"Hah!?" Honey membelalak melihat sebuah surat yang diberikan Clay.
"Sejak kapan?" tanya Honey dengan alis yang menyatu.
"Sejak usiaku 25tahun," jawab Clay singkat.
"Jadi, kamu ..." tanya Honey tercekat dan beranjak meninggalkan Clay.
"Sayang, dengarkan aku dulu," Clay berusaha menarik Honey.
Honey melangkah ke kamar mandi dan membasuh wajahnya. Ia menyadarkan dirinya karena terkejut melihat hasil rontgen Clay. Honey sangat terkejut melihat itu.
"Itukah sebabnya ia tak pernah meminta aku memuaskannya?" tanya Honey masih tidak percaya.
Honey berusaha menenangkan hatinya sebelum akhirnya ia memberanikan diri keluar. Clay telah mondar-mandir menunggu Honey keluar dari kamar mandi. Matanya layu menatap Honey keluar dari kamar mandi. Ia bahkan tak berani mendekat.
"Jelaskan padaku," ucap Honey datar.
"Kumohon jangan memotongku. Biar kujelaskan sampai selesai," pinta Clay dan dibalas anggukan oleh Honey.
"Aku mengalami Hipospadia. Ini adalah suatu kondisi kelainan bentuk kelamin laki-laki yang menyebabkan lubang air seni berada di posisi yang tidak normal," Clay menarik nafas panjang.
"Aku mengalami Hipospadia tipe berat yang disebut hipospadia skrotalis. Muara salurang air seniku berada di bawah kantung buah zakar. Aku sudah memeriksakannya dan hasilnya adalah aku memiliki organ kelamin laki-laki dna hormone normal laki-laki. Seharusnya hal ini bisa didiagnosis ketika aku baru lahir namun orang tuaku tidak menyadarinya. Setelah menjalani beberapa pemeriksaan dan uji pencitraan, aku benar mengidap hal itu. Jalan satu-satunya ialah aku harus menjalani operasi korektif. Ini bertujuan untuk menempatkan lubang air seni ke posisinya yang seharusnya dan memperbaiki kelengkungan penis," jelas Clay tanpa terputus.
Honey mendengarkannya dengan serius tanpa melepaskan pandangannya pada Clay yang tertunduk lesu. Setelah mendengar Clay selesai menjelaskan, Honey berdiri dan hendak keluar dari kamar mereka. Clay tersentak dan hendak menahan Honey.
"Aku takut kamu akan risih berada di dekatku setelah mengetahui ini. Aku tidak bermaksud menutupinya. Aku hanya membutuhkan waktu yang tepat," ucap Clay lagi.
Tanpa membalas dan menjawab, Honey tetap berjalan keluar dari kamar mereka. Clay pun terduduk lemas. Ia merasa gusar dan frustasi melihat ekspresi Honey. Namun, ia juga tak bisa menyalahkan Honey. Wajar saja jika ia tidak bisa menerima hal ini.
Clay melemparkan tubuhnya di atas sofa. Dipejamkannya matanya. Ia mengawang bagaimana jika Honey meminta pisah darinya karena merasa jijik terhadapnya. Orientasi seksual mereka tentu akan menjadi membingungkan. Honey hanya tahu bahwa ia menikahi seorang wanita. Namun, kini ternyata ada kemungkinan bahwa Clay ada seorang laki-laki.
"Minumlah teh ini," Honey mengelus lengan Clay dan memberikan secangkir the camomile kepada Clay.
Clay terkejut dan menatap bingung Honey. "Kenapa?" tanya Honey bingung.
"Kamu tidak jijik denganku?" tanya Clay bingung.
"Mengapa harus jijik? Kamu suamiku dan akan benar-benar menjadi suamiku," jawab Honey lembut mengelus pipi Clay.
Clay meneteskan air mata tanpa ia sadari. Diletakkannya cangkir teh itu di atas meja kemudian memeluk Honey dengan erat. Ia merasa lega melihat respon Honey yang tidak merasa kecewa.
"Aku mendukung apa pun keputusanmu, Sayang," ucap Honey lembut mengelus punggung Clay.
"Kamu tidak keberatan jika ternyata aku ..." Clay menggantung.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHAPTER HIDUP: DREAM FAMILY (LANJUTAN MY THERAPY)
De TodoIni adalah kehidupan 'after married' dari Clay dan Honey. Cerita ini akan mengisahkan kehangatan sebuah keluarga yang dibangun oleh mereka. Dalam biduk rumah tentu akan ada permasalahan dan pasang surut di dalamnya. Namun, dengan cinta yang penuh, m...