Icebound Crush

69 26 6
                                    


Di balik megahnya arena seluncur es di Seoul, ribuan penonton berkerumun untuk menyaksikan kompetisi skating internasional yang bergengsi. Salah satu donatur utama acara tersebut adalah Jang Jinyoung, pengusaha sukses yang datang bersama putrinya, Jang Wonyoung. Meski tampil memukau dengan senyum dan karismanya, Wonyoung sebenarnya tidak terlalu tertarik dengan acara ini. Dia hanya datang karena ayahnya.

"Ayah, kenapa aku harus ikut ke sini? Bukannya aku bisa menunggu di hotel?" keluh Wonyoung pelan.

Jinyoung tersenyum sambil menepuk lembut bahunya. "Kamu tidak akan menyesal, Wonyoung. Ini acara besar, banyak atlet yang berbakat. Siapa tahu kamu bisa menikmati waktumu." Wonyoung hanya mengangguk malas sebagai jawaban.

"Dan berikutnya, dari Korea Selatan, atlet berbakat kita, Park Sunghoon!" ucap MC dengan penuh semangat.

Wonyoung menghela napas pelan dan melirik ke arah arena. Saat itu, pembawa acara mengumumkan giliran seorang atlet bernama Park Sunghoon. Wonyoung menatap acuh tak acuh, namun begitu sosok Sunghoon muncul di atas es, ada sesuatu yang membuatnya tak bisa mengalihkan pandangan.

Dengan gerakan anggun dan penuh karisma, Sunghoon meluncur di atas es. Setiap langkah dan putaran yang dilakukannya begitu sempurna, seketika tatapan mereka bertemu. Mata tajam Sunghoon seolah menembus kerumunan dan berhenti tepat pada Wonyoung. Jantung Wonyoung berdegup semakin kencang.

Wonyoung tidak bisa menahan diri untuk tidak terpukau. Ada sesuatu yang memikat dari Sunghoon. Setiap putaran, lompatan, dan gerakan presisi yang dilakukannya seperti seni yang hidup di atas es.

"Ada apa, Wonyoung? Kamu terpesona, ya?" tanya Jinyoung sambil tertawa kecil.

"Tidak kok, Ayah," sahut Wonyoung malu-malu, meski sebenarnya ia masih tak bisa mengalihkan pandangannya dari Sunghoon.

Setelah Sunghoon menyelesaikan penampilannya, Wonyoung masih merasakan jantungnya berdebar kencang. Dia tak pernah merasakan perasaan seperti ini sebelumnya.

---


Pertandingan berlangsung seru dan akhirnya Sunghoon berhasil masuk ke babak final. Wonyoung tak bisa menahan kekagumannya. Ia merasa Sunghoon begitu memukau dan penuh misteri. Begitu pula Sunghoon yang sepertinya tak bisa menahan diri untuk tidak melirik ke arah Wonyoung, meski dia berusaha tetap fokus. Tatapan mereka bertemu sesekali, membuat Sunghoon mengerahkan seluruh kemampuannya demi memberikan yang terbaik.

Saat pertandingan berakhir, Wonyoung berharap bisa bertemu dengannya, tapi waktu berlalu, dan mereka tak sempat berbicara.

---

Saat berjalan-jalan di pantai Busan, Wonyoung mendengar suara tawa anak-anak yang belajar bermain skating di taman es buatan. Di sana, dia melihat seorang pria yang tak asing, dengan senyum tipis dan jaket tebal berwarna hitam.

"Park Sunghoon?" gumam Wonyoung terkejut.

Sunghoon, yang ternyata juga tengah berlibur, melihatnya dan tersenyum tipis. "Wonyoung, bukan? Aku melihatmu di acara skating beberapa waktu lalu."

Wonyoung tersenyum gugup. "Ah, iya. Kau tampil luar biasa di atas es waktu itu."

"Terima kasih," jawab Sunghoon singkat. Ia sedikit dingin, tapi mata tajamnya menatap Wonyoung dengan penuh perhatian.

Mereka saling berpandangan, sama-sama terkejut dengan pertemuan tak terduga ini.

"Kau... apa yang kau lakukan di sini?" tanya Sunghoon, berusaha tampak tenang.

"Aku sedang liburan dengan keluargaku. Dan kau?" jawab Wonyoung, tak bisa menyembunyikan senyum malu-malu di wajahnya.

"Aku di sini melatih anak-anak selama libur kompetisi." Sunghoon menjelaskan sambil melihat ke arah anak-anak yang belajar dengan antusias.

Keduanya kemudian berjalan bersama di tepi pantai, mengobrol tentang hidup dan impian mereka. Tanpa mereka sadari, langkah-langkah itu semakin mendekatkan hati mereka. Mereka tertawa, berbagi cerita, dan di sinilah, benih-benih cinta mulai tumbuh di antara mereka.

S E L E S A I

SNAPSHOTS IN TIME • JANGKKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang