Chapter 4: Audit Senyap

190 24 7
                                    

Orion Town

Clay melangkah ke ruangannya dengan tatapan tajam dan geraham yang menggertak. Suasana menjadi sangat dingin di kantor itu. Setiap orang yang melihatnya tahu betul bahwa ini bukanlah masalah kecil. Terakhir kali Clay terlihat seperti ini ketika terjadi korupsi besar terhadap pengiriman makanan laut yang dilakukan oleh direktur dari perusahaan cabangnya.

Kemeja hitam panjangnya dilipat sembarang hingga sikunya menandakan ia tidak dalam mood yang baik. Langkahnya yang cepat seolah ingin cepat-cepar berburu hewan liar di hutan. Rambutnya yang dibiarkan tergerai menambah kesan panas dalam dadanya.

"Apa yang terjadi?" ucap Clay setelah membuka pintu ruangannya.

"Setelah ditelusuri, kecelakaan ini disebabkan oleh angin. Korban juga sudah diberikan kompensasi biaya pengobatan hingga sembuh," jelas Run.

"Berapa jumlah korban?" tanya Clay serius sembari membaca laporan kejadian dan proposal kerja sama di negara tersebut.

"Total korban delapan orang. Empat luka berat, tiga luka ringan, dan 1 cedera parah pada kakinya," Run menjelaskan dengan nada yang berat.

"Apa yang terjadi padanya?" tanya Clay memburu.

"Salah satu kakinya harus diamputasi karena terjepit di dalam mobil pick up yang dikendarainya," Kaluna menjawab karena melihat Run yang tertunduk lemas.

"Kau sudah menelusuri keluarganya?" tanya Clay dengan tajam.

"Ya. Ia adalah tulang punggung. Anaknya tiga, masih berusia 12tahun, 8tahun, dan 6tahun. Dan..." Kaluna terbata.

"Apa?!" Clay meninggikan nadanya.

"Ia single parent," ucap Kaluna menunduk.

"Holly shit!" Clay membentak dan melempar berkas yang sedari tadi dibukanya.

Ketiganya tengah meratapi kejadian yang menimpa para korban. Apakah mereka meratapi kerugian dari perusahaan? Tidak. Mereka meratapi para korban. Orion Town sangat mengedepankan kesejahteraan karyawannya sehingga tak segan memberikan bayaran yang besar bagi karyawannya sesuai dengan kinerja mereka.

Selain itu, Clay, Kaluna, dan Run sangat sensitif jika mengenai keluarga. Mereka adalah yatim piatu yang harus berjuang ketika membesarkan perusahaan ini. Perusahaan ini ditinggal ketika dalam masa penuh goncangan hingga akhirnya mereka sampai pada tahap ini.

Clay beranjak dari duduknya dan mengambil rokok yang ia simpan di kamar pribadinya di kantor itu. Tidak lagi ia memikirkan larangan Honey terhadapnya soal rokok. Ia butuh menenangkan pikirannya. Menurutnya, itulah cara satu-satunya.

Nafasnya memburu karena gejolak dan emosi dalam dirinya. Dihisapnya rokok dalam-dalam. Begitu juga dengan Run. Mereka bertiga sedang memeriksa berkas-berkas perencanaan yang pernah diserahkan kepada perusahaan. Dengan mata elangnya Clay menandai beberapa hal dengan spidol merah.

"Lakukan audit senyap dengan Tim Sandwich," perintahnya.

"Ada yang kakak curigai?" tanya Kaluna.

"Mmm," jawabnya mengangguk sembari melingkari sebuah nama perusahan yang memenangkan tender alat berat berkali-kali.

"Bagaimana dengan penyelidikannya di negara itu?" tanya Clay lagi.

"Untuk saat ini, kecelakaan disebabkan oleh kencangnya angin. Tidak ditemukan tanda-tanda sabotase atau lainnya," jelas Run.

"Kak, aku akan menggerakkan tim investigasi perusahaan untuk menyelidikinya. Apa kau setuju?" Kaluna menimpali.

CHAPTER HIDUP: DREAM FAMILY (LANJUTAN MY THERAPY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang