4

45 6 8
                                        

Setelah beberapa jam yang terasa begitu panjang, operasi akhirnya selesai. Saat dokter keluar dari ruang operasi, ekspresinya membuat jantung setiap orang yang menunggu di sana seakan berhenti berdetak. Ibu Hailey segera menghampiri, diikuti oleh Levin dan ayah Hailey yang baru tiba beberapa menit sebelumnya. Kecemasan tergambar jelas di wajah mereka, menunggu kata-kata dari dokter dengan perasaan yang campur aduk.

Dokter menghela napas dalam-dalam, seolah berusaha menyusun kalimat yang tepat. "Operasinya berjalan sesuai rencana, dan untuk saat ini kondisi Hailey sudah stabil... setidaknya untuk sementara."

Mendengar hal itu, ibu Hailey berusaha menenangkan dirinya, tetapi ada sesuatu dalam nada bicara sang dokter yang membuatnya semakin khawatir. Ayah Hailey pun memperhatikan dengan seksama, mencari jawaban yang tidak langsung diungkapkan.

Levin, yang sejak tadi berdiri di samping ibu Hailey, tidak bisa menahan diri untuk bertanya, "Dokter, ada sesuatu yang ingin Anda sampaikan, bukan?"

Dokter terdiam sejenak, pandangannya berpindah ke wajah masing-masing keluarga Hailey. "Kami menemukan beberapa hal yang… mungkin memerlukan perhatian lebih lanjut. Hailey memang stabil, namun ada beberapa tanda yang harus kami perhatikan dengan sangat hati-hati."

Ibu Hailey menggenggam tangan ayah Hailey dengan erat. "Tanda? Apa maksudnya, Dokter?" tanyanya dengan suara yang mulai bergetar.

Dengan nada lembut dan penuh kehati-hatian, dokter menjawab, "Saya tidak ingin membuat kesimpulan yang terburu-buru. Namun, kami akan memerlukan beberapa pemeriksaan tambahan untuk memastikan kondisi Hailey. Hasilnya mungkin membutuhkan waktu, dan kami harap keluarga bisa bersabar menunggu."

Ayah Hailey menatapnya tajam, meskipun ia berusaha menahan rasa khawatir. "Jadi, pemeriksaannya bisa segera dilakukan, kan, Dokter?"

Dokter mengangguk. "Ya, kami akan mulai sesegera mungkin. Untuk sekarang, Hailey akan dibawa ke ruang pemulihan, dan kami akan mengawasinya dengan seksama. Mohon tetap tenang dan percayakan pada kami untuk memberikan yang terbaik."

Levin, yang mendengarkan semuanya dengan saksama, menelan ludah, mencoba mengendalikan perasaan gelisahnya. Meski dokter tak menjelaskan langsung apa yang sebenarnya terjadi, ada sesuatu yang terasa ganjil, dan ia hanya bisa berharap bahwa hasil pemeriksaan selanjutnya akan membawa kabar yang lebih baik.

Sambil menggenggam tangan suaminya, ibu Hailey berusaha menenangkan diri dan berdoa dalam hati. Mereka tahu bahwa sekarang, yang bisa mereka lakukan hanya menunggu dengan harapan dan keyakinan, meskipun kekhawatiran tak bisa sepenuhnya dihilangkan dari hati mereka.

___

Di tempat lain tepi pantai yang berkilauan di bawah sinar matahari, Noah menunggu dengan sabar, sesekali melirik arlojinya sambil menahan senyum yang perlahan memudar.

Ia membayangkan Hailey datang dengan senyum ceria, membawa energi yang selalu membuatnya merasa nyaman. Namun, detik-detik berlalu menjadi menit, dan menit berubah menjadi setengah jam, lalu satu jam. Tak ada tanda-tanda kehadiran Hailey.

Merasa semakin bingung, ia mengeluarkan ponselnya, mencoba menghubungi Hailey, namun tak ada balasan. Dengan kening berkerut, ia mengirim pesan kepada Levin yang pada saat itu belum mengetahui keadaan hailey.

“Noah?” Levin langsung menjawab pesan itu.

“Hailey tidak datang,” tulis Noah singkat, mencoba menutupi kekesalannya yang mulai terasa.

Beberapa detik kemudian, balasan Levin muncul, “Benarkah? Itu bukan seperti Hailey. Biasanya, dia sangat menepati janjinya.”

Noah hanya memandang pesan itu tanpa membalas, mencoba berpikir apakah ada hal yang terjadi. Tapi tanpa kabar sedikit pun, sulit baginya untuk menebak apa yang terjadi. Setelah beberapa saat, ia mendengus pelan, memasukkan ponselnya ke dalam saku, lalu menatap ombak yang bergulung tenang.

"Hailey's Silent Goodbye"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang