25

75 5 7
                                    

Warning🔺 : Hati-hati bosan karena part panjang + sedikit mengandung gula😌

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Warning🔺 : Hati-hati bosan karena part panjang + sedikit mengandung gula😌
.
.
.

Genangan air hujan sisa tadi malam masih memenuhi lubang-lubang jalan, bau tanah basah di sekeliling kampus masih menjadi yang paling kuat memenuhi indra penciuman. Namun cahaya matahari dipertengahan siang hari itu tetap memilih berdiri tegak, ditengah-tengah genangan air dan embun yang menyatu dengan udara.

Beberapa mahasiswa mulai berhamburan keluar meninggalkan kelas mereka termasuk Bianca, disaat semua teman-temannya berlarian menuju parkiran mengambil kendaraannya masing-masing Bianca justru berbelok ke arah kantin fakultasnya untuk menemui seseorang yang sebelumnya sudah membuat janji dengannya.

Dengan tas yang tersampir disebelah pundaknya, kardigan yang sempat tersampir di pundak Bianca pun sengaja di tanggalkan berakhir berada di tentengan tangannya. Netranya mencari seseorang, tepat ketika Bianca menolehkan kepalanya pada ujung kanan kantin matanya menangkap keberadaan dua laki-laki yang dicarinya. Dengan santai Bianca berjalan mendekati dua laki-laki disana. Siapa lagi jika bukan Haidar dan Nathaniel.

"Kenapa?" Ucap Bianca yang langsung to the point pada intinya.

Haidar merubah posisinya, yang tadi bersandar pada sandaran kursi kantin menjadi duduk tegak dengan tangan yang bertumpu pada meja didepannya.

"Gue nggak mau basi-basi lagi, gue nemuin ini di kamar Salma" Haidar menyodorkan pecahan gelas yang sempat ia temukan di kamar Salma ke hadapan Bianca.

"Lo dapet ini dari mana? Kok bisa ada di lo?" Jelas Bianca shock, terakhir kali ia lihat saja  masih ada pada Salma dan sekarang sudan berada di tangan Haidar. Bagaimana bisa laki-laki mendapatkannya?

"Nggak penting gue dapet ini dari mana, tapi gue yakin lo pasti tau alasan kenapa Salma nyimpen beginian di kamarnya" Ucap Haidar lagi dengan wajah flat andalannya jika merasa pembahasannya sudah cukup serius.

Bianca membasahi bibirnya sebelum kembali membuka suaranya. Bukankah akan terlalu hangat udara siang ini jika untuk membahas itu sekarang?

"Ekhem, gue nggak ada hak buat kasih tau lo. Kalo lo masih kekeh pengen tau, mending lo tanya langsung aja ke Salma. Gue takut kalo gue yang kasih tau lo Salma justru bakal marah sama gue"

"Bener kan feeling gue, kalo Salma nutupin sesuatu selama ini. Lo tau, bukan cuma ini Bi yang gue temuin, gue juga liat bekas luka yang ada di leher dia. Gue juga pernah liat dia kena gangguan kecemasan waktu itu, tapi gue belum berani nanya karena gue pikir kalo gue nanya saat itu juga gue nggak yakin kalo dia nggak akan ngerasa malu sama gue" Pada akhirnya Haidar membeberkan semua yang pernah ia lihat dengan mata kepalanya sendiri.

Bianca tidak tahu harus apa, jika Bianca menceritakan semuanya pada Haidar Bianca tidak yakin kalau Salma tidak akan marah padanya. Seperti yang kita ketahui Salma itu sangat keras kepala, jika sudah pilih A ya harus A, tidak bisa tiba-tiba menjadi B.

EccedentesiastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang