15🌹

113 13 1
                                    

Semilir angin berhembus tenang di kawasan pemakaman, gundukan lebih tinggi dari tanah asal terlihat ditumbuhi rumput hijau yang rapi terawat. Menepati janji Eun woo datang bersama Rose ke makam mertuanya.

Langkah mereka berhenti di depan makam bertuliskan Frederick Park, pria berdarah Korea-Australia.

"Semoga dad bahagia di sana" Rose meletakkan bunga setelah berdo'a. Eun woo juga melakukan hal yang sama.

Siluet pria itu memandang makam lain dengan nama Park Chanyeol, seketika jari tangan disisi tubuhnya mengepal kuat ada emosi yang dipendam.

Rose menoleh ke samping dari tadi suaminya hanya diam "Ada apa?"

"Bukan apa-apa, ayo saya antar ke rumah sakit sepertinya akan hujan" Eun woo berdiri, menyapu sedikit pakaian bawahnya terkena tanah.

Saat dijalan menuju makam, Rose mendapat panggilan dari pihak rumah sakit untuk membantu operasi besar. Menjadi seorang dokter harus siap kapanpun dihubungi.

Rose mengangguk patuh, mengambil langkah beriringan meninggalkan tempat pemakaman. Sempat memandang ke atas Rose menyadari langit yang terang tadi berubah menjadi hitam.

Mobil dikemudikan Eun woo melaju membelah jalan, sekitar setengah jam mereka sudah tiba. "Terima kasih, berhati-hatilah".

"Hmm" Eun woo mengangguk. Memutar setir mobil, ia kembali melaju sedikit lebih cepat.

Setelah masuk Rose bergegas ke ruang ganti.

"Dokter" panggil salah satu suster yang menunggunya di depan ruang operasi.

Mengangguk kecil Rose yang sudah menggunakan seragam scrub
bergabung dalam ruangan, di atas meja operasi tubuh seorang pria tua ayah dari CEO KTH Group yang menjadi pasien mereka sekarang.

Mengangguk kecil Rose yang sudah menggunakan seragam scrub bergabung dalam ruangan, di atas meja operasi tubuh seorang pria tua ayah dari CEO KTH Group yang menjadi pasien mereka sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menghabiskan waktu 3 jam operasi usus buntu telah selesai. "Kerja bagus semuanya" ucap direktur rumah sakit yang memantau jalannya operasi dari lantai atas. Para dokter mengangguk hormat dan tersenyum sebagai jawaban.

"Pantau keadaan pasien, segera hubungi saya jika ada masalah" pesan Kim Doan, dokter penanggung jawab.

"Baik dok" Suster Hyeri.

Mengikuti yang lain, Rose juga meninggalkan ruangan.

"Ada apa sus?" Rose memberhentikan suster yang terlihat gugup baru ke luar dari salah satu ruangan.

"Anu dok, ini ada pria yang mengeluh sakit di punggungnya".

"Hm, mari kita periksa" Rose melangkah lebih dulu masuk ruangan.

Hal pertama yang ia lihat punggung kokoh seorang pria kemeja hitam duduk membelakangi mereka. Rose berdehem memberitahu keberadaannya.

"Kami periksa dulu" Suster.

"Silahkan".

"Luka bekas tembakan, sudah lumayan kering" Rose selesai memeriksa.

"Pengeluaran peluru diluar kehati-hatian mungkin terkontaminasi bakteri, suster berikan vaksin tetanus dan antibiotik infus".

AFTER WEDDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang