Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Now playing : The Truth song by Nathalie V2
"Cih, brengsek" Kalimat kasar itu keluar begitu saja dari mulutnya, bagaimana tidak. Ketika matanya menemukan seseorang yang sangat ia kenal sedang berpelukan dengan perempuan lain, sedangkan orang itu sudah memiliki pacar.
"Gue bahkan bisa lebih baik daripada dia asal lo tau, Sal" Ucapnya masih pada posisi berdiri didepan jendela rumahnya, menonton drama dua laki-laki dan satu perempuan yang berada dipelukan salah satunya.
Reflek tangannya terangkat mengambil gambar dua orang yang saling berpelukan itu dengan handphonenya, bahkan laki-laki itu berani mencium kepala si perempuan. Ini bisa ia jadikan bukti untuk Salma mengakhiri hubungannya dengan Haidar. Ya, laki-laki brengsek yang sedang bersama perempuan lain itu adalah Haidar.
"Den Bayu, soup nya sudah jadi, Den. Nasinya juga sudah Bibi siapkan" Ucap wanita paruh baya dengan celemek yang masih terpasang ditubuhnya. Sebut saja Bi Arsih, asisten rumah tangga Bayu yang sudah bekerja lebih dari 5 tahun.
Seseorang yang sedari tadi mengintip lewat jendela rumah itu adalah Bayu. Kebetulan yang sangat tidak disengaja dan tidak disangka-sangka, ternyata dari banyaknya rumah yang ada disana salah satunya terdapat rumah Bayu. Dengan begitu saja, Bayu melihat semuanya dari balik rumahnya.
"Iya makasih ya, Bi" Ucapnya tanpa melihat kearah Bi Arsih.
"Sama-sama, Den. Kalo gitu, Bibi permisi" Setelah mendapat anggukan dari tuannya, Bi Arsih melenggang pergi meninggalkan Bayu sendirian.
Tangannya mengutak-atik handphonenya, wajahnya menampilkan senyum miring khasnya. Senyumnya semakin merekah setelah berhasil mengirim foto itu pada Salma.
"Setelah semuanya, gue yakin mereka bakal putus" Membayangkannya saja sudah membuat bahagia.
~~~
Salma mengantar Bianca sampai depan pintu, suara jangkrik dan beberapa serangga malam terdengar saling bersahutan di tengah heningnya malam. Setelah puas menghabiskan waktu bersama Salma ditemani segelas hot chocolate dan suara tenang dari gemericik hujan yang tiba-tiba mengguyur kota Bandung beberapa menit yang lalu, akhirnya Bianca memilih untuk pulang.
"Oh iya, Sal" Bianca tiba-tiba berbalik badan hanya untuk menemukan Salma berdiri di belakang tubuhnya.
"Kenapa? Ada yang ketinggalan?" Bianca menggelengkan kepalanya, netranya mengarah pada leher Salma yang tidak tertutup apapun.
Jika biasanya Salma akan mengenakan kain yang sengaja diikatkan di lehernya atau plester untuk menutupi luka disana, untuk hari ini Salma tidak menggunakannya. Karena selain sedang dirumah Salma juga tidak perlu takut Bianca akan melihatnya, karena Bianca sudah lama tahu tentang luka itu.