5. Sebuah Ilusi ?

26 22 6
                                    

DEGH ...

"Pa-pangeran Lumiere ... be-benarkah ini adalah kamu?" ucap putri Elysia berbinar.

Sosok berjubah putih itu mengangguk samar sembari menyunggingkan senyuman hangat. Senyuman yang selama ini selalu dirindukan sang putri.

 Senyuman yang selama ini selalu dirindukan sang putri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Putri Elysia menatap lekat pangeran Lumiere. Bahkan dia masih saja membeku saat pangeran Lumiere meraih jemarinya dengan hangat lalu menempelkan pada pipinya.

"Ini aku, Putri Elysia ... aku sangat merindukanmu ..."

Suara lembut dan jernih ini ... sepasang mata kebiruan yang indah dan hangat ini ... tatapan ini ... sentuhan ini ... dia adalah pangeran Lumiere ...

Batin putri Elysia penuh haru. Dia menghempaskan tubuhnya ke dalam pelukan sang pangeran. Meluapkan segala kerinduan setelah 1000 tahun tidak bertemu. Tangis harunya pecah di dalam pelukan hangat sang pamgeran.

"Maafkan aku ... ini semua salahku. Demi melindungiku saat itu, kamu terluka dan kamu—"

"Aku tidak pernah menyesali semuanya, Elysia." bisik pangeran Lumiere tepat di dekat telinga putri Elysia.

"Aku sudah berjanji untuk menjadi pelindungmu di setiap kehidupan. Maka aku akan melakukannya. Asal kamu baik-baik saja, maka itu sudah cukup bagiku ..." imbuh pangeran Lumiere mengusap lembut rambut keemasan sang putri.

Putri Elysia melepas pelukannya. Dia menengadahkan wajahnya menatap wajah teduh nan tampan di hadapannya.

"Berjanjilah padaku ... setelah ini jangan pernah meninggalkanku lagi. Aku tidak bisa sendirian tanpamu ..." putri Elysia mengulurkan jari kelingkingnya.

Uluran itu disambut hangat oleh pangeran Lumiere, "Aku akan berusaha ... tapi—"

Putri Elysia mengkerutkan keningnya bingung, "Tapi apa?"

Pangeran Lumiere menghela nafas dan menatap sekelilingnya.

"Tapi aku tidak bisa meninggalkan Shadowmere. Setelah kehilangan kristal kehidupan, aku tidak bisa bertahan lagi di dunia luar. Hanya tempat inilah satu-satunya yang bisa aku tinggali saat ini."

"Maka aku akan menemanimu di sini." pangkas putri Elysia tanpa ragu.

Pangeran Lumiere beralih menatap sang putri. Dia menatapnya bingung. Sepasang alis tegasnya berkerut saling berdekatan.

"Lalu ... bagaimana dengan Callestera? Mereka membutuhkanmu, Elysia. Rakyatmu menantikan kamu kembali. Raja Lucien juga tidak akan membiarkan semua ini ... kembalilah, Elysia." lirih pangeran Lumiere menatap lekat sepasang manik hazel bulat nan indah itu.

Namun, putri Elysia menggeleng cepat.

"1000 tahun aku selalu menunggumu. 1000 tahun aku selalu menantikanmu. Aku tidak akan meninggalkanmu!" bantah putri Elysia.

Callestera Princess Crosses the WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang