Setelah menyelesaikan makan malam, Honey dan Clay menyempatkan diri untuk bercengkrama di ruang keluarga dengan Kaluna. Mereka menonton sebuah serial yang tengah booming saat itu. Tawa mereka tergelak ketika melihat adegan lucu pada serial yang mereka tonton.
Tak ada kecanggungan di antara mereka meskipun Honey dan Clay bermesraan di depan Kaluna. Kaluna yang sudah biasa menyaksikan pahit manisnya hubungan sang kakak pun biasa saja. Tidak ada hal yang harus dijadikan alasan tidak nyaman.
"Sayang, aku butuh masukanmu," ucap Honey setelah tv dimatikan.
"Apakah aku boleh mendengarnya, Kak?" Kaluna memastikan dia masih boleh tinggal di ruangan itu atau harus meninggalkan mereka berdua.
"Sepertinya aku juga membutuhkan masukanmu, Dik," jawab Honey cepat.
"Baiklah. Apa itu?" tanya Kaluna.
Honey memajukan tubuhnya agar dapat duduk dengan nyaman dan dapat dilihat oleh Kalunda dan Clay. Ia mulai menjelaskan progress pembuatan film perdananya yang sudah mencapai tahap perancangan jadwal shooting dan lokasinya. Baik Kaluna maupun Clay menyimaknya dengan seksama dengan ekspresi yang sama persis.
"Ternyata, di balik karakter kalian berbeda, ada hal yang sama dari kalian berdua," kekeh Honey setelah menjelaskan kebingungannya.
"Huh?" Clay merespon bingung.
"Ekspresi kalian benar-benar sama. Akhirnya aku yakin bahwa kalian memang kakak-adik. Hehehe," Honey terkekeh lucu.
"Syukurlah. Setidaknya ada hal yang mirip dari kami, Kak!" Kaluna ikut menimpali.
"Sayang, mau lanjut atau tidak?" tanya Clay serius.
"Datar sekali hidupmu. Huh!" dengus Kaluna.
"Hahaha! Baiklah. Jadi, kami kini tengah kesulitan mencari sponsor utama. Manow telah mencoba mengajukan proposal sponsor kepada beberapa perusahaan skincare dan brand ponsel. Namun, belum ada jawaban. Dengar-dengar, mereka masih ragu dengan PH kami karena ini PH baru. Hmmm," keluh Honey.
"Jadi, apa yang sebaiknya aku lakukan?" tanya Honey.
"Kak, kau lupa atau bagaimana sih?" Kaluna heran.
"Huh?" Honey bingung dengan maksud Kaluna.
"Yaaa. Kau lupa, amnesia, atau bagaimana? Lihatlah suamimu itu," perintah Kaluna.
"Huh? Suamiku? Mmm, tampan," jawab Honey polos.
"Correct!" jawab Clay pamer.
"Iyuuh! Kalian ya, benar-benar membuatku arrghhh! Kutahu kalian suami-istri tapi bukan berarti kalian lupa dengan jabatan masing-masing, 'kan?" Kaluna mencecar.
"Bisakah kau sederhanakan saja, Kaluna? Aku tidak memahami maksudmuuuu," rengek Honey menyandarkan tubuhnya di atas tubuh Clay yang masih bersandar di sofa.
"Suamimu itu the president of Orion Town! The biggest Coorporation in this country! Perusahaan kita bahkan membawahi beberapa perusahaan kecil, menengah, hingga besar. Tidak hanya di negara ini, OT juga membuka beberapa anak perusahaan di luar negeri. Apa kau lupa dengan power suamimu, Kak?" Kaluna membelalak heran.
Honey termangu. Ia baru menyadari apa yang Kaluna katakan. Namun, hatinya merasa janggal jika harus selalu menggunakan previledge suaminya. Honey berpikir dan terdiam cukup lama hingga Clay mengeluarkan suaranya.
"Aku bekerja untukmu. Apa yang membuatmu ragu untuk meminta sesuatu padaku, hmm?" tanya Clay seolah memahami kekhawatiran Honey sembari mengecup kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHAPTER HIDUP: DREAM FAMILY (LANJUTAN MY THERAPY)
DiversosIni adalah kehidupan 'after married' dari Clay dan Honey. Cerita ini akan mengisahkan kehangatan sebuah keluarga yang dibangun oleh mereka. Dalam biduk rumah tentu akan ada permasalahan dan pasang surut di dalamnya. Namun, dengan cinta yang penuh, m...