12

19 6 5
                                    

Setelah perjalanan panjang melewati udara dingin musim dingin, Hailey akhirnya tiba di Lourdes bersama keluarganya. Mobil mereka berhenti di depan sebuah penginapan kecil yang hangat dan nyaman, dengan pemandangan pegunungan yang diselimuti salju di kejauhan. Hailey turun dari mobil dengan langkah ringan, wajahnya tampak cerah meski tubuhnya lelah. Ia mengenakan wig panjangnya yang tertata rapi, menyelaraskan penampilannya dengan senyumnya yang manis.

"Hailey, bantu adikmu membawa tasnya, ya," ujar Mrs. Selli sambil membuka pintu bagasi.

Hailey mengangguk cepat dan menghampiri Edelin yang tengah sibuk menyeret tasnya dengan tenaga yang tampaknya mulai habis. "Apa yang kau bawa,? Berat sekali," keluh Hailey sambil tertawa kecil, membantu adiknya.

" aku akan membawa banyak oleh-oleh buat teman-temanku nanti," jawab Edelin dengan wajah polos, membuat Hailey mencubit pipinya pelan.

Mr. Bridger datang dan mengambil alih tas besar itu dari tangan Hailey. "Sudah, biar ayah saja yang bawa. Kau masuk dulu dan istirahat," katanya dengan nada lembut.

Hailey tersenyum dan mengangguk, lalu berjalan masuk ke dalam penginapan bersama ibunya. Tempat itu terlihat sederhana, tapi hangat. Aroma kayu terbakar dari perapian mengisi udara, membuat suasana semakin nyaman.

Setelah menata barang-barang mereka di kamar masing-masing, keluarga itu berkumpul di ruang santai. Mrs. Selli tampak sibuk mempelajari brosur tentang situs suci Lourdes, sementara Hailey duduk di dekat jendela, memandang keluar dengan penuh rasa ingin tahu.

"Pemandangannya indah sekali," gumam Hailey, lebih kepada dirinya sendiri.

Edelin mendekat dan duduk di sampingnya. "Kau suka tempat ini?" tanyanya polos.

Hailey mengangguk, matanya berbinar. "Sangat. Rasanya seperti di dunia lain. Tenang, damai... aku berharap tempat ini bisa membawa sesuatu yang baik untuk kita semua."

Edelin tidak menjawab, hanya menggenggam tangan kakaknya dengan erat, seperti ingin memberikan dukungan tanpa kata-kata.sedangkan hailey,meski agak heran melihat adiknya tiba tiba bersikap manis namun ia memilih untuk diam saja.

Di sudut ruangan, Mrs. Selli dan Mr. Bridger masih membahas rencana kunjungan ke Grotto of Massabielle, tempat di mana air suci yang diyakini bisa membawa kesembuhan mengalir. Meski perbedaan pendapat di antara mereka sempat memanas sebelumnya, kini keduanya tampak lebih tenang, menyatukan pandangan demi putri mereka.

Malam itu, setelah makan malam sederhana bersama, Hailey berbaring di tempat tidurnya. Ia menatap langit-langit dengan pikiran melayang-layang. Perasaan damai mulai menyelimuti dirinya, meskipun ia tahu perjalanan ini bukanlah jaminan kesembuhan. Namun, berada di sini, di tempat yang penuh harapan dan cerita keajaiban, membuatnya merasa bahwa keajaiban itu mungkin saja ada.

Sebelum memejamkan mata, ia meraih ponselnya dan mengetik pesan singkat.

"Levin, kau harus melihat tempat ini. Indah sekali."

Ia menekan tombol kirim dan tersenyum tipis. Tak lama kemudian, balasan dari Levin muncul.

"Aku yakin tempat itu lebih indah karena kau di sana, Hailey."

Hailey terkekeh pelan, lalu memeluk ponselnya sambil menutup mata. Untuk pertama kalinya dalam beberapa waktu, ia merasa hari esok akan baik-baik saja.

Kemudian setelah mengetik pesan untuk Levin, Hailey tersenyum kecil sambil memandangi foto yang ia kirimkan tadi. Membayangkan wajah Levin yang mungkin kesal atau tertawa kecil membaca pesan itu, membuatnya merasa senang. Namun, ia tidak menunggu balasannya terlalu lama.

Hailey beralih ke ponselnya, membuka percakapan dengan Noah. Tidak butuh waktu lama sampai notifikasi dari Noah muncul. Ia baru saja membalas ceritanya tadi tentang perjalanan panjang menuju tempat penginapan mereka.

"Hailey's Silent Goodbye"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang