Rivalry to Realness • Friends, Fun, and Chaos

33 24 0
                                    

Cast:

Cast:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di tengah riuhnya kehidupan Jakarta Selatan, Vicky terkenal sebagai cewek yang selalu up-to-date sama vibes kota. Dia tipe yang free-spirited, suka banget hangout sana-sini, dan nggak suka ada yang ngatur hidupnya. Gaya hidupnya bikin dia terkenal di kalangan teman-teman, tapi ada satu orang yang selalu bikin dia kesel: Ben.

Ben itu 180 derajat beda dari Vicky. Dia juga suka hidup bebas, tapi lebih "ada aturan". Sering banget, Ben ngomentarin cara hidup Vicky yang menurut dia "berlebihan," bikin mereka ribut tiap kali ketemu. Teman-temannya sampe muak liat pertengkaran ini.

"Vick, please, lo itu kebanyakan main. Nggak takut rusak badan?" sindir Ben suatu hari di kafe langganan mereka.

Vicky langsung ngelirik tajam. "Emangnya lo siapa, Ben? Sok ngatur-ngatur hidup gue gitu!"

Teman-teman mereka udah capek liat ribut-ribut mereka berdua. Liza, Yura, dan Reina, sahabat Vicky, udah sampe di titik mau angkat tangan.

Jake, Jay, dan Mahesa, geng-nya Ben, juga udah pusing. Akhirnya, mereka bikin "Operation Peace": ngajak Vicky dan Ben liburan bareng, dua minggu full di vila pegunungan. Rencananya? Bikin mereka saling kenal lebih dalam dan siapa tau, bisa damai.

---

Pas hari liburan, mereka berangkat rame-rame ke vila. Awalnya suasana masih awkward banget antara Vicky sama Ben.

Mereka literally nggak mau ngobrol sama sekali, sibuk main sama temen-temen masing-masing. Tapi Liza, Yura, Jake, dan Jay nggak tinggal diam. Mereka udah punya serangkaian "plan" buat bikin Vicky dan Ben terpaksa bareng.

Hari ketiga, mereka semua hiking ke air terjun. Jake pura-pura kesakitan di tengah jalan. "Guys, kayaknya ankle gue keseleo. Ben, lo temenin Vicky ke depan duluan. Kita bakal jalan pelan-pelan nyusul."

Ben keliatan ogah, tapi akhirnya setuju. Vicky cuma bisa ngeluh dalam hati, tapi dia ikut jalan aja. Awalnya, mereka jalan dalam hening, tapi karena jalanan makin susah, akhirnya mereka terpaksa ngobrol.

"Serius lo tau jalan, Ben? Jangan-jangan kita nyasar cuma gara-gara lo sok tau," ledek Vicky.

Ben ketawa kecil, "Relax, I know the way. Tapi kalau kita nyasar, itu bisa aja salah lo juga, sih. Siapa suruh jalan buru-buru."

Mereka akhirnya ketawa, dan buat pertama kalinya, ketegangan di antara mereka berkurang. Obrolan mereka makin santai, dan Vicky mulai sadar kalo Ben itu bisa seru juga, selama nggak lagi "nyeramahin" gaya hidup dia.

---

Minggu pertama berlalu, dan vibes mereka mulai beda. Hari kedelapan, mereka main tebak kata di ruang tamu. Teman-teman mereka sengaja bikin Vicky dan Ben satu tim. Awalnya Ben nggak mood, tapi lama-lama ikutan seru juga.

"Vick, fokus, come on! Ini penting," kata Ben sambil ngasih clue buat kata yang dia coba gambarin.

Vicky ketawa ngeliat Ben yang serius banget. "Calm down, chill, bro. Lo terlalu serius."

Ternyata mereka kompak banget dan menangin game itu. Teman-teman mereka seneng liat perkembangan ini dan makin semangat buat bikin momen kebersamaan lainnya buat mereka berdua.

---

Di malam terakhir, mereka semua duduk di pinggir pantai ngelilingin api unggun. Jake dan Jay muter playlist chill, sedangkan Yura dan Reina bakar marshmallow. Vicky dan Ben duduk agak terpisah, nikmatin ombak yang berdebur pelan.

"Gue tau, mungkin gue sering terlalu ikut campur soal hidup lo," kata Ben, suaranya pelan, cuma buat Vicky.

Vicky ngeliat Ben dengan tatapan yang lembut, beda dari biasanya. "Dan mungkin gue juga terlalu keras sama lo, karena gue ngerasa lo nggak ngertiin aja."

Ben tersenyum kecil. "Sebenernya, gue cuma nggak mau lo nyakitin diri lo sendiri. That's it."

Vicky senyum, lalu ketawa pelan, "Dan gue juga nggak mau lo jadi robot yang terlalu serius terus."

Mereka tertawa bareng, kali ini tanpa sindiran. Dalam dua minggu ini, mereka baru sadar ada perhatian di balik semua pertengkaran mereka.

Setelah liburan itu, mereka pulang ke Jakarta dengan vibes yang beda. Teman-teman mereka nggak liat lagi drama ribut-ribut mereka. Vicky dan Ben akhirnya ngerti kalau mungkin yang mereka butuhin selama ini cuma waktu buat benar-benar bisa lihat satu sama lain lebih dalam.

S E L E S A I

Eitsss, kalian gak penasaran sama circle jaksel ini? Mereka punya book sendiri lohh, dijamin seru dan kocak abiezz. Yuk, mampir ke cerita aku yang berjudul 'Friends, Fun, and Chaos'.

SNAPSHOTS IN TIME • JANGKKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang