Bisikan di Antara Isyarat

21 16 0
                                    

Di suatu sore di taman, Jang Wonyoung duduk sendirian di bawah pohon, menikmati damainya suasana. Gadis ini istimewa. Dunia baginya adalah tempat yang sunyi, tanpa suara dan kata-kata yang terdengar, karena Wonyoung tidak bisa berbicara maupun mendengar. Meski begitu, senyum hangatnya mampu mencerahkan hati orang-orang yang mengenalnya.

Namun, ketenangan itu terganggu ketika sekumpulan anak nakal mulai mendekati Wonyoung. Mereka tahu dia tak bisa mendengar dan mulai mengolok-oloknya, membuat gerakan tangan seolah mengejek bahasa isyaratnya dengan kasar. Wonyoung hanya bisa melihat mereka dengan tatapan kecewa dan sedih, berusaha menahan air mata yang mulai menggenang di matanya.

Tiba-tiba, seorang pemuda muncul di tengah kerumunan itu. Dialah Park Sunghoon, seorang pria yang penuh keramahan dan kebaikan. Sunghoon tak ragu membela Wonyoung, memarahi anak-anak nakal itu dengan tegas. Setelah mereka pergi, Sunghoon berbalik dan menatap Wonyoung dengan senyum yang menenangkan.

Sunghoon menggerakkan tangannya dalam bahasa isyarat, "Kau baik-baik saja?"

Wonyoung terkejut. Selama ini, sangat jarang orang bisa berkomunikasi dengannya dalam bahasa isyarat. Perlahan, dia membalas dengan senyuman kecil, "Terima kasih sudah menolongku."

---

Sejak saat itu, keduanya semakin sering bertemu. Di setiap pertemuan, Sunghoon selalu membuat Wonyoung merasa nyaman. Hari demi hari, rasa Wonyoung terhadap Sunghoon tumbuh semakin dalam. Namun, Wonyoung memilih untuk memendamnya, dirinya mengira Sunghoon hanya kasihan padanya karena keterbatasannya.

Hingga suatu hari, orang tua Wonyoung memutuskan untuk membawanya ke luar negeri untuk menjalani terapi. Tanpa sempat berpamitan pada Sunghoon, Wonyoung pergi meninggalkan Korea. Selama dua tahun penuh, dia menjalani terapi intensif, meski hatinya tak bisa lepas dari kenangan akan Sunghoon.

Setelah dua tahun berlalu, Wonyoung kembali ke Korea. Kini, dia sedikit lebih kuat, dan semangat hidupnya terpancar dari wajahnya yang ceria. Dalam perjalanan pulangnya, Wonyoung mendengar kabar bahwa Sunghoon telah menjadi atlet terkenal. Dan tanpa diduga, kesempatan untuk bertemu kembali hadir di sebuah acara perlombaan.

Di tengah keramaian, Wonyoung melihat sosok yang sangat dirindukannya itu. Park Sunghoon berdiri di sana, tampak lebih dewasa dan gagah dalam seragam atletiknya. Dengan hati berdebar, Wonyoung mendekat.

Ketika Sunghoon menyadari kehadirannya, matanya langsung berbinar, mengenali gadis yang pernah mengisi hari-harinya. Tanpa ragu, dia menggerakkan tangannya dalam bahasa isyarat yang masih dia ingat dengan baik, "Kau kembali."

Wonyoung membalas dengan senyum lembut, "Iya, aku kembali."

Mereka saling bertatapan sejenak, seolah mengingat semua kenangan yang pernah mereka bagi. Sunghoon, yang selama ini juga merindukan Wonyoung, memberanikan diri mengungkapkan perasaannya. Dan ternyata, Wonyoung juga merasa hal yang sama.

Di tengah sorak-sorai penonton yang tidak menyadari kisah indah di antara mereka, Wonyoung dan Sunghoon akhirnya menyadari bahwa kasih sayang mereka tidak pernah hilang-bahkan semakin tumbuh dalam hati mereka.

S E L E S A I

SNAPSHOTS IN TIME • JANGKKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang