berpakaian seperti ini?"
seketika acha termenung dan memandangi cara berpakaiannya yang menurutnya biasa saja,kaos longgar meskipun celananya memang bermodelkan diatas lutut.
dan acha tau pertanyaan itu ditujukan kepada siapa,tentu saja ke dirinya.
"Bu..acha kan lagi ada dirumah,jadi wajar aja kalau pakaiannya santai,kalau lagi diluar juga pakaiannya sopan kok"bunda membela.
"disini yang laki-laki bukan cuma tara,tapi ada sadewa juga.dan secara langsung dia memamerkan auratnya kepada sadewa,kasian gestara"nenek sempat melirik tajam acha sebelum mendongakan kepalanya untuk menatap gestara.
"apa jangan-jangan,dia emang biasa berpenampilan seperti ini dihadapan laki-laki selain suaminya?"lanjutnya lagi.
"nenek..disini kan acha gak tau kalau nenek mau kesini,jadi mungkin aja acha gak sempet ganti baju karena dia emang gak tau"dewa menimpal dan berdiri disebelah acha.
"Acha sayang...yuk ikut bunda sebentar"
Acha menganggukan kepalanya saat sang mertua merangkul lembut pundaknya untuk dibawanya kedalam kamar.
meninggalkan nenek neta bersama kedua cucunya disana.
kembali pada acha beserta bunda.
sesampainya mereka didalam kamar,bunda langsung memegangi kedua bahu acha dengan eskpresi wajah bersalahnya.
namun acha mengangguk serta tersenyum manis pada maira.
"Acha sayang maafin bunda yah?bunda minta maaf banget sama acha karena udah ngebiarin nenek tetep disini,sebenarnya kita juga udah ngelakuin segala cara supaya nenek gak tinggal disini,tapi kita semua gagal karena nenek sempet ngamuk dan nangis-nangis pas dibandara,jadi gestara memutuskan buat tetep bawa nenek kerumah kalian..bunda bener-bener gak enak banget sama kamu cha,bunda takut kamu sakit hati karena ucapannya nenek..jadi kalau semisalnya acha udah gak tahan,acha bisa nginep aja dirumahnya bunda ya?"
"gakpapa bunda,setelah dipikir-pikir kayaknya rumah ini bakalan tambah rame kalau ada nenek,semoga adanya nenek disini bisa ngebuat hubungan kita mulai membaik,acha bakalan berusaha buat deketin nenek biar jadi baik"
"tapi kalau kamu udah gak tahan gak perlu kamu pendam yah?takutnya malah bikin kamu stres dan berimbas ke si dede"maira mengelus-elus perut menantunya yang sudah mulai membentuk.