9. Tassel Bulan Sabit

24 22 9
                                    

Elysia terpaksa harus menemani Graziella menghadiri pesta ulang tahun malam ini di salah satu hotel. Kedua gadis cantik itu memasuki ballroom yang sudah dipenuhi dengan tamu undangan yang didominasi oleh anak muda. Penampilan mereka terlihat berkelas dan elegan.

Graziella memperkenalkan Elysia pada teman-temannya. Tidak sedikit pemuda dengak spek pangeran yang terlihat tertarik pada Elysia. Beberapa dari mereka terlihat mendekati Elysia disaat mereka berbaur dalam pesta.

"Sia, apa kamu yakin tidak mau ikut menari bersama yang lainnya? Alunan musik dan ballroom ini akan membuat kita sedang menari di aula istana loh ... rasanya seperti sedang berada di dalam dunia fantasi saja ..."

Entah sudah ke-sekian kali Graziella berusaha mengajak Elysia. Namun, Elysia tetap saja menolaknya. Elysia lebih suka bersantai menikmati minumannya.

"Aku bosan." celutuk Elysia membicarakan ritual menari. Yahh, dia bosan karena sudah sering melakukannya di aula istana Callestera.

"Lagipula ... aku hanya akan menari bersama pria pilihanku." imbuh Elysia mengaduk-aduk minumannya dengan pipet lucunya.

Graziella mendesah pasrah, "Ya sudah deh. Terserah kamu saja kalau gitu. Kamu nikmatilah pesta ini ..."

Elysia menatap datar kepergian Graziella yang kini sudah berbaur bersama tamu lain untuk berdansa bersama.

"Tidak ingin menari bersama mereka?" seorang pemuda dengan setelan necis mendekati Elysia dan duduk di sampingnya.

"Tidak ..." tanpa menoleh pada sang pemilik suara, Elysia menjawabnya malas.

"Mau menemaniku minum saja? Ini adalah red wine terbaik di dunia ini." pria itu menawarkan sembari menuangkan minuman berwarna kemerahan pada gelas lainnya.

"Aku sedang tidak ingin minum. Dan maaf, aku tidak mengenalimu ... jadi—"

Pemuda itu melongo syok dan langsung memangkas ucapan Elysia, "Aku? Bukankah kita sudah berkenalan 15 menit 18 detik yang lalu? Aku Damian, yang sedang berulang tahun hari ini ..."

"Ehh ... benarkah? Maaf aku lupa ... Ziel terlalu banyak memperkenalkan orang baru padaku." Elysia berkilah.

"Tidak masalah. Kamu juga masih sangat baru di kota ini. Pasti masih begitu asing dengan segala hal ..."

Elysia mengabaikan ucapan Damian. Pandangannya beralih menatap sosok pria yang sangat tidak asing yang sedang meninggalkan ballroom. Elysia bangkit dari duduknya dan langsung mengejar pria itu.

"Ehh? Elysiaaaa, kamu mau pergi kemana?"

Elysia mengabaikan panggilan Damian dan terus mengejar sosok itu hingga dia tiba di salah satu balkon hotel.

"Pangeran Lumiere? Dia juga ada di sini?" gumam Elysia merasa bahagia karena bisa melihatnya kembali.

Elysia melihat Lumiere berdiri termenung menatap langit malam di tepian pembatas balkon. Dia terus menatapnya, seakan meluapkan segala kerinduan yang terpendam setelah sekian lama tidak bertemu.

"Ternyata kamu lagi ..." sindir Lumiere yang rupanya menyadari kehadiran Elysia.

Untaian kata bernada dingin itu sukses membuyarkan angan Elysia.

"Eh? Hallo ... kita bertemu kembali ..." sapa Elysia ramah.

"Ckkk ... apa kamu masih belum puas dan akan terus menguntitku? Bahkan hingga ke tempat ini?" tukas Lumiere dingin.

"Ti-tidak. Ziel mengajakku pergi ke pesta ulang tahun temannya. Tidak aku sangka kamu juga datang."

Lumiere tidak menjawabnya. Dia kembali mengabaikan Elysia dan hanya menatap langit malam.

Callestera Princess Crosses the WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang