"Bagaimana anak ini bisa melarikan diri dari Callestera? Ayahanda pasti akan sangat murka ... belum lagi masalah dengan Luminara ... huft ..."
Elysia yang berada di balkon ruangan medis menatap Aiden yang masih sibuk bermain game di dalam ruangan medis. Jujur saja Elysia malah semakin mengkhawatirkan ayahandanya dan seluruh Callestera setelah mengetahui jika Aiden malah menyusulnya ke dunia manusia.
"Apakah dalang dibalik penyerangan saat itu sudah ditemukan, Ulysses? Siapa sebenarnya prajurit bertopeng itu?" tanya Elysia pada Ulysses yang terbang di sampingnya.
"Belum ditemukan, Tuan putri. Namun, baginda raja Lucien mencurigai jika penyerangan saat itu ada campur tangan dari Dewa Harold. Anak panah yang melukai pangeran Lumiere saat itu adalah salah satu anak panah mematikan miliknya." jawab Ulysses dengan nada rendah.
"Senjata Dewa Harold?" gumam Elysia berpikir keras. "Bukankah Dewa Harold memberkati tanah Luminara? Callestera dan Luminara akan bersatu ketika aku dan pangeran Lumiere menikah. Tapi ... mengapa Dewa Harold malah ingin menghancurkan Callestera?"
"Aku tidak berani menarik sebuah kesimpulan, Tuan putri. Namun, inilah yang sedang terjadi saat ini. Baginda raja Lucien juga masih mengumpulkan bukti lainnya untuk menyelidikinya. Namun, aku dengar kesehatan raja Lucien mulai memburuk setelah pangeran Aiden meninggalkan Callestera."
"Ayahanda sakit?" tanya Elysia semakin khawatir.
"Penyakit lambungnya kembali kambuh, Tuan putri."
Elysia mendesah tak berdaya, "Aku harus bisa menyelesaikan semuanya dengan cepat dan segera kembali! Aku tidak akan membiarkan siapapun menghancurkan Callestera! Ayahanda ... aku akan segera kembali bersama Aiden dan pangeran Lumiere." gumamnya mengepalkan tangannya.
"Tuan putri tenang saja. Perisai yang diciptakan pangeran Lumiere untuk melindungi Pearlspire adalah perisai terbaik di dunia ini. Callestera akan baik-baik saja. Namun, untuk kesehatan baginda raja, sepertinya hanya akan bisa membaik setelah kalian semua kembali."
"Argghhh ... princesssss ... ini gawat sekali! Ini gawattttt ..." Aiden yang masih terduduk di atas brankar berteriak histeris.
Sontak saja Elysia langsung berlari memasuki ruangan medis karena khawatir.
"Ada apa? Apa ada bagian lain yang sakit? Bagian mana? Katakan padaku, Aiden ..." ucap Elysia panik tingkat dewa sembari membolak-balikkan tubuh Aiden.
"Tidak ... tidak ... aku tidak sedang membicarakan soal tubuhku yang sakit, Princess cantik ..." Aiden meringis.
"Hah? Lalu?"
"Aku sedang membutuhkan seorang partner untuk bermain sebuah game! Please, jadilah partnerku di dalam Zombie Hunter."
Ngook ...
Seketika Elysia melongo syok. Dia sungguh tidak menyangka jika Aiden masih saja tidak berubah dan bersikap konyol seperti ini. Bahkan ketika sedang berada di dunia manusia dan mengalami kerusakan ingatan, dia masih sangat konyol.
"Aku tidak terbiasa bermain game. Kamu bermainlah sendiri." tolak Elysia.
"Please ... ini adalah detik-detik terakhir melawan King. Atau hero-ku akan berakhir jika aku tidak memiliki seorang partner. Kumohon ... aku akan lakukan apapun yang kamu mau sebagai gantinya, Princess ..." bujuk rayu Aiden.
Elysia menghembuskan nafas kasarnya di udara, "Ya sudah aku download game-nya dulu. Aku akan berikan kode undangan untukmu. Kirimkan Hunter ID-mu ..."
"Aahhh ... oke-oke!! Selain cantik, ternyata kamu berhati baik bak malaikat! Kamu sungguh malaikat penolongku!"
Elysia tak menjawabnya. Dia langsung men-download game tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Callestera Princess Crosses the World
FantasyMenjadi abadi dan memiliki keistimewaan luar biasa, nampaknya malah menjadi sebuah petaka untuk putri Elysia Callestera. Di hari pernikahannya bersama Pangeran Lumiere, sebuah bencana terjadi dan hampir melenyapkan kerajaan Callestera. Namun, pange...