Beberapa hari telah berlalu, kini Honey mulai bekerja kembali. Ia telah bertekad menjadi wanita karir yang tetap mengutamakan keluarganya namun tidak melepaskan pekerjaannya.
Honey benar-benar serius dengan impiannya melebarkan sayap StarsStudio. Ia tak ingin stuck sebagai perusahaan agensi semata. Kini ia mulai mencoba untuk membangun sebuah House Production dan kini tengah proses pembuatan film pertama.
Manow telah memberikan file kumpulan pemain yang akan memainkan film pertama mereka. Casting telah dilakukan dengan cukup panjang untuk memastikan kualitas pemeranan nantinya maksimal.
Meskipun ini adalah film pertama mereka, Honey tidak ingin menjualnya dengan cara menggunakan artis-artis yang sudah terkenal. Ia bertekad untuk mencari talenta-talenta baru yang kualitasnya tidak kalah dari mereka yang telah berpengalaman.
"Cerah sekali wajahmu, Kak!" sapa Marissa.
"Kau jugaaa," Honey menjawab sapaan Marissa dengan riang.
"Full service niiih," Marissa menggoda mengedipkan satu matanya.
"Hahaha! Tau saja. Sudah ah. Jika berlama-lama denganmu, bisa-bisa aku membongkar rahasia dapurku," kilah Honey.
"Oh ya, Manow di mana?" tanya Honey.
"Di ruangannya. Sepertinya sedang pusing mengurus pendanaan produksi film nanti," jawab Marissa.
"Aah, baiklah. Aku akan menemuinya," ucap Honey.
Perusahaan Agensi milik Honey tentu saja membutuhkan investor besar untuk membantunya membangun house production ini. Bukankah biayanya akan sangat besar jika ingin membuat sebuah film?
Honey menyimak serius pemaparan Manow mengenai cost yang akan digelontorkan selama pembuatan film nanti. Biaya wardrobe, MUA, konsumsi, para kru film, sutradara, hingga lokasi shooting memerlukan dana yang sangat besar.
Selama ini, mereka hanyalah sebagai penyedia artis untuk penggarapan sebuah film. Maka, barulah mereka menyadari bahwa biaya pembuatan film memang sebesar itu. Dengan status HP yang masih baru merintis, tentu akan sulit mencari sponsor utama yang mau membiayai sebagian besar produksi film pertama ini.
"Aku akan berdiskusi dengan suamiku. Siapa tahu dia memiliki relasi untuk bisa kita ajukan permohonan sponsor," jelas Honey serius.
"Mmm, baiklah. Aku sudah mengajukan beberapa proposal sponsor ke beberapa brand skincare dan ponsel. Semoga saja ada yang nyangkut. Akan mudah juga kita menyelipkan produk mereka di dalam adegan nanti," imbuh Manow.
"Baiklah. Aku akan memeriksa perkembangan Vidura resort dengan Marissa. Kurasa aku akan menjadikan tempat itu sebagai lokasi shooting yang bisa diset menjadi apa pun," jelas Honey.
"Menarik. Resort itu juga cukup ramai. Perusahaan besar hingga pasangan muda-mudi banyak yang bertandang di sana. Baik hanya untuk makan maupun untuk menikmati udaranya yang sejuk. Menyenangkan menginap di sana," Manow menimpali.
"Auh. Kau sempat menginap di sana?" tanya Honey curiga.
"Mmm. Saat kau tidak ke kantor beberapa hari, Marissa mengajakku ke sana untuk mengurus beberapa hal. Ia akan mengubah beberapa konsep kebun itu agar menjadi kekinian. Mungkin nanti ia akan menyerahkan rancangannya kepadamu," jelas Manow datar.
"Apa yang kau lakukan di sana, hmmmm?" goda Honey.
"Sama seperti yang kau lakukan dengan Kak Clay! Puas?!" Manow mendelik.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHAPTER HIDUP: DREAM FAMILY (LANJUTAN MY THERAPY)
De TodoIni adalah kehidupan 'after married' dari Clay dan Honey. Cerita ini akan mengisahkan kehangatan sebuah keluarga yang dibangun oleh mereka. Dalam biduk rumah tentu akan ada permasalahan dan pasang surut di dalamnya. Namun, dengan cinta yang penuh, m...