The Legend of Spring Day

26 4 4
                                    

Namjoon dan Suga duduk di bangku taman setelah berjalan cukup jauh. Angin sepoi-sepoi berhembus, menggoyangkan daun-daun maple di atas mereka. Suga menunduk, memainkan ujung sepatu dengan tatapan kosong. Namjoon memandangnya sejenak, kemudian memecah keheningan.

"Hyung, bagaimana kabarmu akhir-akhir ini?" tanya Namjoon pelan, menjaga nada suaranya tetap lembut.

"Entahlah, Joon." kata Suga menghela napas panjang, bahunya sedikit merosot.

"Aku merasa... kosong." tambahnya.

Namjoon mengangguk pelan, mencoba mengerti. Ia tahu betul bagaimana perasaan kakak satu grupnya itu. Perlahan, ia mengalihkan pandangannya ke daun-daun maple yang berguguran, seolah mencari kata-kata yang tepat.

"Aku tahu ini sulit, hyung. Tapi aku ingin kau tahu... bahwa aku di sini untukmu." kata Namjoon.

Suga mendongak, menatap Namjoon dengan sorot mata yang penuh rasa terima kasih, namun juga terluka.

"Gomawo, Joon. Aku hanya... aku hanya merasa tak berdaya. Aku selalu berpikir akan ada kesempatan lain untuk bertemu dengannya lagi, untuk membicarakan hal-hal yang belum sempat kami bicarakan..."

Namjoon meremas tangan Suga dengan lembut.

"Kehilangan seseorang yang kita sayangi memang berat, apalagi saat kita belum sempat mengucapkan selamat tinggal." Namjoon menghela napas, matanya sedikit berkaca-kaca.

"Tapi, aku yakin, dia ingin kau baik-baik saja, hyung."tambahnya.

Tiba-tiba, sebuah daun maple berwarna merah jatuh tepat di depan Namjoon. Ia memungutnya, menatap daun itu sejenak, lalu tersenyum samar.

"Kau tahu, melihat daun ini… aku jadi teringat tentang kerinduan dan waktu yang kita lalui. Terkadang, kita harus berpisah meski belum siap… tapi kenangan itu tetap ada, hyung." katanya sambil terkekeh.

Suga mengangguk perlahan, senyum kecil muncul di wajahnya.

Namjoon pun mulai menyenandungkan lirik asal-asalan yang terlintas di kepalanya, suaranya pelan namun penuh perasaan.

"Aku merindukanmu, hanya mengatakannya, semakin aku merindukanmu... Saat aku hanya bisa melihat fotomu, aku merindukanmu."

Suga mendengarkan dengan seksama, matanya terpejam. Namjoon melanjutkan dengan lembut, menghayati setiap kata yang ia ucapkan.

"Waktu begitu kejam, aku membenci diri kita! Hanya untuk melihat satu sama lain, menjadi hal sulit untuk kita. Yang ada hanyalah musim dingin di sini. Musim dingin yang bahkan datang di Bulan Agustus." Namjoon terus bersenandung tanpa nada

Suga membuka mata, senyumnya kian lebar, meski masih ada kesedihan di balik itu.

"Kau selalu tahu bagaimana membuatku merasa lebih baik, Joon. Aku merasa sedikit lebih ringan Walau suaramu sedikit tidak masuk," kata Suga.

Namjoon mengangkat alisnya...

"Bilang saja suaraku jelek. Mungkin inilah kenapa aku lebih cocok menjadi rapper daripada penyanyi." timpal Namjoon.

Kemudian mereka terkekeh, setelah Namjoon menepuk bahu Suga dengan hangat.

"Tapi apapun itu... Itulah gunanya aku disini Hyung. Aku juga sahabat, kan? Kita akan selalu saling mendukung, dalam keadaan apapun." 

"Berapa banyak yang harus berjatuhan seperti salju hingga musim semi itu datang? Teman, melayang di udara, bagaikan debu kecil. Jika aku adalah salju yang berterbangan, aku pasti akan lebih cepat untuk menggapaimu."

Suga tertawa kecil, karena menganggap suara Namjoon tidak masuk. Untung saja tidak ada nada tinggi.

"Kau benar-benar berbakat dalam mengungkapkan perasaan lewat kata-kata, Namjoon. Terkadang, aku iri dengan caramu bisa merangkai kata seperti itu."

Namjoon tersenyum, lalu berkata dengan nada bercanda.

"Hyung, kalau kau ingin, aku bisa menulis lagu ini untuk kita nyanyikan bersama, supaya saat musim dingin ini berakhir, kita bisa mengenang momen ini." usul Namjoon.

Suga mengangguk dengan semangat yang mulai kembali.

"Itu ide yang bagus, Joon. Mungkin suatu hari nanti, kita bisa mempersembahkan lagu ini sebagai penghormatan untuknya... untuk temanku yang telah tiada."

Keduanya tersenyum, dan dalam keheningan yang penuh rasa nyaman, mereka tahu bahwa musim dingin ini akan berlalu. Hingga saat itu tiba, mereka akan terus saling mendukung, menanti musim semi bersama-sama.

*******

Kisah dibalik terciptanya Kanjeng ratu Spring Day yang ditulis oleh King Namjoon.

Yang nulis raja, hasilnya ratu top chart.

Entah udah berapa lama itu Kanjeng ratu bertengger. Setiap ada albumnya member. Pasti selalu ada Spring Day yang nyempil. Nggak mau kalah emang kanjeng ratu.

Oh, ya... sebenarnya aku mau update ini kemaren. Tapi tetiba desaku pemadaman listrik. Hujan pula... jadi nggak pegang hp hampir seharian.

Itu aku tiduran, bangun, tiduran lagi, bangun lagi....

Buset gabut banget...

Spring day ini, aku search ada beberapa informasi. Kalo pas wawancara, Namjoon sih bilangnya terinspirasi dari film snowpiercer dan buku...

Untuk judulnya aku lupa soalnya agak panjang. Intinya yang ada "omelas" itulah...aku agak lupa.

Terus juga Spring Day ini punya arti tersendiri bagi Suga karena dia kangen sahabatnya yang udah meninggal.

Jadi aku buatlah seperti ini...

Uri Leader, Kim Namjoon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang