Chapter 15: Tabu

215 29 11
                                    

"Mr. President is here!" seru Run sembari merentangkan tangannya ketika Clay memasuki ruangannya.

"Bisa tidak berlebihan 'kan?" jawab Clay tersenyum dan menyambut pelukan Run.

"Aku juga mauuuu," rengek Kaluna merentangkan tangannya.

Alih-alih mendapat pelukan, Clay mendorong kepala Kaluna dengan telunjuknya agar menjauh. "Kita bertemu setiap hari dan selalu makan malam bersama," ucap Clay datar. Clay duduk di kursi kebesarannya.

"Hmmm, tapi aku tak pernah Kakak peluk. Setiap makan malam bersama, kalian bermesraan di hadapanku. Kau tak pernah mengecup keningku lagi!" rengek Kaluna dan duduk di sofa hitam.

"Auw. Kau memerhatikannya? Kukira kau tidak peduli dengan kami. Hahaha," ejek Clay.

"Terserahlah," jawab Kaluna sungguhan merajuk.

"Hoih, adikku sungguh-sungguh merajuk kali ini? Sinilah, apa yang kau inginkan, humm?" Clay beranjak menghampiri Kaluna dan memeluk adiknya.

"Tidak ada. Aku hanya ingin dipeluk oleh kakakku. Itu saja!" Kaluna memeluk erat sang kakak.

"Maafkan kakakkmu yang tidak peka itu, Kaluna," ejek Run.

Kaluna menyeka air mata di ujung matanya. Clay mengacak pucuk kepala Kaluna karena gemas dengan kelakuan adiknya itu. "Mengapa kau manja sekali, huh?" tanya Clay. Tak menjawab apa pun, Kaluna memanyunkan bibirnya dan duduk kembali di sofa. Clay pun duduk di sebelah adiknya dengan mengelus lembut bahunya.

"Auh, kemesraan kakak-beradik ini langka sekali kulihat," Run memerhatikan keduanya.

"Begitulah," jawab Kaluna ketus.

"Tapi, kubangga dengan adik kecilku ini. Bukan anak manja lagi. Dia selalu membantu Honey ketika Honey selesai masak dan menyiapkan makan malam untuk kami. Tak jarang juga mereka mengurus taman dan halaman belakang bersama. Biasanya, sepulang bekerja, ia pasti langsung ke kamar dan entah apa yang dilakukan," gemas Clay memijat lengan sang adik.

"Hehehe. Istrimu panutanku, Kak!" jawab Kaluna malu.

"Itu artinya, aku pandai memilih istri?" Clay bangga.

"Iya. Kak Honey yang kasihan karena menikah denganmu," ejek Kaluna.

"Auw! Kenapa begitu?" tanya Clay tak terima.

"Iya. Dia menikahi manusia kutub, tidak romantis, dan manja sepertimu!" dengus Kaluna.

"Aku manja hanya di hadapannya!" keluh Clay tak terima lagi.

"Di depanku juga!" jawab Kaluna tak mau kalah.

"Ya, itu kan karena dengan Honey. Kebetulan kau ada di sana. Dan ..." ucapan Clay terputus.

"BISAKAH KALIAN BERHENTI!?" Run menghentikan perdebatan kakak-beradik itu.

"Hoih! Memang lebih baik kalian tidak bekerja di satu tempat yang sama. Pening kepalaku jika harus melihat dan mendengar perdebatan tidak penting kalian ini!" keluh Run lagi.

Clay dan Kaluna hanya diam memerhatikan sahabat mereka itu. Setelah itu, mereka berdua justru menertawainya. Run yang kesal pun melemparkan bantal sofa kea rah Clay dan Kaluna. Mereka akhirnya tertawa bersama.

"Bagaimana perkembangan Vidura Resort, Run?" tanya Clay penasaran.

"Cukup baik. Tidak ada kendala. Dalam satu bulan ini telah penuh dipesan untuk kegiatan pernikahan dan acara gathering beberapa perusahaan," jelas Run.

"Syukurlah. Kurasa Honey ingin mencoba mengurusnya langsung. Bisa kau bantu?" ucap Clay.

"Auw, mengapa tidak kau saja yang membantunya?" tanya Run penasaran.

CHAPTER HIDUP: DREAM FAMILY (LANJUTAN MY THERAPY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang