tiga

520 10 1
                                        

Seorang gadis yang baru turun dari mobil orangtuanya tampak berjalan lunglai, dengan helaan nafas panjang yang sesekali keluar dari lubang hidung mancungnya.

Sesampainya di halaman depan kampus, Acha lebih memilih untuk duduk terlebih dulu ketimbang masuk kedalam kelasnya yang sudah terlihat ramai.

"Gak bisa godain cowo-cowo lagi dong gue..."gumanya, menumpu wajah cantiknya dengan kedua tangan, dan setelahnya melamun sambil menatap lurus kedepan.

Sejak semalam, Acha tak henti-hentinya menangis gara-gara perjodohan ini. Tapi menangis dalam artian kaget yah, bukan menangis karena habis dibelah duren.

Gestara dan Acha tidak tinggal serumah walaupun sudah menikah, mereka baru akan tinggal berdua jika sudah melakukan ijab kabul yang sebenarnya, dan itu akan dilaksanakan pada minggu depan.

"Pagi-pagi udah nglamun aja lu! Kesurupan entar!"

Acha masih melamun dan tidak mengumpati sosok Bagas yang telah mengejutkannya dengan tepukan kencang.

"Cha? Kenapa?"heran Bagas, tidak biasanya si Acha nglamun dengan syahdunya begini.

"Woi! Tanyain juga!"

"Gak tau lah, Drul! Gue lagi banyak masalah, nih!"akhirnya Acha mulai membuka suaranya walau berdecak.

"Seorang Acha?? Banyak masalah??Ahahah! Yang bener aja!"Bagas tertawa singkat mendengarkan penuturan dari sahabatnya.

"Eh, Drul---"Acha menoleh kearah Bagas lantas berbalik dan melamun lagi.

"Gak jadi deh."

"Napa sih, ah! Gue penasaran nih!"

"Nanti aja deh gue kasih taunya."

"Kasih tau apaan?"Bagas semakin penasaran.

"Nanti juga tau. Udah, ah."

"Yee, jangan ngebikin orang penasaran dong, Cha. Cepet cerita ada apaan."paksanya.

"Sengaja, biar lo gak bisa tidur sangking penasarannya, hahahah."gadis itu tertawa hambar dan kembali melamun lagi.

"MET PAGI TEMAN-TEMANKUU YANG TAMPANGNYA MIRIP DUGONGEUU!!"sapa Lisa, langsung mendaratkan bokongnya disebelah Acha.

Jadi Acha duduk ditengah-tengah Lisa dan Bagas.

"Habis kemana lo, Lis? Ceria bener tuh muka."

Lisa menoleh dan semakin melebarkan senyumanya. Pasti ada kaitannya dengan si jalu Nichol itu.

"Gue habis anterin Nichol ke apotik, nih."

"Ngapain? Jangan-jangan habis beli testpack?!"

"Ngacoo, lo! Gue habis anterin dia buat beli obat untuk kakaknya yang baru nikah, anjir! Ihh, ngakak banget gue dengernya. Katanya kakaknya si Nichol gak bisa jalan sangkin brutal sama malam pertamanya, jadi dia kaya orang lumpuh gitu, anjir! Digotong-gotong kalau mau kemana-mana!!"

Lisa dan Bagas langsung meledakan tawanya sampai memukuli pundak Acha. Sedangkan Acha reflek memegangi dadanya yang cenat-cenut setelah mendengarkannya.

Waduh, mana dia akan menikah dengan Gestara lagi.

"Emangnya separah itu, yah?"Acha mulai bertanya dengan pelanya.

"Parah, Cha. Bahkan dulu ada yang sampe meninggal dunia gara-gara itu."jelas Bagas yang membuat Acha melotot.

"Serius lo?!"Acha langsung mendorong pundak Bagas sangkin kagetnya.

"Serius, dong. Gue juga pernah denger, kok."timpal Lisa.

"Eh eh, Drul! Gue mau nanya, dong! Ciri-ciri cowo yang punyanya big itu, gimana?"tanya Lisa, tanpa memiliki rasa malu sedikitpun.

The Doctors Is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang