Vicky terbangun dengan perasaan aneh. Kepalanya terasa berat, seolah-olah baru saja mengalami mimpi panjang yang menguras tenaga. Ketika ia membuka mata, yang ia lihat adalah langit-langit putih yang tidak dikenalnya, dan suara orang-orang yang berbisik-bisik dalam bahasa Korea.“Apa yang terjadi?” pikirnya, bingung.
Dia mencoba bergerak, tetapi tubuhnya terasa kaku dan asing. Saat itulah Vicky melihat cermin di samping tempat tidurnya. Bukan wajahnya yang muncul di sana, melainkan wajah Jang Wonyoung, idol K-pop terkenal dari grup IVE. Matanya melebar. "Ini... ini tubuh Wonyoung? Aku... jadi dia?"
Segera, Vicky teringat kecelakaan yang dialaminya di Jakarta. Ingatan terakhirnya adalah lampu mobil yang mendekat tajam di malam hujan. Tapi sekarang... sekarang dia hidup dalam tubuh seorang idol K-pop terkenal. Bagaimana ini bisa terjadi?
Hari-hari pertama Vicky di tubuh Wonyoung penuh kebingungan dan keterkejutan. Dia harus belajar menjalani kehidupan Wonyoung, menyesuaikan diri dengan rutinitas seorang idol yang penuh kesibukan, mulai dari latihan dance hingga jadwal wawancara yang padat. Satu hal yang membuat Vicky lega adalah, dirinya tidak lagi diikuti oleh kenangan pahit di masa lalu. Dia berpikir mungkin ini adalah kesempatan untuk hidup lebih bebas, tanpa tekanan atau rasa takut yang selalu menghantuinya.
Namun, ada satu hal yang langsung disadarinya: Park Sunghoon.
Vicky tahu dari kenangan yang ada dalam tubuh Wonyoung bahwa Wonyoung asli sudah lama menyukai Sunghoon, seorang idol dari grup Enhypen yang dingin dan penuh misteri. Sebelumnya, Wonyoung kerap mencoba mendekatinya, mengajaknya bicara, dan mencari perhatian Sunghoon, tetapi ia selalu diabaikan. Setiap kali Wonyoung berusaha mendekatinya, Sunghoon selalu bersikap cuek.
Namun sekarang, dengan jiwa Vicky yang masuk ke dalam tubuh Wonyoung, semuanya berubah. Vicky tidak tertarik pada Sunghoon seperti Wonyoung dulu. Dia bahkan merasa risih untuk berusaha menarik perhatiannya. Akhirnya, Vicky mulai bersikap acuh tak acuh terhadap Sunghoon. Dia tidak lagi mencoba mengobrol dengannya saat ada kesempatan bertemu, atau menunjukkan ketertarikan apa pun.
Awalnya, Sunghoon tampak tidak peduli. Tetapi lama-kelamaan, ia mulai merasakan ada sesuatu yang berbeda. Sunghoon mendapati dirinya secara tidak sengaja mencari sosok Wonyoung di tengah keramaian. Setiap kali bertemu, ia mendapati Wonyoung yang dulu penuh semangat dan antusias kini lebih tenang dan seolah tidak peduli dengan kehadirannya.
"Kenapa dia berubah?" pikir Sunghoon, merasa ada yang hilang. Rasa penasaran dalam dirinya perlahan-lahan tumbuh menjadi perasaan yang sulit ia definisikan.
Sementara itu, Vicky merasa hidupnya di tubuh Wonyoung semakin nyaman. Dia merasa lebih bebas, bisa mengekspresikan dirinya tanpa khawatir apa yang orang pikirkan. Tanpa sadar, Vicky mulai menarik perhatian bukan hanya Sunghoon, tetapi juga rekan-rekan lainnya. Pesona dan karisma Wonyoung yang biasanya lembut kini menjadi lebih tegas dan berkarakter, berkat kepribadian Vicky.
Suatu malam, saat Vicky sedang duduk sendiri di balkon hotel tempat mereka menginap, Sunghoon datang mendekat. Ia terlihat ragu, tetapi kemudian duduk di sebelahnya.
“Akhir-akhir ini kamu… berbeda,” kata Sunghoon, suaranya rendah namun terdengar serius.
Vicky tersenyum kecil. "Berbeda bagaimana?"
"Entahlah," jawab Sunghoon, menatap jauh ke depan. "Dulu, kamu selalu mengejarku, selalu ada di sekitarku... Tapi sekarang kamu seperti tidak peduli lagi."
Vicky mengangkat bahu, dengan senyum tipis yang khas. "Mungkin aku sudah lelah."
Kata-kata itu membuat Sunghoon terdiam. Dia tak pernah menyangka bahwa perubahan sikap Wonyoung justru membuatnya merasa kosong. Selama ini, ia selalu menganggap Wonyoung hanya seorang gadis yang terlalu antusias dan tidak perlu ia hiraukan. Tapi sekarang, ketika perhatian itu hilang, dia justru merasa kehilangan.
Hari-hari berlalu, dan Sunghoon semakin sering mencari-cari Vicky—yang kini adalah Wonyoung. Ia mulai lebih perhatian, bahkan mencoba mengajaknya berbicara di sela-sela acara. Namun, Vicky tetap bersikap biasa-biasa saja, tidak menunjukkan minat seperti yang dulu Wonyoung tunjukkan.
“Kenapa sekarang kamu yang jadi mengejarku, Sunghoon?” gumam Vicky suatu hari, setengah bercanda.
Sunghoon tersenyum kecil, seolah tidak bisa menjawab. Ia sendiri bingung, bagaimana rasa cuek dan ketenangan Wonyoung yang baru justru membuatnya semakin tertarik. Mungkin, dalam hatinya, dia telah menyadari bahwa sosok yang lebih tenang, kuat, dan dewasa ini justru adalah Wonyoung yang selama ini ia cari.
Tanpa sadar, Vicky mulai merasa ada sesuatu yang menghangat di hatinya. Mungkin... mungkin di kehidupan baru ini, dia bisa memberi kesempatan pada dirinya untuk menemukan cinta yang berbeda—sebuah cinta yang tak terduga dari orang yang selama ini dianggap tidak peduli.
Dan di bawah langit malam, dengan sinar bintang yang samar, mereka berdua duduk bersama dalam keheningan yang nyaman, masing-masing dengan perasaan yang tumbuh pelan-pelan, tanpa mereka sadari.
S E L E S A I
KAMU SEDANG MEMBACA
SNAPSHOTS IN TIME • JANGKKU
Novela Juvenil"Bayangkan setiap bab seperti satu foto, masing-masing dengan cerita, warna, dan emosinya sendiri. 'Snapshots in Time' menghadirkan kisah-kisah yang berdiri sendiri, namun masing-masing meninggalkan gema, mengingatkan kita akan momen berharga dalam...