Kekhawatiran yang Terpendam

51 8 3
                                    

Seokjin melangkah ke ruang latihan dengan pikiran yang penuh. Ia baru saja menemukan sebuah dokumen medis yang tidak sengaja terselip di antara tumpukan berkas. Setelah membaca judulnya, jantungnya berdegup kencang. "Rekam Medis Kim Namjoon." Ia merasa ada yang tidak beres.

Karena penasaran, Seokjin membuka dokumen itu.

Nama Pasien : Kim Namjoon
Riwayat penyakit : Jantung

Seketika kecemasan melanda dirinya. Kenapa Namjoon tidak pernah memberitahukan hal ini kepada mereka? Seokjin mengingat bagaimana Namjoon selalu tampil kuat dan tegar, tetapi di balik semua itu, ada sebuah rahasia yang sangat serius.

Seokjin ingin segera menanyakan hal ini kepada Namjoon, ia merasa tidak bisa mengungkapkannya di depan member lain. Keputusan untuk tidak memberitahukan yang lain membuatnya merasa terbebani. Seokjin merasa harus mendapatkan penjelasan langsung dari Namjoon terlebih dahulu.

Awalnya, dia ingin menelepon Namjoon, namun ponselnya bergetar duluan. Seokjin melihat nama manajer tertera di layar. Dengan cepat, ia mengangkat telepon itu.

"Seokjin-ah, ada berita buruk. Namjoon mengalami kecelakaan dalam perjalanan pulang dari rapat. Taxi yang dia tumpangi mengalami rem blong dan membentur pembatas jalan. Dia sekarang dilarikan ke rumah sakit," kata manajer dengan nada cemas.

Dunia Seokjin seolah runtuh. Kecelakaan? Kenapa? Kenapa semua terjadi tiba-tiba? Bagaimana jika Namjoon...

Tidak! Namjoon harus selamat!

Saat itu juga, semua rasa khawatir dan rasa bersalah yang tertahan di dalam hatinya meluap. Dia berlari keluar dari ruang latihan.

"Yeorobeun!!! Ini gawat... Namjoon dia... Namjoon..."

"Ada apa dengan Namjoon Hyung?" tanya Jungkook.

"Dia... Sejin Hyung bilang... Namjoon kecelakaan!"

Semua Member membelalakkan matanya.

" Hyung, kenapa... bagaimana ini bisa terjadi ?" teriakan panik member lainnya mengikuti langkahnya. Di dalam mobil menuju rumah sakit, Seokjin hanya bisa memikirkan bagaimana jika rekam medis itu berhubungan dengan kecelakaan ini.

Sesampainya di rumah sakit, mereka melihat para anggota BTS sudah berkumpul di ruang tunggu, dengan wajah-wajah cemas. Jungkook tampak paling terpengaruh, air mata mengalir di pipinya. "Hyung, kenapa harus terjadi seperti ini?" isaknya, menggenggam tangan Jimin yang berada di sampingnya.

Seokjin merasakan hatinya semakin hancur melihat Jungkook yang terpuruk. "Namjoon pasti baik-baik saja. Dia kuat," ucapnya, berusaha menenangkan semua orang, meski hatinya penuh ketakutan.

Tidak lama setelah itu, dokter muncul dengan senyuman di wajahnya. "Kim Namjoon berada dalam kondisi stabil. Dia hanya mengalami luka ringan dan sudah bisa dijenguk sekarang."

Suara riuh gembira memenuhi ruang tunggu. Seokjin merasa sedikit lega, tetapi kekhawatiran dalam dirinya masih ada. Ia segera melangkah menuju ruang perawatan, diikuti oleh anggota lainnya. Ketika mereka masuk, Namjoon terlihat sedang berbaring di tempat tidur, wajahnya sedikit memar, tetapi senyumnya yang cerah tetap terlihat.

"Hyung!" seru Jungkook, berlari ke sisi tempat tidur Namjoon dan memeluknya erat. "Aku khawatir sekali!"

Namjoon tertawa kecil, meski ada rasa sakit yang tampak di wajahnya. "Kau harus berhenti menangis, Jungkook ah. Aku baik-baik saja."

Seokjin berdiri di belakang Jungkook, tetapi hatinya berdebar hebat. Ia tidak bisa menahan rasa ingin tahunya lebih lama. "Namjoon," katanya, berusaha tenang meskipun suaranya bergetar. "Aku... aku menemukan rekam medis yang menyatakan bahwa kau punya riwayat jantung. Apa itu benar?"

Suasana hening sejenak. Semua member menatap Namjoon dengan ekspresi campur aduk. Namjoon mengangkat alisnya, terlihat tidak terkejut. "Oh, itu..."

"Jadi rekam medisku ada padamu ya? Aku mencarinya karena dokumen itu sempat hilang." jelasnya.

"Jadi itu benar?" tanya Seokjin khawatir.

"Ya... awalnya aku menyimpannya untuk dibawa ke rumah saat liburan nanti. Tapi aku malah menghilangkannya," kata Namjoon.

" Tapi... Hyung. Sebenarnya itu dokumen lama," tambahnya.

"Lama?" tanya Seokjin bingung. "Apa maksudmu?"

Namjoon mengangguk. "Aku memang didiagnosis memiliki riwayat masalah jantung sejak usia 13 tahun.Tapi- "

" 13 tahun? Itu artinya kau mengidap jantung bahkan sebelum masuk..." kata Taehyung menyela.

"Kau... kenapa Hyung tega sekali menyembunyikan semua ini. " kata Jimin.

"Hyung, apa saat kecelakaan tadi kau kambuh?!" tanya Jungkook.

Tiga Maknae itu terkejut sekaligus khawatir.

" Tunggu, dengarkan Hyung dulu..." kata Namjoon menenangkan.

"Pada usia 15 tahun, aku menjalani operasi dan itu berhasil. Sekarang aku baik-baik saja, sungguh." Ia menenangkan para member yang tampak terkejut.

"Saat aku masuk agensi, beberapa staff memberi tahu agar aku membawa banyak dokumen termasuk rekam medis kesehatanku. Karena aku tidak ingin kalian khawatir. Aku tidak merasa ada yang perlu dikhawatirkan. Semuanya sudah berlalu," tambah Namjoon dengan suara lembut. "Dan lihatlah, aku di sini sekarang. Lebih kuat dari sebelumnya."

Seokjin menghela napas lega, tetapi rasa bersalah tetap menyelimuti hatinya. "Aku baru tahu dan merasa sangat khawatir. Aku seharusnya bertanya lebih dulu," ungkapnya, menunduk.

"Hyung, jangan seperti itu. Yang terpenting, aku aman sekarang. Yang perlu kita lakukan adalah bersenang-senang," kata Namjoon sambil tersenyum, meskipun wajahnya masih tampak lelah.

"Ya, kami akan melakukannya," sahut Taehyung, berusaha mengalihkan perhatian mereka. "Kita bisa mengadakan pesta kecil di dorm saat kau keluar!"

"Biar aku yang masak!" Seokjin tiba-tiba bersuara, berusaha mencairkan suasana. "Tapi hanya jika kau sudah benar-benar sembuh, Namjoon."

Namjoon mengangguk, "Aku akan berusaha cepat sembuh untuk menikmati masakanmu."

Suasana di ruangan itu mulai mencair. Mereka semua tertawa, tetapi Seokjin tetap merasakan berat di dalam hati. Ia berjanji kepada dirinya sendiri untuk lebih memperhatikan Namjoon dan tidak menyimpan kekhawatiran yang sama di dalam diri mereka. Seokjin tahu bahwa mereka adalah keluarga, dan saling berbagi adalah hal terpenting yang harus mereka lakukan.

Ketika mereka meninggalkan rumah sakit, Seokjin merasa lega, tetapi perasaan bersalah yang menyertainya tidak sepenuhnya hilang. Dia bertekad untuk memastikan bahwa Namjoon tahu betapa berartinya dia bagi semua member. Dengan harapan baru dan cinta yang kuat di antara mereka, Seokjin tahu bahwa apa pun yang terjadi di masa depan, mereka akan selalu bersama, menghadapi segala tantangan sebagai satu keluarga.

*******

Akhirnya dapet ide buat bikin one shot. Hehehe

Untuk awalan aku kasih yang...

Apa ini ringan atau berat...

Penilaian kalian aja ya,

Namanya juga one shot. Awalnya sih aku maunya yang ringan-ringan aja.

Cuma nanti tergantung ide, bisa aja tiba-tiba dapet yang berat.

Tetapi tetep one shot kok nggak ada part 2. Dan part-part lainnya 😂😂😂

Uri Leader, Kim Namjoon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang