dua

649 13 1
                                        

"DEWA?! DEWA AKU BUTA DEWA!"

"CHANI?! EH MAKSUDNYA, ACHA?!"

"JADI LO YANG MAU DIJODOHIN SAMA GUE??"Acha masih melototi sosok lelaki dihadapannya sampai tak memedulikan para anggota yang menatapnya bertanya.

Ah, lebih tepatnya kaget dan kebingungan.

"Kalian udah saling kenal? Wah?! Bagus, deh!"Sintya dan calon besanya langsung bertepuk tangan senang tak menyangka.

"M-mah...kenapa harus dia, sih?"

"Ya terus kamu maunya siapa? Lee Minho?"

"Eh? Noleh deh kalau Lee Minho! Sama bapaknya Dewa juga boleh!"tanpa memiliki rasa malu, Acha senyum-senyum sendiri kearah wanita paruh baya yang masih keliatan cantik seperti mamahnya.

"Gue yatim kalau lo lupa."Sadewa menjitak pelan kepala Acha dan kembali duduk di kursinya semula.

"Oh iya, maaf. Gue lupa."balasnya, telah bersedekap dada dengan bibir yang mencebik kesal.

Kenapa harus laki-laki itu sih yang harus dijodohkan denganya?

Pasalnya mereka pernah berpacaran meskipun hanya bertahan setengah hari saja.

Alasannya sepele, Dewa hobi kentut dan memiliki kelebihan aneh yakni bisa merasakan rasa dari bau kentut yang orang itu keluarkan.

"Mantannya dewa ini, bun. Kalau Dewa tau ini calonya, mending dijodohin sama Dewa aja."

Para orangtua mereka langsung melototkan matanya tak percaya mendengarkan ujaran dari Sadewa.

Terkecuali Acha, gadis itu sempat berdecak sebelum menyadari sesuatu yang aneh.

"Tunggu-tunggu....sebelumnya, lo tadi ngomong apa?"

"Yang mana?"

"Yang dijodoh-jodohin itu, loh."

"Mantanya Dewa ini, bun. Kalau Dewa tau ini calonya, mending dijodohin sama Dewa aja."Sadewa mengulangi ucapanya yang ditangkap seserius mungkin oleh gadis dihadapannya.

"Maksudnya gimanasih? Acha gak paham."karena Acha memang memiliki otak yang dangkal, ia merasa kebingungan dengan ucapan ulang dari Sadewa barusan.

"Sebenarnya, Cha. Yang bakalan dijodohin sama kamu itu bukan Sadewa, tapi kakaknya."penjelasan dari papahnya langsung membuat Acha kembali menegang.

Jadi dia sudah salah kaprah?

Jika Sadewa saja sudah setua ini, apakabar dengan kakaknya??

Oh, tidak! Sepertinya jokesan dari Acha selama ini akan berubah menjadi kenyataan.

Menyesal! Acha menyesal!

"Sabar yah, cantik? Kakaknya Sadewa bentar lagi kesini, kok."Maira, ibunda dari Sadewa mengelus-elus punggung tangan Acha dengan ukiran senyum yang menenangkanya.

"Kalau gak dapet kakaknya, adeknya juga boleh, tuh."celetukan Dewa barusan membuat seluruh orang menoleh kearahnya.

"Haii, cantik! Kenalin, Sadewa."Sadewa mengulurkan tangannya kehadapan Icha yang semenjak tadi merasa terpana akan ketampanan Sadewa.

Wajarlah bocah baru puber, baru liat cowok ganteng dikit langsung demen.

"Ihh, pedofil!"Acha mengubah raut wajahnya menjadi pura-pura jijik.

Namun tanpa dia sadari, ketegangan yang dialami Acha saat ini perlahan menghilang gegara ribut dengan Sadewa tanpa menjaga imagenya didepan calon mertua.

"Maaf jika saya telat."

Hening.

Acha langsung mengalihkan pandangannya ke seorang yang baru datang dengan mulut yang menganga lebar.

The Doctors Is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang