empat belas

92 1 0
                                    

"HALOO BAPAK!!"

"Sudah selesai?"

"Udah,tapi acha pusing karena harus pikirin skripsi"Acha meluruhkan tubuhnya tak ada niat.

Tapi Setelahnya perempuan itu melototkan matanya saat sadar bahwa suaminya itu hanya mengenakan celana pendek yang menampakan paha beningnya coy.

"Ya Allah pak..maksud bapak apa pake kolor pendek begituan?Acha gak rela yah kalau harus bagi-bagi pesonanya bapak"

Gestara langsung menunduk untuk memandangi outfit yang sekarang tengah dirinya kenakan.

"Giliran"

"Emangnya Acha pernah tebar pesona?"

"Boong bisulan"

"Ihh jahat bener sih!au ah!"Acha menghentakkan kakinya sebelum masuk ke mobil gestara.

Sedangkan sang pelaku nampak menahan senyum dan menyusul masuk ke mobilnya.

"Pulang nanti Acha mau langsung tidur aja ah cape"

"Terus skripsi kamu?"

"Ah gampang itumah,tinggal bolos"bisiknya.

"Ga,kamu harus menyelesaikan skripsi sebelum tidur"tegasnya,mulai menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang.

"Tapi ajak Acha ke cafe ya pak biar kerjain skripsinya agak gampang sekalian cari cogan hehe"Acha menutup mulutnya seraya terkekeh.

"Ga"

"Pliss..."

"Jika niat kamu hanya untuk hal yang tidak penting,saya tidak mau.kerjakan skripsi dirumah saja biar saya temani"

Acha langsung cemberut sambil menggulung-gulungkan tali bajunya yang tergerai.

"Gak deh,Acha tadi cuman bercanda aja kok pak...pliss ajak Acha ke cafe biar semangat"Acha memeluk lengan suaminya yang tidak ikut menyetir.

"Serius?"gestara meliriknya dengan alis yang terangkat sebelah.

"Darius"

Akhirnya gestara menghembuskan nafas pasrah dan mengiyakannya.

....

"Pak bantuin..."

"Mandiri,pakai otak selagi sehat"

"Btw otak Acha lagi koslet dikit nih huhu"

"Maka dari itu,pergunakan otak biar ada perkembangan"

"Jadi bapak ngatain acha bego?"Acha memukul meja lumayan keras sampai minuman yang ada dihadapannya sedikit keluar gegara ulahnya.

"Secara gak langsung,emang iya"gestara tampak bodoh amat dan malah memasangkan earphone di telinganya.

Ia tak memedulikan acha yang berusaha matian-matian menahan kekesalannya seraya berpikir untuk skripsinya ini.

"Cha"

"....."

"Acha Kumala rahardi"panggilnya sekali lagi.

Namun sang empunya hanya diam seraya mengetik-ngetikan jarinya kelayar ponsel dengan gerakan cepat menahan kesal.

Gawat,kalau Acha marah maka jatahnya lah yang akan menjadi ancamannya.

"Maaf"

"Gak denger"balasnya cuek.

"Saya minta maaf"gestara sampai menarik sebelah tangan Acha untuk dielusnya.

"Udah gak berlaku"Acha menepisnya sebelum gestara semakin menggenggamnya begitu erat.

Bahkan laki-laki itu menciumi punggung tangan Acha sampai membuat empunya menoleh.

The Doctors Is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang