Clay dan Honey merebahkan tubuhnya di ranjang mereka. Setelah berkutat dengan dua mulut asbun Run dan Kaluna, tenaga mereka terkuras habis. Sulit mengendalikan ekspresi malu ketika mereka berdua terus menggoda gaya bercinta Clay dan Honey.
"Manow juga menjahiliku seperti itu tadi di kantor," Honey membaringkan kepalanya di bahu Clay.
"Sama," jawab Clay menderukan nafasnya.
"Apakah kita terlalu aneh menurut mereka, Daddy?" tanya Honey lemah sembari mengelus perut Clay.
"Hhh, mereka yang terlalu ingin tahu urusan kita, Mami," keluh Clay juga mengelus kepala Honey.
"Mmmm," Honey bergumam mencubit kecil perut Clay.
"Mami, jika kamu melakukan itu terus, Clay junior akan bangun dengan sendirinya," keluh Clay menahan nafasnya.
"Secepat itu?" Honey mengerutkan keningnya memandangi Clay Jr.
"Hey, lihat aku saja," Clay menarik dagu Honey agar memandangnya.
"Auw, aku tidak boleh melihatnya lagi?" tanya Honey polos.
"Bukan begitu. Satu hari ini, ia telah digoda terlalu sering. Meksipun dia hanya terbangun saat denganmu saja, kali ini ia akan bangun lebih cepat jika kamu memandanginya seperti itu," jelas Clay menarik tangan Honey dari perutnya dan diletakkan di dadanya.
"Begitukah?" tanya Honey penasaran dan dijawab anggukan dan senyuman oleh Clay.
"Apakah dia tidak bangun jika melihat wanita seksi di luar sana?" tanya Honey manyun.
"Jika aku tidak tertarik, maka tak akan terjadi apa pun, Mami," jelas Clay.
"Tapi, mereka kan seksi dan menggairahkan," ucap Honey lirih.
"Mereka memang menggairahkan dan seksi, tapi mataku hanya tertuju pada istriku. Jika ia terbangun, itu artinya aku melihat mereka dan membayangkan tubuhmu," jelas Clay lagi.
"Bisa begitu?" tanya Honey penuh penasaran.
"Tentu saja. Beberapa kali aku bertemu orang-orang yang kumaksudkan. Aku justru merasa aneh mengapa milikku tidak bangun sama sekali sedangkan kolegaku sangat terlihat milik mereka berdiri tegak, hmmm," ucap Clay.
"Bagaimana kamu bisa tahu kalau milik mereka berdiri?" tanya Honey penasaran.
"Terlihat dari tonjolan celananya, Mamiiii. Aku bahkan merasa diagnose dr. Bow yang mengatakan milikku normal itu salah. Tak bangun sama sekali padahal aku benar-benar sengaja melihat para wanita itu. Aku justru merasa semakin resah karena aku tetiba mengingatmu. Aku merasa aku menghianatimu jika memandangi mereka," jelas Clay menghembuskan nafasnya panjang.
"Terima kasih ya. Kamu mencintaiku begitu besar. Aku tidak tahu, apakah cintaku membalas besarnya cintamu atau tidak," ucap Honey pelan.
"Justru aku merasa cintamu yang terlalu besar untukku. Begitu sabarnya kamu dan menerima kondisiku hingga saat ini. Terima kasih, Sayang. Aku merasa sangat dicintai," ucap Clay mengecup bibir Honey lembut.
"Mmm, lalu bagaimana akhirnya kamu merasa bahwa milikmu sungguhan normal?" tanya Honey penasaran.
"Setelah pertemuan dengan kolegaku itu, aku melihatmu sedang masak di dapur. Kamu mengenakan daster kebesaranmu, punggungmu sungguh seksi di mataku. Keringat di lehermu itu membuatku menelan ludah gusar. Seketika itu aku merasa celanaku sesak. Itu sebabnya setelah memelukmu aku segera ke kamar, 'kan? Aku memeriksanya dan ya, dia membesar," jelas Clay.
"Oh, saat kamu menghantamku tanpa henti itu?" Honey memutar bola matanya ketika mengingat momen tersebut.
"Auuww. Maaf, Mamiiii. Tapi kamu menikmatinya, 'kan?" Clay menggoda, memeluk istrinya dan mengecupnya berkali-kali.
"Daddy! Jangan, aku sedang palang merah loh kalau kamu lupa," Honey mendorong pelan dada Clay.
"Hahaha! Iya, Mamii. Tapi, tumben ini tidak sakit kalau disentuh," goda Clay mengelus payudara Honey yang mengeras.
"Entahlah, mungkin dia mulai terbiasa dengan bayi besarku," jawab Honey acuh.
"Mau, Mami," Clay meminta dengan manja.
"Nanti," jawab Honey cepat.
"Huh," keluh Clay.
"Kamu merajuk namun tanganmu tak lepas sama sekali ya?" ejek Honey.
"Aku multitasking, kalau kau lupa," mengangkat alisnya masih dengan tangan yang aktif.
"Iya deh. Untung suamiku," Honey gemas mencium rahang Clay.
"Oh iya. Aku ingin bertanya sesuatu, Dady," ucap Honey serius dan dijawab dengan alis yang mengangkat oleh Clay.
"Kamu ingat malam pertama kita?" tanya Honey dan Clay mengangguk.
"Kala itu, aku melihat milikmu tidak ada yang aneh sama sekali. Normal-normal saja seperti milik wanita pada umumnya. Kamu juga mengeluarkan cairan ketika kamu sampai puncak," tanya Honey polos.
"Auh. Sevulgar ini, Mami?" tanya Clay terkejut.
"Kita ini suami-istri, Daddy. Mengapa harus ditutupi?" ucap Honey tanpa ekspresi.
"Baiklah. Saat itu memang kondisinya masih seperti milikmu karena memang jalur pertumbuhannya salah. Sehingga yang terlihat masih seperti milikmu. Jika kamu perhatikan hasil rontgen pertama kali, itu adalah gambarannya di dalam bagaimana dia melengkung karena salah jalan. Mengenai cairan itu, itu sama saja seperti hasil ereksi," jelas Clay sesuai dengan pemahamannya.
"Oh, itu sebabnya kamu harus segera dioperasi ya?" tanya Honey.
"Iya. Operasi itu bisa kupilih. Entah mempertahankan bentuk yang sama sepertimu atau membiarkan batangan itu tumbuh. Namun, karena hormone lelakiku lebih tinggi, maka aku memutuskan untuk membuka jalur dan memperbaiki arah pertumbuhannya dan sekarang, begitulah bentuknya. Untungnya, pertumbuhannya normal dan..." ucapan Clay menggantung.
"Dan apa?" tanya Honey penasaran.
"Mengesankan, bukan?" ucap Clay menggoda.
"Iya. Aku menyukainya," jawab Honey dengan wajah polosnya.
Clay yang mendengar jawaban innocent dari Honey pun terdiam. Pipinya memerah, rahangnya mengeras, pipinya memerah malu. Dia berniat menggoda istrinya namun siapa sangka responnya sepolos itu? Ya, inilah dia sepasang suami istri yang menggemaskan.
"Oh ya. Terima kasih telah mengizinkanku kembali bekerja ya, Daddy," peluk Honey.
"As you wish, Mami. Namun, aku tetap ingin kamu mnegurusku ya. Berangkat dan pulang bersamaku, memasak makanan untukku, makan malam bersamaku. Kamu tidak boleh terlalu mengambil pekerjaan di kantor. Secukupnya saja. Jika ada masalah, sampaikan padaku," ucap Clay tegas.
"Yeah, Captain," Honey tersenyum menggemaskan.
"Ayo tidur, besok kamu akan bekerja 'kan?" ajak Clay dan Honey mengangguk.
"Auw, kenapa kamu memunggungiku?" keluh Clay.
"Aku ingin dipeluk dari belakang, Daddy. Aku tak kuat menahan hasrat untuk tidak menciumi lehermu itu. Kalau kuciumi, nanti Clay Jr. terbangun dan aku tidak bisa memuaskannya saat ini," jelas Honey sejujurnya.
"Auw. Benar juga sih," jawab Clay gugup.
Honey membuka kancing bagian atas dasternya kemudian menarik tangan Clay agar memeluknya. Honey mengarahkan tangan Clay agar memasukkannya ke dalam bajunya yang kancingnya telah dibuka. Honey memberikan akses kegemaran Clay. Jika tak memainkan mainan favoritnya itu, Clay sulit mendapatkan tidurnya yang nyenyak. Anehnya, Honey pun demikian. Akan sulit baginya untuk tidur jika miliknya belum dimainkan oleh Clay.
"Auuh. Jangan ditarik!" Honey menepuk pelan tangan Clay yang sengaja menarik pucuknya dengan cukup keras.
"Hihihi," tawa Clay gemas meremas payudara itu dan menghirup aroma tengkuk leher Honey.
"Daddy," panggil Honey berbisik.
"Hmmm?" gumam Clay.
"Aku ingin mengandung anakmu," bisik Honey mengeratkan tangan Clay.
To be Continue
KAMU SEDANG MEMBACA
CHAPTER HIDUP: DREAM FAMILY (LANJUTAN MY THERAPY)
AcakIni adalah kehidupan 'after married' dari Clay dan Honey. Cerita ini akan mengisahkan kehangatan sebuah keluarga yang dibangun oleh mereka. Dalam biduk rumah tentu akan ada permasalahan dan pasang surut di dalamnya. Namun, dengan cinta yang penuh, m...