Chapter 13: Seperti Malam Pertama

851 45 16
                                    

Clay tersenyum lembut melihat wajah istrinya dari dekat. Namun, akhirnya Clay melihat hal aneh dari ekspresi Honey. "Ada apa, Sayang?" tanya Clay lembut.

"Aku tidak mau lebih besar dari ini," ucap Honey sembari menyentuh dada Clay.

"As you wish," ucap Clay mengiyakan.

"Berolah ragalah demi kebugaranmu, bukan menambah masa ototmu lagi," pinta Honey merebahkan kepalanya di dada lebar itu.

"Iya, Sayang," ucap Clay lembut.

"Apa kamu tidak ingin menyapa 'anggota baru' tubuhku?" tanya Clay pelan.

Honey mendongakkan kepalanya. Terlihat wajah Clay yang tenang. "Apakah boleh?" tanya Honey polos.

Clay yang mendengar jawaban Honey pun tak mampu lagi menahan hasratnya. Telah lama mereka tak melakukan hubungan intim tersebut. Tak buang-buang waktu, Clay mengecup bibir Honey perlahan. Tempo yang pelan hingga sedikit bernafsu.

Keduanya terhanyut dalam nafsu yang membara. Kegiatan yang telah lama ditunggu-tunggu sejak Clay belum operasi. Ketika masa pemulihan pun mereka tak berani melakukan itu karena takut akan hal-hal yang tak diinginkan. Ketika semua telah normal kembali, Clay dan Honey menuangkan kerinduannya.

Kecupan demi kecupan dilayangkan dari keduanya. Saling memberikan kehangatan pada bibir dan lidah mereka. Kecupan penuh cinta yang dibumbui nafsu benar-benar memabukkan mereka. Baik Clay maupun Honey terhanyut dalam suasana yang syahdu.

Clay meremas buah dada Honey ketika mereka masih saling melumat bibir. Memainkan pucuk Honey yang kecil adalah kenikmatan tersendiri bagi tangan Clay yang besar dan panjang. Honey mendesah halus ketika sentuhan-sentuhan itu secara sensual di atas pucuknya.

Clay terus bergerak. Bibirnya mengecup telinga dan bagian bawah telinga Honey dengan penuh gairah. Honey memejamkan matanya ketika Clay mulai memberikan gerakan-gerakan sensual pada telinganya.

Tanpa sadar, Honey menuntun tangan Clay agar masuk ke dalam piyamanya dan memainkan buah dadanya di dalam sana. Makin terasa sentuhan Clay yang begitu memanjakannya. Clay pun mengikutinya dengan mengecup dan sesekali menghisap leher Honey pelan.

Mmhhhh

Sssshhhh

Desahan Honey makin terdengar jelas di telinga Clay. Tentu saja itu semakin membuat libido Clay meningkat. Honey mengelus dan meremas pelan punggung padat Clay ketika ia merasa lehernya dijilat pelan oleh Clay.

Clay meningkatkan agresivitasnya dengan cepat ia menanggalkan piyama yang Honey kenakan. Dengan cepat ia menyambar pucuk yang telah mengeras itu dengan mulutnya. Kali ini, ia menghisap bukan sebagai sumber energi melainkan hasrat yang memuncah.

Ssluurrpp

Sslluurrppp

Penuh nafsu Clay bermain-main di buah dada sintal itu. Honey meremas pelan rambut Clay dan menekannya lebih dalam agar Clay menghisap lebih kencang lagi. Tentu saja Clay mengikutinya karena itulah yang ia tunggu-tunggu.

"Mmmhh, Daddy!" desah Honey ketika Clay mulai meremas dan meminkan pucuknya sedikit kasar.

Clay tak membiarkan kedua pucuk itu menganggur. Keduanya dikecup, hisap, dan remas secara bergantian. Hingga bibirnya mulai berpindah ke perut dan pusar Honey. Masih bermain dengan bibir dan lidahnya, Clay begitu bersemangat.

"Aaahhhhh..." desah yang tadi tertahan akhirnya keluar ketika Clay mulai menghisap biji kacang hijau milik Honey.

Lidahnya bermain lihai di bawah sana. Bibirnya dengan nakal mempermainkan perasaan geli pada bagian intim Honey. Lidahnya sengaja dibuatnya keluar masuk pada liang surgawi itu. Honey menggelinjang tak tertahan dengan gelinya.

CHAPTER HIDUP: DREAM FAMILY (LANJUTAN MY THERAPY) (Faye Yoko)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang